Duapuluh lima

731 92 27
                                    

Michael's POV

"Hey Michael!! Aku Lucy!" Kata seorang cewek saat kita selesai rehearsal untuk show di Burbank.

Iya, banyak sekali para penggemar sekarang.

Aku tersenyum pada Lucy lalu menempatkan posisi di samping kepalanya menghadap kamera ponselnya, "Oh hey Lucy!"

Setelah dua kali berfoto, cewek itu menyeringai kesenangan dan berkata, "Terimakasih banyak Michael! I love you so much!"

Iya, itu sudah biasa.

Aku balas tersenyum, "Alright, see you later!"

Dan masih banyak yang menunggu giliran dengan rata-rata kalimat yang sama 'Hey', 'Terimakasih' dan 'I love you so much'.

I love you all too so much. Kalian telah membantu kami.

Sudah beberapa fans yang kami lewati dan penuhi keinginan berfotonya sampai kami dekat dengan Van. Tapi seorang cewek menari lenganku.

"Hey Michael! Bolehkah aku berfoto bersamamu?" Katanya tersenyun.

Aku melangkah mundur sedikit dan tersenyum, "Tentu saja."

Dua jepretan dengan polaroid.

"Terimakasih Michael! Namaku Jessica!" Kata cewek itu tersenyum girang.

Aku mengangguk dan tersenyum, "Oke, sampai nanti Jess--"

"Michael, Ava itu siapa?" Dia memotong kalimatku. Sukses membuatku bingung. Dari mana dia tahu soal Ava?

"Michael, ayo!!" Teriak Calum dalam Van.

Aku melirik Van lalu kembali pada Jessica, memberikannya senyuman canggung, "Dia temanku."

Kulihat Jessica mengangguk dan aku segera masuk Van. Terkejut dengan pertanyaannya. Teman?

***

"INI SUDAH 3 HARI, CALUM!" Teriakku frustasi saat sampai di Villa yang kami beli khusus di Bvld, Burbank Los Angeles.

Calum tidak memberikan komentar apapun, dia berjalan ke arah dapur dan mengambil air.

Tidak ada yang mau mendengarkanku!

Apa yang terjadi pada Ava? Ya ampun dia bikin pusing saja!!

Drrt drrt

OH PONSELKU BERGETAR! PASTI ITU AVA!

Aku segera mengeluarkan ponsel dari saku celana. Oh.

"Helo Mom?"

... Iya aku baik-baik saja, bagaimana dengan di sana?

... Baguslah kalau begitu, sampaikan salamku pada Dad,

... Iya kalian juga satu-satunya kedua orang tuaku, hahahaha,

... Aku bercanda, Mom

... Aku akan kembali sekitar dua minggu lagi

... Baiklah sampai nanti Mom, I love you."

Oke, jadi tadi itu telepon dari Mom. Oh aku jadi merindukan rumah ...

"Michael, Ava sudah ada kabar?" Tanya Luke.

Aku menunduk sedikit menatap layar ponselku. Aku sudah mengecek semua media sosialnya. Dan tetap sama seperti kemarin. Sarah juga bilang hal yang sama. Rumahnya masih kosong.

Tapi Sarah bilang, tetangga Ava melihat keluarganya pergi dengan membawa beberapa koper tiga hari yang lalu.

Kemana mereka?

"Tidak tahu, belum ada kabar lagi." Jawabku sementara Luke mulai menyesap kopi.

"Apa kau tahu belakangan ini dia berencana kemana?" Tanya Luke lagi.

Berencana? Tidak ada rencana. Atau memang Ava tidak bicara tentang rencama untuk pergi kemana-mana padaku.

Aku tetap menatap layar ponselku dan menggeleng sebagai jawaban 'tidak'.

"Atau keinginan dia?"

Aku berpikir lagi. Keinginan? Yang aku tahu pasti Ava ingin sekali pergi ke pusat NASA. Itu pasti. Dan keinginannya pasti Peradaban Alien itu ditemukan dan terbukti ada.

Tapi itu tidak masuk akal, pasti dia akan memberitahuku dulu kalau mau pergi ke pusat NASA. Setidaknya untuk sekedar berbangga diri.

"Keinginannya hanya alien dan ufo." Jawabku ketus.

Luke tertawa, "Seaneh itukan dia?"

Aneh? Ava tidak aneh!

"DIA TIDAK ANEH!" Teriakku memelotinya.

"Oh, santai saja kali!" Seru Luke tapi tetap tertawa, "Aku hanya bercanda."

Aku mengangguk tanda mengiyakan dan bangkit dari sofa, aku sedang tidak ingin melakukan apapun. Apa dia tidak mau lagi berhubungan denganku? Entahlah, tapi--kau juga tahu bagaimana rasanya, saat sedang dekat dengan orang yang disukai lalu tiba-tiba dia menghilang dan kau mengira dia menjauhimu. Itu memusingkan. Dan itu terjadi padaku.

Kegiatan manggung dan bertemu fans sedikit mampu mengalihkan pikiranku. Tapi itu hanya sesaat.

Aku berbaring di ranjang dan membuka ponsel, mengecek semua sosial medianya lagi.

Dan tetap sama--tidak ada perubahan.

I'm desperate, but not hopeless.

Aku buka galeri foto dan kubuka folder 'Avalien'. Aku menatapi lalu menggeser fotonya satu-persatu.

Aku sangat cemas--terlebih aku sangat merindukannya.

Aku rasakan mataku mulai berat dan setelahnya aku rasa aku tertidur.

***

"Michael."

"Michael, bangun!"

Oh aku merasakan tubuhku digoyang--goyang mujair.

Aku mendengar suara Calum memanggil-manggil namaku seperti memanggil seorang Jin dari dalam lampu ajaib. Bedanya--dia tidak menggosokku, melainkan menggoyangkan tubuhku.

Aku perlahan membuka kelopak mataku yang sudah seperti disuper glue.

"Apa?" Tanyaku parau.

"Bangun! Di depan ada penggemar yang memaksa untuk bertemu dengan kita!" Serunya.

"Kenapa tidak kalian saja bertiga?!" Kataku lalu membenamkan wajahku ke dalam bantal.

"Kita sudah ketemu dengannya tapi dia tidak mau pergi sebelum bertemu denganmu! Ayolah, kita sudah kewalahan!" Serunya lagi.

Penggemar fanatik.

Aku akhirnya menyerah dan bangun dari tidurku.

"Kenapa dia bisa masuk?" Tanyaku lagi.

"Dia memaksa dan mengamuk di luar."

Aku bangun dan mengikuti Calum berjalan ke luar rumah untuk bertemu dengan penggemar fanatik itu.

Saat aku keluar dari pintu depan, aku melihat Ashton dan Luke bersama security berdiri di luar gerbang. Aku dan Calum menuruni tangga untuk menghampiri mereka semua.

Saat aku sudah sampai, Ashton, Luke dan Calum memberikan tautan kedua alisnya tanda mengeluh. Mereka melempar pandangan mereka pada cewek yang berdiri membelakangi kami--cewek berambut cokelat.

Aku berdeham membersihkan tenggorokanku, "Halo."

Cewek itu berbalik badan.

Shit piss fuck cunt cocksucker motherfucker tits fart turd and twat.

Tidak mungkin.

Dia menyilangkan kedua tangannya, "Kau ini memang idola yang sombong sekali ya!" []

_________________________________________

Ow ow ow ow ow ow

Udah ah a/n nya segitu aja ya.

Vote + Komentar!!!

Thanks for reading!! Good afternooon fellas!

Don't Stop [Michael Clifford]Where stories live. Discover now