12. A PROBLEM OCCURRED

Start from the beginning
                                    

“Anjir!” Rahang Alfa mengeras melihat ular sanca kian mendekat.

“Sayang—”

“Sayang?”

Alfa mendengus mendengar panggilan menjijikkan itu, kemudian dengan kasar melepas tangan cewek yang bergelayut manja di lengannya.

“Ngimpi lo ketinggian,” ucapnya dingin.

Lia, cewek itu cemberut begitu pegangan tangannya lepas. “Yaudah gak jadi panggil sayang ngantin aja yuk pengen ngobrol berdua Alfa.”

“Gue gak ada waktu.”

Alfa kembali berjalan mengabaikan perempuan di belakangnya.

“Apa karena Gaby?” Spontan Alfa berhenti. Ia menoleh dengan kedua alis menaut tajam.

“Sejak kenal sama tuh cewek lo berubah dari yang biasanya selalu Welcome n have fun apapun yang gue lakukin, tapi sekarang? Lo nolak gue cuma karena pengen ngobrol berdua aja ngotak nggak kayak gitu??” geram Lia menggebu-gebu. Sorot matanya menatap nanar laki-laki yang berdiri jauh di depannya.

Alfa menghela napas panjang seraya membalas tatapan Lia yang memuakkan di matanya. “Lo harus belajar kalau hati manusia itu mudah berubah-ubah. Jangan terpaku sama masa lalu.”

Mendengar itu Lia menyunggingkan senyum manis. Dengan gerakan kurang dari seperkian detik ia menyerang bibir Alfa. Bahkan dengan berani dirinya sampai menggigit bibir laki-laki itu, membuat seluruh anak-anak yang berada di sana menjerit heboh.

Fuck, anjeng lo ngapain cium gue?!” Alfa mendorong kencang tubuh Lia dari hadapannya.

“Gue kangen sama ciuman lo,” jawab Lia blakblakan. Sama sekali tidak takut dengan tampang Alfa yang jauh lebih dingin dari sebelumnya. Siap menelannya hidup-hidup.

Alfa mencengkram kuat lengan Lia bersamaan dengan tatapan matanya yang menghunus tajam. “Sejak kapan gue pernah nyentuh cewek murahan kayak lo?”

Lia tersenyum smirk. Tangannya yang bebas mengusap dada bidang Alfa yang terhalang oleh hoodie dengan menggoda. “Cowok sekalinya mabuk gak bakal ingat apa yang udah mereka lakuin. Sama seperti sekarang lo bahkan lupa pernah nyium gue di depan teman-teman lo.”

Fuck!

Alfa mengacungkan jari tengahnya di hadapan Lia. Dengan amarah yang berkobar-kobar ia segera pergi meninggalkan cewek ular yang sudah membuatnya malu setengah mati.

Di tempat lain anak-anak yang melihat kejadian itu lantas berbisik-bisik membicarakan hal yang baru saja mereka lihat. Ada yang terang-terangan menghujat Lia jika cewek itu murahan, tetapi ada juga yang memuji keberaninya karena telah berhasil mencium Most Wanted yang terkenal galak.

“Tuh cewek makin di biarin makin ngelunjak, ya? Udah hobinya ngebully adek kelas, suka caper sana sini terus sekarang main nyosor pacar orang. Dih, jijik gue lihatnya,” cibir salah satu dari mereka.

“Gue sih bodoamat mereka mau ngapain aja asal jangan di sekolahan juga anjir. Emang dasar nggak punya etika.” Mesya, Ketos SMA Cempaka periode dua itu ikut berkomentar. Sejak awal dirinya memang sudah membenci cewek bernama Lia karena kerap menebar gosip.

“Gaes, dengerin ya gue ada pantun cocok buat cewek gatel kayak Lia,” ujar Nina. Admin Lambe Turah itu tak mau kalah.

“Sikat!!” seru anak-anak.

"Gue kira beras ternyata pete, gue kira mbaknya berkelas taunya lonte. Upss..., sorry keceplosan."

Dan mereka semua yang berdiri di sana langsung tertawa bersama mendengarnya. Tidak peduli jika halnya ada guru yang melihat.

ALFA Where stories live. Discover now