Episode 24

3.2K 168 1
                                    

Vote komennya atuh gaes:D

Vote komennya atuh gaes:D

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...

Di sepinya lorong apartemen, Hayla berjalan cepat seraya bergerutu kecil. Masalahnya, Asher pergi tanpa membawa ponsel. Bagaimana cowok itu bisa lupa benda kecil tapi penting itu? Kalau Asher berangkat bukan untuk pekerjaan, maka Hayla tidak akan seribet ini.

Netranya menelisik sekitaran yang sekiranya ada Asher, mungkin saja lelaki tersebut belum benar-benar ke tempat tujuannya. Menghela napas sejenak, alhasil Hayla kembali masuk.

Hatinya masih belum berhenti menyumpah serapahi Asher, bisa-bisanya dia menyusahkan dirinya dalam hal mungkin dianggap sepele ini. Sendal yang Hayla kenakan mengetuk pelan sembari menunggu pintu lift terbuka, selama itu pula Hayla iseng menjelajahi handphone Asher. Tidak macam-macam kok, hanya melihat-lihat barang di aplikasi online saja, walau tidak akan Hayla beli.

Nyaris terjengkit, Hayla berdesis kecil kala benda tipis tersebut mengeluarkan bising yang membuat beberapa orang meliriknya. Ada telepon dari salah satu teman Asher. Awalnya Hayla ingin mengabaikan, tapi jika apa yang akan dikatakan temannya itu penting bagaimana? Bisa saja, kan, Hayla memberitahu Asher nanti bila dia sudah pulang?

"Halo?" sapa Hayla dengan suara rendah, kalau memakai nada besar bisa diberi wejangan tak enak dirinya dari teman Asher. Sangat memalukan.

"Woy Ay, hp gue ketinggalaaaaaaannnn!!!!" Bukan sapaan ramah yang Hayla terima, melainkan teriakan Asher yang berhasil menyakiti gendang telinganya.

"Ceroboh sih lo, kalo mau ke mana-mana tuh cek dulu takutnya ada yang ketinggalan kayak sekarang!" omel Hayla, sebal pada Asher yang sangat tidak teliti.

'"Ya maaf, lagian gue buru-buru banget, lo di mana?"

"Mau naik ke lantai delapan, tadi gue nyariin lo di bawah tapi udah gak ada, yaudah mending balik lagi aja."

"JANGAAAANNNN DULUUUU!!!"

Hayla sontak menjauhkan ponsel Asher saat lelaki itu berkoar di seberang telepon sana, jantungnya nyaris copot akibat mendengar lengkingan pita suara Asher.

"Kenapa?" tanya Hayla.

"Gue ada di depan gedung bekas promnight waktu itu, lo keluar dong."

"Lo nyuruh gue ke sana?" dengus Hayla, berani sekali cowok itu memperintahkannya.

"Nggak, gue bilang lo keluar aja, biar gue yang nyamperin lo ke situ. Gue lagi jalan ini, udah naik lift belum?"

"Belum, untung lo bilang." Hayla berjalan sesuai perkataan Asher, menunggu di depan pintu selamat datang apartemen yang mereka tinggali.

Kepalanya celingukan mencari keberadaan Asher, namun karena banyaknya orang menjadikan Hayla sulit untuk melihat ke depan. Sambungan telepon sudah ia matikan beberapa detik lalu, kini Hayla hanya perlu menunggu Asher mendatanginya.

ASHER: LOVE MISTAKESWhere stories live. Discover now