Episode 9

8.1K 345 21
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

...

Malu-malu mentari menampakkan wujudnya dari arah timur, sedikit demi sedikit menyinari bumi dengan terangnya yang menyilaukan, sementara itu embun pagi hati-hati melompat dari ujung daun hingga menyentuh tanah dan melebur.

Sepasang makhluk yang masih dikatakan pengantin baru itu masih betah bersembunyi di balik selimut tebal, menghangatkan tubuh dari sergapan angin setelah semalaman hujan lebat. Dengan guling sebagai pembatas, keduanya tanpa sadar tidur menyamping saling berhadapan.

Sampai jam weker menginterupsi manusia untuk bangun dan melanjutkan kehidupan suram mereka, Hayla menggeliat kecil seraya menlenguh lirih. Tidak kaget ketika netranya menangkap jarum waktu, perlahan duduk dengan punggung menyandar di sandaran ranjang. Terlalu cepat untuk kembali mengawali hari.

Melirik sebentar ke kasur sebelah, akhirnya Hayla beranjak hendak membersihkan diri. Di sisi lain, Asher anteng mengorok dengan posisi tengkurap. Tak lupa iler yang mengalir deras menciptakan danau kecil di atas bantal, dan meninggalkan bekas di sisi bibirnya. Sungguh gaya tidur aku banget.

Detik pun menit berjalan cepat layaknya sang kelinci berlomba lari dengan sang kura-kura, sampai sepasang mata berbulu lurus itu kini terbuka sempurna, membola. Degup jantung berlarian kencang, Asher melompat dari atas tempat ternyaman bagi para kaum rebahan itu dan segera masuk kamar mandi.

"Mati gue."

...


"Kenapa lo gak bangunin gue?!" hardik Asher seraya berjalan menuju dapur, di mana Hayla sedang mencuci piring.

Tertoleh cepat, Hayla berdesis kencang. "Kasian, kayaknya lo lagi mimpi bagus."

"Seharusnya lo bangunin gue aja!"  Tak ingin menghabiskan waktu lebih banyak, Asher menyuap roti berlapis selai kacang dalam sekali suapan.

"Kenapa gitu?"

"Gue ada kelas pagi lagi."

"Oh," balas Hayla tak acuh.

Asher jadi sebal, menyatukan kedua alis cowok itu mendekati Hayla, sekarang Asher berdiri tepat di samping Hayla.

"Oh? Lo bilang oh doang?" Intonasinya sedikit meninggi, meski tidak nyaring namun dapat membuat kuping Hayla berdenging.

"Yaiya oh, emang gue peduli gitu? Nggak!" Hayla membalas dengan nada yang sama.

"Ini tuh kelas penting."

Menghelas kecil, Hayla mengangguk mengerti. "Jam berapa?"

"Delapan, sedangkan sekarang udah jam sembilan kurang, abis gue, Ay!" Frustasi, Asher mengusap wajahnya tak tahu harus berbuat apa, mengacak-acak rambutnya yang semula telah Asher rapihkan.

Hayla merotasikan bola mata jengah, mengelap tangannya yang basah sehabis mencuci, lalu mendekati meja makan untuk membereskan barang belanjaan yang Hayla beli lewat aplikasi online.

ASHER: LOVE MISTAKESDonde viven las historias. Descúbrelo ahora