Perempuan itu merasa lega, Althaf tidak marah. Bahkan lelaki itu kini terlihat santai, padahal ia sudah ketakutan setengah mati. Memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.
"Makannya itu otak jangan dibuat mikir jelek terus,"
Nasha heran, bagaimana bisa Althaf selalu tahu pikirannya? Apa cowok itu punya kemampuan ajaib yang bisa untuk menerawang-
"Tuh kan,"
"Iya iya nggak mikir jelek!" decak Nasha kesal karena Althaf membuyarkan lamunannya.
Althaf mendorong kursi rodanya memasuki supermarket yang begitu besar. Begitu ia masuk, berbagai pasang mata mengarahkan pandangannya kepada perempuan yang duduk di kursi roda itu. Nasha tahu, dirinya menjadi pusat perhatian. Dan ia tidak suka hal itu. Ia benci tatapan kasihan para manusia itu.
Lamunannya terhenti kala usapan lembut hinggap di bahunya, "Udah ya, acuhin aja. Mending fokus sama apa yang mau kamu beli,"
Nasha mengangguk, meski otaknya tidak singkron dengan anggukannya. Nasha menatap bingung begitu Althaf menghentikan kursi rodanya di tempat sayuran dan aneka kebutuhan dapur.
"Kok berhenti disini?"
"Iya, mau beli sayuran dulu. Kamu mau apa?" tanya Althaf seraya mengambil seikat sawi.
'Hah? Terus nanti gue disuruh masak gitu?'
"Nasha?" panggil Althaf seraya menepukkan seikat sawi yang diambilnya ke bahunya pelan.
"Hah? Eh-mau semuanya, pokok enak,"
Althaf tersenyum kecil, "Gini-gini kamu omnivora ya?"
"Sembarangan! Kalau pait-pait ya gue nggak mau,"
"Emang ada sayuran pait?" tanya Althaf sambil melanjutkan jalannya ke tempat selanjutnya, mengambil beberapa sayuran lainnya.
"Ada! itu yang warnanya ijo bentuknya panjang nggak tau namanya,"
"Pare, sayang,"
Blush!
'Apa tadi? Althaf manggil gue sayang? di tengah keramaian gini? Gila! Nggak waras! Tolong jantung gue mau keluar!"
"Lo manggil gue apa tadi?" tanya Nasha hingga tanpa sadar suaranya meninggi karena efek gugupnya. Memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.
Althaf yang sedang memilih beberapa jamur menoleh, "Hah? Emang aku manggil kamu apa?" tanyanya heran.
Kini giliran Nasha yang menatapnya bingung, "Lo nggak sadar?"
Althaf menggeleng pelan, "Enggak,"
'Gila! Dasar cowo PHP! Bisa-bisanya gue baper sama cowo yang ngomongnya nggak make perasaan! Bodoh Nasha, bodoh!'
"Emang aku manggil kamu apa tadi? Eh kamu mau jamur kan?" tanya Althaf lagi.
Nasha memalingkan mukanya, "Bodoamat! Gue nggak peduli! Pilih aja sendiri!"
Althaf menautkan kedua alisnya bingung melihat ekspresi Nasha yang seketika berubah keruh, "Lah kok marah?"
Nasha bergeming, tak berniat menanggapi apapun yang lelaki itu lakukan. Althaf semakin bingung, memang ia tadi ngomong apa sih? Sungguh ia tidak sadar sama sekali.
"Kamu marah?" tanya Althaf lagi begitu mengamati Nasha yang hanya diam semenjak di tempat jamur. Begitu juga saat Althaf menawarinya beberapa camilan, perempuan itu hanya diam tanpa berniat menjawab. Althaf terpaksa mengambil beberapa camilan untuk mereka berdua.
YOU ARE READING
Unpredictable
Romance[Campus Story 1] [END] Start: 20 Juni 2020 Finish: 24 Juli 2022 Judul lama : Hai you! Haura Nasha Athaillah, seorang mahasiswi administrasi bisnis yang sedang menempuh semester 3. Perempuan cantik itu berubah menjadi pendiam, cuek, dan dingin seme...
Part 24 - PYARRR!!!
Start from the beginning
