Hai!! Welcome back to my channel! Canda ding, my story maksudnya!
Oke, nih buat kalian yang nungguin update Nasha sama Althaf, seneng nggak nih?
Jadiii, part ini aku tambahin 200 kata lebih banyak daripada part kemarin. Menurut kalian, ini kebanyakan nggak sih? Jawab yaa.. Aku pengen tau pendapat dari kalian hehe..
Dan juga aku mau kasi tau, kalau judul sub bab di part awal-awal bakal aku ganti, tapi isinya tetap sama. Jadi aku bakal ngerubah judul aja. Kalian nggak perlu khwatair. Ini aku cuma ngasi pemberitahuan biar kalian nggak kaget kalau judulnya berubah hehe
Makasih banget buat kalian yang udah vote and comment, aku tunggu spam kalian di part ini, Okay? ♥️ 😘
Oke, udah itu aja info dari aku, happy reading all!
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
"Kamu selalu bisa membuat aku khawatir dengan caramu sendiri, Nasha. Aku mohon, jaga diri kamu baik-baik. Karena aku tidak bisa selalu berada di samping kamu."
~Althaf Fairuz Azzamy~
🌸🌸🌸
Nasha dan Orlan serempak menoleh. Nasha tersenyum samar saat Althaf berjalan mendekatinya. Hatinya tidak pernah selega ini. Penyelamatnya telah datang.
"Ups siapa lagi ini? Berlagak jadi pahlawan, eh?" tawa Orlan mengejek.
Althaf hampir saja maju mendekati Orlan jika saja Nasha tidak menahan lengannya untuk tetap berada di sampingnya. Tidak, ia tidak mau menyaksikan keduanya bertengkar. Nasha terlalu sayang jika wajah ganteng Althaf akan dihiasi biru-biru oleh tangan keparat mantan pacarnya.
"Dia cowo gue, dan dia seribu kali lebih baik daripada lo!" balas Nasha dengan senyuman bangga.
Orlan tertawa mengejek, lalu mengalihkan pandangannya kepada Althaf yang kini menatapnya tajam. "Gue tau, lo cowok yang waktu itu di kafe," ucapnya sembari menepuk bahu Althaf yang segera ditepis oleh lelaki itu.
Orlan menatapnya tidak suka, "Cih! Sombong lo! Dibayar berapa lo sama cewek sok suci ini hah?"
Nasha memeluk lengan Althaf cemas. Ia takut lelaki itu salah paham. Perempuan itu bisa melihat Althaf yang mengetatkan rahangnya, pertanda sedang emosi.
"Pergi lo! Atau mau gue panggilin satpam?!" ucap Althaf dingin dengan pandangan menusuk.
"Brengsek! Berani lo sama gue bangsat?!" tantang Orlan maju hingga mencengkeram krah baju Althaf.
Nasha semakin mengeratkan remasannya di lengan kemeja Althaf, "Al," rengeknya memelas dengan mata kembali berkaca-kaca. Ia tidak pernah berani melihat orang bertengkar. Ia takut.
Althaf menepis tangan Orlan kasar, hingga pegangan lelaki itu terlepas. "Gue nggak sudi ngotorin tangan gue buat ngeladenin orang kaya lo!"
Althaf tak mau membuang waktunya lagi, ia tahu Nasha ketakutan. Ia segera mendorong kursi roda Nasha menjauh, membiarkan Orlan yang bergelut dengan emosinya.
"Anjing! Bangsat lo! Cantik doang! Tapi cacat! Mati aja lo pada!"
Althaf menulikan pendengarannya, terlalu malas menanggapi orang yang tidak waras menurutnya. Tapi lain halnya dengan Nasha. Kata cacat berulang kali berputar di kepalanya. Orlan memang benar, ia cacat. Ia tidak pantas untuk Althaf. Ia tidak pantas untuk hidup.
Tiba-tiba, sebuah sentilan mendarat di ubun-ubun Nasha, "Otak kamu mau aku buang ke laut?"
Nasha merubah ekspresinya menjadi cemberut, melupakan pikiran-pikiran buruknya, "Kenapa mulutnya jahat sih?"
YOU ARE READING
Unpredictable
Romance[Campus Story 1] [END] Start: 20 Juni 2020 Finish: 24 Juli 2022 Judul lama : Hai you! Haura Nasha Athaillah, seorang mahasiswi administrasi bisnis yang sedang menempuh semester 3. Perempuan cantik itu berubah menjadi pendiam, cuek, dan dingin seme...
