"Gimana? Bagus tidak?"

Ia terdiam tak membalas, lalu orang misterius itu kembali berkata.

"Apa kau takut, gadis ular? Hahaha.. Itu belum seberapa, sayang. Jadi tunggu hadiah ku selanjut nya!"

"Ss-siapa lo?!" tanya nya dengan gemetar.

Seseorang di seberang sana malah terkekeh dan ia juga mendengar beberapa kekehan lain seperti ada orang lain disana.

"Hahaha.. Tidak usah tau siapa aku, cukup diam dan nikmati permainan nya,"

"SEE YOU CANTIK!"

Tut tut

Panggilan itu terputus sepihak, ia menduga bahwa ia di teror oleh beberapa orang. Karena ia mendengat suara lain di telpon tadi. Ia masih terdiam sambil menatap ponsel nya, rasa takut semakin menjalar ke seluruh tubuh nya. Gadis itu memeluk lutut nya, menenggelamkan kepalanya disana sambil terisak.

Sungguh dirinya sekarang begitu takut.

•MARVEL•

"Marvel?" lelaki yang duduk di kursi roda yang tengah melihat langit malam itu perlahan membalikan kursi roda nya dan melihat Vita dan Marcel disana juga jangan lupakan Mellissa yang masih berdiri canggung disamping Vita.

"Kamu ngapain disini? Habis ketemu siapa?" tanya Vita. Wanita paruh baya itu mendekat dan melihat Marvel yang hanya diam.

Mata Marvel melihat Mellissa sekilas lalu beralih menatap Vita. Mungkin Mellissa sempat bertemu dengan Vita tadi, pikirnya.

"Habis ketemu sama temen, Mah." balas nya.

"Lo ngapain ninggalin Mellisssa sendirian, sih? Untung gak di ganggu sama anak cowok di warung sana," Marvel mengikuti arah yang di tunjuk oleh Marcel, disana terdapat sebuah warung yang di penuhi oleh sekitar sepuluh orang remaja lelaki yang berpakaian seperti preman.

Mata tajam nya mengarah pada Mellissa yang kini telah bersembunyi di balik punggung tegap Marcel, mungkin gadis mungil itu takut jika ia mengeluarkan amarah nya.

"Padahal kan tadi udah gue bilang cepet tan," tajam nya pada gadis itu.

"Oo-orang pas lo mutusin telpon nya, mereka mulai gangguin gue, untung ada Kak Marcel sama Tante Vita," ujar nya sambil memilin ujung baju yang ia kenakan, persis seperti bocah yang baru saja mengakui kesalahan nya pada orang tua nya.

Marvel menghembuskan nafas nya sebentar lalu beralih pada tangan nya yang di usap pelan oleh Vita. Senyuman manis wanita itu perlahan membuat hati nya sedikit menghangat.

"Sekarang kita antar Mellissa, terus beresin baju kamu lalu kita pulang ke rumah," ujar Vita yang membuat Marvel mendongak.

"Pulang?" beo nya.

Vita mengangguk. "Iya pulang, lagian kenapa?"

"Kenapa Mamah pulang cepet? Bukannya beberapa hari lagi?" masih keukeuh dengan pendirian nya, ia terus saja memberikan beberapa pertanyaan pada Vita.

"Memang nya kalau Mamah pulang cepet gara-gara kangen sama kamu itu masalah?" Marvel terdiam sebentar, lalu menggeleng pelan.

Padahal dalam hati ia mengumpat, kenapa harus pulang sekarang? Ia masih belum menikmati waktu nya dengan Mellissa. Ia masih ingin berduaan dengan gadis itu, hitung-hitung belajar berumah tangga. Mengkhayal lo kejauhan!

Mereka pun mengangguk, Marcel mendorong kursi roda Marvel. Sedangkan dua wanita itu sudah berada jauh di depan sambil berbincang pelan.

"Makan apaan sih, lo? Berat amat, berasa dorong banteng gue!" Marcel mendengus kesal.

"Padahal dulu lo nggak seberat ini perasaan," sambung nya.

"Itu 'kan dulu, sat!" Marvel ingin sekali menampol kepala adik nya ini. Tapi jangan sih, nanti tidak ada yang bisa ia jadikan babu di rumah.

Mereka pun memasuki mobil dengan Vita berada di depan, duduk di samping supir. Mellissa yang di jepit oleh Marcel disebelah kanan lalu Marvel di sebelah kiri. Menang banyak lo, njir!

"Mell, Marvel nggak buat ulah, 'kan?" tanya Vita membuka pembicaraan.

Mellissa menoleh pada Marvel sebentar, cowok itu terlihat tak peduli. Bahkan seperti nya cowok itu sudah terlihat mengantuk.

"Pasti buat ulah 'kan, Mell?" tuduh Marcel. Lelaki satu ini memang sering sekali memancing amarah Marvel.

"Nggak kebalik?" kekeh Marvel sinis.

"Hey! Mamah tanya sama Mellissa, bukan kalian berdua yang jawab!" kedua lelaki kembar itu sontak terdiam.

"Hehe, nggak, Tan. Tenang aja, palingan ya sifat usil nya aja yang sering keluar," Marvel mendengus kesal. Kapan ia berbuat usil pada gadis itu? Tidak pernah sama sekali.

Idih! Pala lu, coba readers disini, aku tanya deh, Marvel sering ga usilin Mellissa?

Vita terkekeh kecil mendengar nya, Marvel memang seperti itu sedari kecil. Ia kira sifat usil nya akan hilang, tapi ia salah. Mereka kembali pada keadaan hening hingga mereka tiba di kediaman Alexsander.

•MARVEL•

Haha, tambah ga jelas, ya?
Maaf😭🙏
Lagi gak ada ide, soalnya mood rusak banget belakangan ini ntah kenapa😭
Yang masih stay disini, ada ga ya?
Sampe sini dlu ya, nnti aku bawain part yang lebih panjang dari ini..
JAGA KESEHATAN SEMUA💓 Semoga pandemi ini cepat berakhir ya, aku kangen sekolah🙂 semangat belajar nya yang udah mulai daring😙💓

MARVEL 2 [REST]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora