19. My Page

74 19 10
                                    

***

"Kamu adalah sebuah tulisan yang ingin ku bukukan dengan nomor halaman tak terhingga."

****

Lucas, Dery, dan Derel yang duduk berjejer di sofa markas kebesaran mereka saling memandang ke arah yang sama. Yakni ke arah Kaila yang sekarang berdiri didampingi oleh Melvian dengan dua langkah di belakangnya. Gadis tersebut saat ini menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menampilkan ekspresi muka serius nan judes. Ekspresi yang sama seperti yang ditunjukkan ketika baru bertemu mereka saat kejadian ribut di kantin sekolah beberapa waktu yang lalu.

"Jadi, kalian juga udah tahu kalau Melvin pura-pura di sekolah?" tanya Kaila ke arah mereka bertiga.

Reflek, ketiganya mengangguk bersamaan.

"Melvin yang nyuruh malah." Derel dengan nada polosnya menunjuk ke arah Melvin.

Melvin yang ditunjuk mengulang menunjuk dirinya sendiri, merasa tidak tahu apa-apa.

"Tenang aja Bos ipar—"

"Bos ipar?" potong Kaila ketika Dery mengatakan demikian.

"Melvin kan bos kita, lo pacarnya bener kan bos ipar manggilnya?"

Lucas hanya mengangguk-angguk dan mengisyaratkan kepada Kaila untuk mengiyakan apa saja yang dikatakan Dery biar cepet. Kebetulan Lucas lagi kelaperan, karena kedatangan Kaila dan Melvin, rasa sungkannya untuk makan duluan tiba-tiba membuncah.

"Trus rumor yang beredar Melvin jadi kacung kalian itu gimana penjelasannya? Kasih tau gue."

"Gimana nih ceritain mulai dari mana nih?" tanya Lucas. Keknya dia tipikal anak yang urusan nyeritain aib orang demen banget nih. Urusan nyeritain orang keknya bakal lebih banyak negatifnya daripada positifnya.

"Derel lo aja yang cerita, aura kalo si Lucas yang cerita keknya nggak bakal bener," titah Kaila kepada Derel yang sedari tadi hanya diam menyimak pembicaraan.

"Bener ya kata Melvin, mata lo bener, jiwa bersih dan otak encer makanya bisa melihat kepribadian Lucas yang nggak bener."

"Derel gue di samping lo." Lucas memperingatkan Derel karena dia merasa terhina.

"Btw, lo daritadi manggil kita kagak pake kak mulu, nyari masalah lo?" ucap Dery tiba-tiba.

Kaila mengedikkan bahu, "Kata Melvin gue nggak perlu lagi manggil dia kak, dan dia juga bilang gue nggak perlu manggil lo semua kak ketika kita lagi bareng."

Ketiganya langsung memberi tatapan maut kepada Melvin. Sedangkan yang ditatap hanya mengalihkan pandangan ke arah yang lain.

"Jadi ceritanya, pokoknya Melvin nggak tau deh keknya gabut banget anaknya, dia mau jadi orang susah biar nggak mau ada yang temenan sama dia atau pacaran sama dia. Tau deh, tuh orang gila emang nggak mau memanfaatkan fasilitas yang dia punya." Derel mengakhiri ceritanya. Sejujurnya dia tidak pandai bercerita, kalau menggitar dia jago. Genjrengin hati cewek juga dia jago.

Melvin mengarahkan dua jempolnya ke Derel, tanda sudah bagus menjawab pertanyaan Kaila.

"Trus kemarin yang ribut-ribut sampe Melvin berdarah-darah tuh gimana?" tanya Kaila menyinggung keributan beberapa hari yang lalu. Memang sih Melvin tidak sampai berdarah-darah seperti yang dikatakan Kaila. Tau sendiri Kaila memang anaknya suka membesar-besarkan.

"Tenang aja, siapapun yang macem-macem sama Melvin tetep kita sidak kok tanpa harus mengumbar status Melvin. Mereka cuman nggak mau lagi main ama Melvin, karena mereka taunya Melvin kacung kita. Jadi kalo main-main sama dia berarti nantangin kita gitu aja sih."

[✔]Miskin Couple (Mark Lee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang