31. Puzzle Piece

60 16 22
                                    

"Dan kini, potongan puzzle itu hampir sempurna..."

****

Meja makan rumah Hanan kali ini terisi lengkap saat agenda sarapan bersama. Mulai dari Raihan hingga Kaila semua ngumpul jadi satu di pagi hari ini.

Ini adalah awal baru terlebih lagi untuk Kaila setelah beberapa hari kemarin mengumumkan diri bahwa dia adalah bagian dari Bagaskara. Sebenarnya, alasan Kaila tidak pernah terpublikasi di kalangan luar bahwa dia adalah bagian dari Bagaskara karena dia yang kurang aktif dalam kegiatan yang melibatkan pihak luar. Kebanyakan Kaila hanya menghadiri pesta-pesta kecil yang minim media. Itu sebabnya, Kaila mudah jika harus merahasiakan identitas aslinya. Beda dengan sepupunya yang lain apalagi Raihan yang sudah sering menghiasi dunia pertelevisian, hingga majalah.

Terkait dengan keputusan Kaila untuk kembali ke sekolah, sebelumnya Raihan telah menawarkan kalau Kaila ingin pindah sekolah, atau pindah kota hingga pindah negara pun, keempat sepupunya akan mengiyakan dan akan ikut kemauan Kaila. Tetapi ternyata Kaila ingin tetap disini, sembari menyembuhkan dirinya sendiri dengan rajin konsultasi di psikolog.

Sebenarnya, karena tidak mau ketahuan oleh keempat sepupunya, Kaila suka melewatkan jadwal bertemu dengan psikolognya. Akhirnya, yah, belum selesai-selesai.

"Beneran yakin ga ngambil libur lagi?" tanya Jevin ke arah Kaila yang sedang menikmati sarapannya.

Kaila mengangguk, kemudian menyelesaikan makannya. "Lagian kalo gue ngambil libur lagi, yang kesenengan juga pasti lo karena ikutan libur."

"Emang Kaila paling cerdas," puji Raihan.

Setelah hampir dua minggu tidak masuk sekolah, hari ini adalah kali pertamanya Kaila akan kembali ke sekolah. Raihan juga memastikan bahwa kabar mengenai Kaila dan Melvian dua minggu yang lalu sudah sedikit reda sekarang.

"Lo beneran udah nggakpapa kan?"

"Kalo ada masalah segera ngomong ya Kai, kita semua bakalan bantuin."

"Kebiasaan deh, kita tuh mau ke sekolah bukan mau ke kandang macan astaga. Santai aja. Gue nggak bakal kenapa-kenapa."

Kaila meletakkan rotinya, kemudian kembali menatap ke arah keempat sepupunya. Benar-benar ya, mereka menatap Kaila dengan tatapan khawatir yang sama.

"Astaga, gue nggak kenapa-napa guys. Tolonglah, jangan selebay itu. Gue cuman patah hati bukan patah tulang whey," ucap Kaila agar para sepupunya dapat tenang. Tetapi, nyatanya mereka lebih khawatir dengan Kaila yang berusaha sok tegar. Mana ada orang patah hati di beri ungkapan "cuman."

****

Benar saja, ketika Kaila berangkat hampir setiap orang yang ditemuinya memandang berbinar ke arah Kaila. Kaila sampai heran, biasanya mereka semua tidak peduli dengan Kaila. Ini justru semuanya pada ngasih jalan bak Kaila putri raja. Padahal Kaila masih putri papa-mama.

Kaila berusaha tidak peduli dan segera menuju ke ruang kelasnya. Walaupun suasana seperti ini masih membuat ia terkejut. Juga, tak sedikit yang tiba-tiba muji Kaila tanpa alasan. Tambah aneh.

Sampai kemudian, ekor matanya menangkap Melviano yang berjalan ke arahnya. Spontan, Kaila langsung menoleh. Emang ya reaksi spontan tubuhnya kalau ada Melviano harus di setting ulang supaya nggak gampang noleh-noleh gini, bikin dia bakalan jadi salting sekaligus sakit hati.

[✔]Miskin Couple (Mark Lee)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt