Bab XXVI

1.3K 182 64
                                    

Entah bagaimana ceritanya mereka, Altas dan Rafa bisa kembali akur. Niat hati Aretha ingin membantu kedua orang tersebut agar kembali akur, tetapi ternyata mereka bisa bersama tanpa perantara dirinya.

Sampai sekarang dirinya masih bertanya-tanya bagaimana cara Rafa membujuk Altas yang cukup keras kepala itu.

"Ya Allah Rafa! Itu Altas baru pulang kok udah diajak mandi!"

Aretha buru-buru meletakkan nampannya. Wanita itu langsung mengambil alih putranya yang sudah bersih.

"Bau rumah sakit, ya, Al."

Altas menganggukkan kepalanya. Anak tersebut mengulurkan tangannya ke arah ibunya.

"Ma, nanti buatin Al makanan yang enak, ya."

"Makanan apa? Altas mau apa?"

"Mau adek," jawab Rafa sambil memeluk Aretha dari belakang.

"Kamu ini kebiasaan nggak pake baju!" ucap Aretha sambil menyingkirkan tangan Rafa dari tubuhnya.

"Adek? Adek apa, Ma?"

Aretha tak memperdulikan pertanyaan Altas. Wanita itu masih sibuk memakaikan baju ke tubuh anaknya. "Ma ...."

"Adek itu orang, Al. Kecil kayak Altas dulu." Rafa mencium pipi Aretha membuat ibu dan anak itu langsung membelalakkan matanya.

"Papa jangan!" Altas menyingkirkan tubuh Aretha dari jangkauan Rafa. "Ini Mama aku!"

"Ikan kamu kemarin nggak papa kasih makan. Coba dilihat mati apa enggak?"

Altas luluh dengan tipuan Rafa. Anak tersebut langsung turun dari ranjang dan berlari keluar.

"Mau ke mana?" Rafa menarik tangan Aretha hingga wanita tersebut sudah terduduk di pangkuannya.

"Raf, kalo ada Altas gimana?!"

Aretha yang jengkel langsung memutar kepalanya ke arah Rafa. Tanpa disangka, bibir Rafa menempel pada sudut bibir Aretha membuat Aretha langsung mendengus.

"Kamu, ya!"

"Apa?! Orang kamu yang puter kepala," jawab Rafa tak terima.

Aretha menatap datar suaminya. Wanita itu memencet rahang suaminya dengan kedua tangannya, hingga bibir laki-laki itu mencuat ke depan. "Ngeles!"

"Mau ke mana?" Rafa kembali menarik tangan istrinya yang beranjak dari pangkuannya.

"Awas, Raf! Aku mau masak."

"Kenapa masak, sih?! Udah ada ART juga, kamu diem di sini."

Aretha hanya pasrah ketika laki-laki itu mulai melancarkan aksinya sekarang.

—oOo—

"Loh? Altas makan apa, sayang?" Aretha mencium pipi anaknya yang sibuk dengan makanan di sampingnya.

"Itu Ndok, tadi bibi buatin lapis," jawab bi Inah.

"Minta Al." Rafa langsung mencomot makanan tersebut membuat Altas langsung menatap tajam ayahnya.

"Papa!"

Dengan tanpa dosa laki-laki itu langsung meluruskan kaki Aretha, kemudian langsung merebahkan kepalanya di tempat tersebut.

"Kamu ini di belakang masih ada. Suka banget gangguin Altas," ucap Aretha.

"Ma ... Ancel waktu itu gendong tah, katana mo cekolah. Al mau," ucap Altas.

Trust Me Aretha (Republish)Kde žijí příběhy. Začni objevovat