Bab XX

1.4K 164 21
                                    

Dengan suasana hati yang tak menentu mari kita membaca cerita ini.

نَصْرٌ مِّنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ





Happy Reading



"Papa curang, ya. Masa Altas hampir satu tahun, tapi belum pernah diajak naik pesawat." Aretha mencebikkan bibirnya ke arah Rafa yang setia bermain dengan anaknya.

"Bilang aja Mamanya yang pengen."

Aretha mendengus. "Dua tahun lalu, dan sampai sekarang."

"Sawat?" Aretha menoleh ketika Altas mengucapkan kata pesawat dengan wajah bingung.

"Iya, pesawat. Bisa terbang," jawab Rafa.

"Wush! Ulung?" tanya Altas.

"Bukan burung. Tapi dia bisa terbang," jawab Rafa. "Altas mau punya adek, nggak?"

"Jangan ngaco!" ucap Aretha.

"Kalo kemarin jebol gimana?" Mata Aretha memutar mendengar penuturan suaminya.

Aretha menutup resleting koper Rafa, kemudian meletakkannya di pojok ruangan. "Mama ke bawah dulu, ya. Kamu mau makan apa, Raf?"

"Apa aja dari istriku bakal aku makan."

Aretha mendengus mendengar ucapan Rafa. "Ngalus, Mas."


—oOo—

"Ma ... Ma!" Altas berlari ke arah dapur dengan kedua tangan yang diangkat. Bayi tersebut masih belajar menyeimbangkan badan.

"Hayo Papa kejar!" Rafa berlari dari sofa membuat Altas tertawa, kemudian semakin melajukan larinya.

"Mama! Ma ...."

Mata Aretha terbelalak ketika Altas bisa menyebutkan kata Mama dengan sempurna.

"Ma!" Altas mengulurkan tangannya ke arah Aretha. Dengan senang hati wanita itu menggendong Altas.

"Pinternya ...."

"Hao!" Rafa mengangkat tangannya seolah akan menerkam Altas seperti harimau.

"Ma!" ucap Altas dengan intonasi tinggi. "Ma, Pa!"

Altas mengangkat tubuhnya ke atas membuat Aretha kebingungan mengatasi keaktifan bayi tersebut.

"Raf, udah!" ucap Aretha sambil membawa Altas menjauh dari dapur. "Gendong Papa dulu."

"Nanti Papa terkam," ucap Rafa sambil menerima Altas.

"Ma ...."

Aretha tak menanggapi ocehan Altas yang ketakutan ketika digendong oleh ayahnya. Wanita itu menyiapkan segala jenis makanan ke atas meja.

"Bibi ke mana? Kok kamu kerja sendirian," ucap Rafa sambil mendudukkan Altas di kursi bayi.

"Di belakang, lagi cuci baju."

Altas menarik-narik baju Aretha dengan kuat membuat kepala Aretha langsung menoleh. "Ada apa? Altas mau makan?"

Bayi tersebut menggelengkan kepalanya keras. Pandangan matanya tertuju ke arah minuman Rafa yang berwarna mencolok.

Trust Me Aretha (Republish)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora