Bab I

4.6K 280 18
                                    

Aku kembali membawa mimpi bagi kalian semua, eaaa!!


Baca sambil dihayati. Komen yang banyak-banyak gitu. Biar up cepet🙈🙈

Selamat Berhalu, Ref


-oOo-

Aretha langsung berlari mencari ponselnya ketika sebuah panggilan masuk ke dalam indera pendengarannya.

"Ya Allah suami orang!" ucap Aretha sambil tertawa. "Itu jidat kamu kena apa?"

"Ke jedug pintu pesawat. Benjol banget memang?" Aretha langsung menganggukan kepalanya. "Lagi ngapain, Tha?"

"Bingung aku. Aku ke univ mana, ya, Raf?" tanya Aretha. Laki-laki itu memutar bola matanya ke atas seolah sedang berpikir.

"Yang di Jakarta ajalah. Nggak usah jauh-jauh," ucap Rafa.

"Idih! Kamu aja di Australia, Raf. Eh, bentar lagi lulus, 'kan?"

"Iya, lulus. Ke sini, nggak?" tanya Rafa. Aretha menggelengkan kepalanya dengan wajah sedih.

"Yaudah. Yang penting, 'kan, kamu do'ain aku biar semuanya lancar."

"Sepi, Raf. Kamu nggak ada. Hampir setahun aku cuman sendirian."

Air mata Aretha mulai menetes. Gadis itu kemudian menutup wajahnya dengan bantal, membuka Rafa yang berada di Australia tersenyum.

"Kamu kenapa nggak pernah pulang, sih?! Padahal kata Karissa ada jadwal libur tiap bulan." Suara gadis itu teredam bantal, yah ... meskipun Rafa masih bisa mendengarnya.

"Tha ... memang kata Karissa ada libur. Tapi cuman beberapa hari nggak cukup buat ke Indonesia. Aku di sini nggak selingkuh, lho. Inget nggak waktu pertama kali kamu ke Aussie malah kamu nuduh aku selingkuh sama Karissa? Nyatanya nggak, 'kan?"

"Besok kelulusan aku, Raf. Kamu nggak ada gitu?"

Aretha memberanikan diri melihat ke arah kamera. Bibir Aretha bergetar, kemudian gadis itu kembali menangis.

"Tetep cengeng, ya. Padahal udah mau kuliah. Aku sengaja nggak dateng biar aku cepet selesai, terus kita bisa sama-sama, sayang."

Aretha tetap terisak, meskipun Rafa mengucapkan kalimat tersebut. "Tidur, ya. Besok telat lagi. Aku tungguin sampe kamu tidur."

Aretha langsung merebahkan tubuhnya dengan ponselnya yang ia hadapkan ke arahnya. Bekas-bekas air mata masih membekas di pipi gadis tersebut membuat Rafa ingin mengusapnya, meskipun itu tak mungkin.

"Aku nyanyiin, ya."

Aretha menganggukan kepalanya sembari matanya yang mulai menutup.

Meski dirimu bukan milikku
Namun hatiku tetap untukmu
Berjuta pilihan di sisiku
Takkan bisa menggantikanmu

Walau badai menerpa
Cintaku takkan ku lepas
Berikan kesempatan
Untuk membuktikan
Ku mampu jadi yang terbaik
Dan masih jadi yang terbaik

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya untukku

Biarlah waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu
Ku tetap menanti

Walau badai menerpa
Cintaku takkan ku lepas
Berikan kesempatan
Untuk membuktikan
Ku mampu jadi yang terbaik
Dan masih jadi yang terbaik

Trust Me Aretha (Republish)Kde žijí příběhy. Začni objevovat