Bab IV

2.3K 201 33
                                    

Ayo dong ramein!!!

Jangan lupa bagiin dan rekomendasiin cerita ini ke teman-teman, saudara, siapapun deh, ya.

Jangan lupa Vote, Coment, Share, Ref!!!

Selamat Berhalu

***********

Aretha mengucek-ucek matanya ketika ponselnya berdering dengan sangat keras. Tanpa melihat id sang pemanggil, Aretha langsung mengangkat teleponnya.

"Ya Allah! Buka dulu kenapa matanya."

"Ngantuk, Raf. Nggak bisa tidur," jawab Aretha sambil memejamkan matanya.

"Kenapa nggak bisa tidur?"

"Kamu gara-garanya."

Setelah Aretha mengucapkan kalimat tersebut. Wanita itu langsung berlari ke arah kamar mandi, untuk melakukan rutinitasnya yang terjadi akhir-akhir ini.

Rafa khawatir ketika Aretha masuk ke dalam kamar mandi, kemudian disusul suara orang muntah. Sepertinya istrinya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Aretha kembali dengan sempoyongan, kemudian langsung menghempaskan dirinya ke dalam ranjang empuknya.

"Sakit apa, Tha? Udah aku bilangin, 'kan. Nggak usah ngelakuin aneh-aneh selama aku nggak ada. Nggak usah pulang malem-malem, pola makannya di jaga. Masa bi Rumi bilang sama aku kalo kamu nggak sarapan."

"Nih, lihat! Bawel banget jadi orang!"

Aretha memperlihatkan sebuah benda ke arah Rafa. Laki-laki itu mengerjapkan heran, sebenarnya apa yang Aretha berikan padanya.

"Tha, maksudnya itu apa? Kok ada dua garis?"

"Coba cari di internet. Ngantuk aku mau jelasin," jawab Aretha sambil memejamkan matanya.

Dengan segera laki-laki itu langsung mencari informasi di internet. Aretha dapat melihat ekspresi Rafa yang menurutnya sangat-sangat lucu.

"Tha, ini ... serius?"

"Kamu nggak suka? Jangan-jangan kamu selingkuh, ya!"

Oke. Mood Aretha sepertinya kembali turun ketika Rafa mengucapkan kalimat tersebut. Entahlah, dirinya juga tak tahu perubahan drastis yabg terjadi pada dirinya.

"Hey! Dengerin aku dulu."

Tut

Aretha langsung mematikan sambungan video call secara sepihak. Wanita itu kemudian kembali menyelami alam mimpi dari pada memikirkan perkataan Rafa yang ambigu.

oOo—

Aretha mendesah kesal ketika tidurnya diganggu dengan kehadiran seseorang. Matanya terbelalak ketika menyadari bahwa Rafa tak seharusnya berada di sini.

Wanita itu langsung bangun dari tidurnya, kemudian langsung terkesiap kaget ketika suaminya tiba-tiba berada di kamar.

"Rafa? Kamu udah pulang?"

Laki-laki itu menganggukkan kepalanya kemudian langsung menghambur ke pelukan sang istri. Kebahagiaannya kali ini sangat-sangat tidak bisa dideskripsikan lagi sepertinya.

"Happy anniversary yang ke tiga, sayang." Aretha tersenyum kemudian mengusap kepala Rafa yang berada di depan perutnya. "Makasih hadiahnya."

Trust Me Aretha (Republish)Where stories live. Discover now