Daripada penasaran, ayo langsung baca ....
Sebagai seorang yang menyukai Negeri Ginseng, Karina pastinya juga ingin merasakan menapaki tempat tersebut. Beruntung bagi Karina, dirinya berhasil mengunjungi South Korea. Namun, kejadian selanjutnya...
Joonwoo tetap berlalu melewati Jinwoo dan Hyunji tanpa menghentikan langkahnya. "Hyung, kau sudah membeli yang kuminta, kan? Kau pergi saja duluan, aku akan ke toko sebelah." urai Joonwoo.
@@@
"Bagaimana ini? Kalau tidak di apotek tadi, apa di kafe yang kudatangi tadi?" resah Karina sembari kembali melajukan langkah kakinya.
Toko-toko dan banyak kafe di sisi jalan yang Karina lalui terlihat sepi dan banyak yang memutuskan untuk menutup toko lebih awal setelah melihat sore ini menjadi lebih gelap tertutup awan mendung.
Angin berhembus kencang pada Karina, menggerakkan rambutnya. Lengannya semakin merapat sebab dingin mulai menusuk. Gerimis telah menghilang dan berganti dengan hujan deras.
Tetesan besar hujan pertama turun membasahi rambut Karina. "Apa sekarang sudah hujan?" Karina mengangkat wajahnya menatap langit.
Langit semakin menangis, tetesan bertambah banyak dan menjadi lebat. Karina menutup kepala dengan kedua tangannya. "Jangan ... Jangan dulu," mohon Karina. Kemudian berlari secepat yang ia bisa. "Jangan hujan sekarang, aku belum menemukan tasku."
Kafe yang dicari Karina, kini berada di hadapannya.
"Syukurlah," lega Karina."Kafenya masih belum tutup."
Kring!
Bel kafe berdencing saat Karina membuka pintu, lalu segera ia menuju lantai atas.
"Joegiyo, kau akan pergi kemana?" panggil seorang laki-laki pekerja kafe ini. "Kau harus melakukakan pemesanan sebelum bisa kesana."
Karina terhenti dan berpaling. "Maaf, tapi aku hanya akan memeriksa barangku yang mungkin tertinggal dilantai atas. Apa boleh?"
"Hm, tapi jangan lama, ya. Kami akan segera menutup kafe ini."
"Baiklah, gamsahamnida." Karina membungkuk singkat lalu melanjutkan berlari menuju lantai atas.
Akhirnya, banyak tempat duduk di lantai dua kafe ini terlihat.
"Dimana?" Nafas Karina belum teratur sepenuhnya. "Dimana tadi aku duduk, ya?" Karina mencari-cari sekitaran dan berhasil mengingat satu tempat duduk, kemudian ia segera menuju meja tersebut.
"Tidak! Bagaimana ini?" Karina memeriksa lebih teliti meja tersebut. Bahkan, ia memeriksa bawah meja tersebut, kemungkinan tasnya terjatuh di antara kursi. Namun, sama saja, tas Karina tidak ada. "Kemana hilangnya tasku? Disini juga nggak ada," cemas Karina sembari menggigit kukunya. "Apa sudah dibersihkan pekerja disini? Baiklah, sebaiknya kutanyakan pada mereka saja."
Karina menuruni lantai tersebut dan menghampiri dua orang yang berada di meja pemesanan.
"Bagaimana apa sudah ketemu?" tanya pekerja laki-laki tadi seraya mendekati Karina.
"Tidak ada." Karina menggeleng. "Apa kalian berdua ada melihat tas di meja 8B sewaktu membersihkannya?"
Laki-laki ini berbalik. "Yu Na-ya, apa kau melihat ada tas di meja 8B saat membersihkannya?" tanyanya pada perempuan di belakang yang sedang membuang ampas kopi dari mesin kopi.
"Hmm." Yu Na berpikir sebentar "Tidak, memangnya kenapa, Min Joon-a?" Yu Na menatap singkat Min Joon dan mendekatinya.
"Perempuan ini sepertinya kehilangan sesuatu, kan?"
"Ne." Karina mengangguk.
"Sewaktu aku mebersihkan lantai atas tadi. Tidak ada barang yang tertinggal disana," jelas Yu Na.
"Baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu, gamsahamnida," pamit Karina sembari berterima kasih. Lalu berjalan keluar dengan bibir menurun lesu.
"Dimana lagi, aku harus mencarinya? Tidak mungkin di Namsan N Tower, kan?" Karina membuka pintu di depannya.
Angin berhembus kencang membawa air hujan bersamanya.
"Sekarang masih hujan, bagaiman aku bisa mencari ke sana. Dan juga aku tidak punya uang." Karina menatap atap kafe yang meneteskan air. "Apa aku harus meminjam uang dulu? Tapi dimana? Kim uisanim?" Tangan Karina menengadah tetesan air hujan yang terus menetes. "Apa kucoba saja, ya?"
Kemudian, Karina membuat payung dengan kedua lengannya setelah memikirkan keputusan panjang dan memilih berlari di bawah derasnya hujan. "Baiklah, setidaknya aku mencoba."
Namun, Karina tiba-tiba menghentikan langkahnya. Hujan yang membasahinya tiba-tiba menghilang. "Eh, kenapa hujannya berhenti?" bingung Karina sembari memeriksa dengan tangannya. Lalu, Karina memeriksa langit di atasnya dan menemukan dua payung menutupi dirinya. Dua payung berbeda, black tone dan cloud tone dari sisi berlawanan.