32.

4K 609 8
                                    

Jakarta, 2016

Masa ajaran baru telah dimulai. Noelle sudah menginjak kelas delapan sekarang. Ia kini satu sekolah dengan adiknya, Riki.

"Kak, kalau istirahat tungguin Riki ya. Bareng ke kantin." ucap Riki ketika berjalan beriringan dengan Noelle.

"Cari temen lah. Ngapain sama kakak. Lagian kamu lagi masa orientasi, kadang jam istirahatnya beda." balas Noelle tanpa melirik Riki sama sekali.

"Ck. Gak mau tahu, pokoknya kakak harus sama aku kalo istirahat."

"Riki, kamu itu udah gede. Lagian kamu kenapa sih? Kok kakak rasa kamu tuh aneh. Kayak posesif banget sama kakak. Di rumah juga nempel mulu sama kakak."

"Ya kan aku sayang sama kakak. Aku cuma mau sama kakak."

Noelle memberhentikan langkahnya.

"Tuh anak kelas tujuh udah ngumpul di aula semua." Setelah mengatakan itu, Noelle langsung melanjutkan langkahnya menuju kelas. Meninggalkan Riki yang menahan rasa kesal yang luar biasa.

.

"Javier, dari mana?" Tanya Noelle. Ia baru saja kembali dari toilet, lalu tidak sengaja berpapasan dengan Javier.

"Oh itu, dari ruang guru. Aku punya berita bagus buat kamu. Maksudku buat kita berdua." ucap Javier antusias.

"Hah? Apa?"

"Udah, nanti kalau sampe kelas aku kasih tahu. Sekarang kita kudu cepet-cepet ke kelas, biar gak ketinggalan pelajaran." Javier langsung saja merangkul bahu Noelle.

"Ih tangan kamu berat ah. Terus aduh kaki kamu tuh panjang Javier, pelan-pelan dong." Noelle protes di sepanjang jalan, namun dihiraukan oleh Javier.

Tanpa mereka sadari, kini ada sosok mata mengkilat marah yang memperhatikan aksi mereka berdua.

"Kayaknya belum cukup kalo cuma gue putusin remnya. Lihat aja nanti."

.

"SERIUS???? KITA DIPILIH GURU-GURU BUAT OLIMPIADE NASIONAL??? BENERAN????" Noelle menggoyang-goyangkan bahu Javier dengan girang.

"Astaga iya, Neno. Tadi aku dipanggil ke ruang guru ya karena kabar itu."

"Aaaaa akhirnya. Aku gak sabar pengen menyibukkan diri dengan bimbingan, belajar, terus lomba. Pokoknya kita harus menang ya." Noelle memukul-mukul meja sebagai pelampiasan rasa bahagianya sekarang.

Javier yang memperhatikan dari samping hanya tersenyum. Melihat Noelle senang seperti ini adalah sumber kebahagiaannya.

"Kamu kenapa ngelihatin aku terus?" Noelle yang merasa Javier terus memperhatikannya hanya mengernyit bingung.

"Enggak apa-apa. Kamu kelihatan seneng banget."

"Ya iya lah. Aku mati-matian belajar, les untuk ini. Akhirnya harapan aku untuk ikut olimpiade nasional tercapai. Kamu gak seneng?"

"Seneng. Nanti hadiahnya dapat uang lagi. Jadi makin termotivasi belajarnya."

"Nanti kalau kita menang olimpiade, kita harus rayain. Bagaimana?"

"Setuju."

"Hmm gimana kalo kita rayain sama anak-anak panti. Semacam berbagi makanan gitu. Itung-itung latihan buat cita-cita nanti hehe." saran Noelle.

Oh My Jay (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang