🎀TUJUH : SUDAHI ATAU BERJUANG KEMBALI? 🎀

Start from the beginning
                                    

Kanaya lalu mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku hoodienya untuk kembali mengecek barang apa saja yang sudah dia beli atau barang apa saja yang belum dia beli. Ternyata setelah di cek, semua barang yang dibutuhkan sudah terbelinya dan sekarang waktu nya dia pulang kerumah.

Ketika hendak pulang, ada dua ekor kucing mendekati kaki nya dan mengelus-eluskan kepalanya ke kakinya. Dua ekor kucing tersebut merupakan anak dan induk. Tapi sayangnya warna mereka berbeda. Warna induk kucing tersebut berwarna putih sedangkan anaknya berwarna orange.

Kanaya yang melihat itu berjongkok lalu mengajak kedua kucing tersebut mengobrol.

"Dia pasti bukan Ibu kamu. Kalau dia Ibu kamu harusnya ditubuh kamu ada warna orange, tapi kamu sama sekali gak ada. Bapak kamu juga kemana, pasti lagi mantap - mantap sama janda. Janda emang paling mantap kok cing," ucap Kanaya mengacungkan jempolnya.

"Mau kenalan sama aku gak? Namaku Kanaya dan statusku belum janda kayak kamu."

"Pfffftttt..." Dari kejauhan terdengar seperti ada menertawakan Kanaya. Kanaya sempat menoleh tapi langsung mengabaikanya. Dia menghardikan bahunya secara tidak acuh.

Orang yang menertawakan Kanaya berdiri di tiang beberapa meter dari tempat Kanaya berada. Dia memakai jaket hitam dan topi hitam sambil menghadap Kanaya. Tapi sayangnya karena orang tersebut memakai pakaian serba hitam membuat Kanaya tidak mengenali siapa sosok tersebut.

Tidak jauh dari dia dan dua anak kucing tersebut juga, Kanaya melihat ada mangkuk yang berisikan makanan kucing dan wadah air untuk minum. Kanaya tersenyum melihat kalau pemilik atau pegawai di minimarket ini peduli dengan hewan juga.

"Aku pulang dulu ya, kalau udah selesai makan langsung tidur aja. Jangan kawin malam - malam. Kasian anakmu masih kecil entar punya saudara baru lagi," ucap Kanaya menasehati lalu beranjak berdiri. Kanaya melambaikan tangan kepada kucing tersebut kemudian pergi.

Orang tersebut mengikuti Kanaya dari belakang. Dia menggunakan motor besarnya. Kanaya yang berpikir kalau dirinya akan diculik, ngerasa tidak mungkin, karena disini sisteman penjaga nya ketat sekali. Tidak sembarangan orang boleh masuk ke kawasan komplek tempat tinggal nya. 

Karena orang itu masih mengikutinya dari belakang, Kanaya membalikkan badan lalu memukul kepala orang tersebut menggunakan plastik kresek yang dia bawa.

DUGHHH

"Gue gak tahu siapa lo tapi berhenti ikuti gue! Lo kalau mau bunuh gue disini sadar, kalau disini banyak kamera CCTV!" teriak Kanaya keras.

"Ini gue. Bisa - bisanya Lo gak kenal gue?" ucapnya lalu melepaskan helmnya.  Kanaya yang melihat siapa dibalik helm tersebut sontak menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Ga-Galuh?" gumam nya tak percaya dibalik helm tersebut ialah Galuh. Tapi selangan beberapa hitungan detik kemudian ekspresi nya berubah menjadi datar. Dia teringat waktu sore tadi di ruangan panitia, Galuh tidak mengenalinya.

"Lo kenal gue? Bukannya tadi sore lo gak ngenalin siapa gue?" Sinis Kanaya.

"Kan tadi sore kita udah kenalan," jawab laki - laki itu seolah - olah merasa tidak bersalah.

"Lo beneran gak kenal gue sama sekali, Kak?"

"Sorry, tadi gue cuma pura – pura gak ngenalin lo. Gue cuma ngetes lo masih ingat gue gak. Tapi jawaban lo kurang ajar banget bilang gue udah mati dari dua tahun lalu."

"Emang bagi gue lo udah mati dari dua tahun yang lalu!" Sembur Kanaya cepat.

"Gue masih hidup, di depan mata lo sekarang ini gue," balas Galuh.

5 TAHUN UNTUK GALUHWhere stories live. Discover now