3. Ekhemm.

308K 35.9K 3.3K
                                    

" kerasnya kehidupan di masa lalu tidak penting jika kamu bisa memulainya lagi." - Gionatan -

                          ⚔️⚔️⚔️

" Gioooo!" Wanita paruh baya itu merentangkan tangan lebar-lebar untuk menyambut, tapi Gio hanya melirik sekilas lalu berjalan memasuki rumah.

Mauren menurunkan tangannya lalu berusaha tersenyum tegar ketika putra sulungnya cuek seakan-akan menganggap dia tidak ada. Wanita paruh baya tersebut yang menyandang gelar sebagai ibu kandung dari seorang Gionatan Angkasa, semakin hari semakin besar kerinduan kepada putranya itu. Walau dia tau sendiri penyebab Gio seperti itu adalah kesalahan dia dan mantan suami, Aryo.

Mauren menatap lembut pada perempuan yang berdiri diam di dekat motor Gio. Ia tidak tau harus berbuat apa selain tersenyum membalas Mauren, sebelum itu dia tidak pernah bertemu langsung dengan Mauren sebab pada saat mereka menikah, wanita paruh baya itu tidak ada di sana.

" Sini sayang!" Panggil Mauren lembut sehingga Rai mendekat.

Pelukan hangat langsung diterima Rai karena Mauren langsung memeluk dia erat.
" Tante ini mamah kandung suami kamu, jadi mulai sekarang panggil mamah aja ya."

Rai mengangguk setelah pelukan mereka terlepas.
" Ehm, kita kedalam yok mah."

Mauren terdiam dan menggeleng pelan disertai wajah berubah menjadi masam. " Nggak usah, kita ngobrol di kursi teras aja yok."

Seperti kebanyakan orang, Mauren dan Karina memiliki hubungan yang tidak akur. Oleh sebab itu Mauren lebih memilih menunggu Gio diluar tadi daripada di dalam rumah walaupun asisten rumah sudah berkali-kali mengajak masuk.

" Maafin mamah ya, karna gak bisa datang waktu pernikahan kalian." Ujar Mauren setelah mereka duduk di kursi teras.

" Emang waktu itu mamah kemana?" Tanya Rai tanpa sengaja membuat Mauren semakin merasa bersalah.

" Soalnya mamah lagi ada urusan penting sayang." Bohong Mauren, ia tidak datang sebab liburan dengan keluarga barunya dan memilih tidak pulang ketika Aryo menelfon dan mengatakan bahwa Gio akan segera menikah, ia juga shock mendengar kabar tersebut tapi tidak peduli sama sekali dan sekarang baru sedikit menyesalinya.

Rai tersenyum dan mengangguk untuk berusaha menenangkan.
" Gak apa-apa mah."

" Rai!" Panggil Mauren lembut lalu kembali bertanya dengan sedikit canggung, " kamu beneran hamil?"

Pertanyaan itu membungkam Rai, malam tentang kejadian dimana ada dua orang pria yang menariknya kedalam sebuah apartemen membuat Rai kembali mengingat trauma nya. Ia dilemparkan masuk dan mendapati laki-laki yang sedang berguling-guling di kasur karena kepanasan. Laki-laki tersebut sadar akan kehadiran Rai lalu mendekat dan__

Stop.

Kejadian itu tidak usah diingat lagi. Karena kejadian itu semua keluarga menganggap ia kotor dan menjijikkan, tentang bagaimana ibunya menampar dia habis-habisan dan ayahnya menjambak ia agar segera memberitahu pelaku serta menyeret dia kerumah Gio untuk meminta pertanggungjawaban. Setelah selesai ijab kabul, kedua orangtuanya langsung pergi dari sana meninggalkan Rai dengan segala kesakitan yang harus dia tanggung sendiri.

" Ehem, kamu nama lengkapnya apa sayang?" Mauren bertanya agar berusaha mengalihkan pembicaraan saat mata Rai berkaca-kaca.

" Raisya Diandra mah." Jawab Rai sambil menyeka air mata.

" Sekarang Raisya Diandra Angkasa dong. Mamah seneng punya menantu kayak kamu." Hibur Mauren lalu memeluk Rai dan kali ini dibalas Rai dengan erat.

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang