"Ne!" sahut Joonwoo seraya mencari orang yang memanggilnya itu.
"Kita mulai shooting-nya sekarang, Hyunji-nim sudah datang."
"Hyung, aku pergi dulu, ya?" pamit Joonwoo pada Jinwoo yang sibuk dengan ponselnya. "Terima kasih minumannya."
"Eung!" balas Jinwoo mengangkat tangan kanannya. Matanya masih terfokus pada ponsel, tanpa memindahkan wajahnya menatap Joonwoo yang sudah menjauh.
@@@
"Dari pemeriksaan, kau tidak mengalami masalah serius," ucap Bu Kim sembari melihat kertas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Lalu, menatap Karina yang ikut berjalan di sebelahnya. "Jadi, mungkin kau hanya sakit perut biasa."
"Hmm, benarkah?" tanya Karina,
"Ne, itu juga kemungkinan bukan karena americano yang kau minum itu." Bu Kim menampilkan senyum ke arah Karina.
"Syukurlah," lega Karina. "Gamsahamnida Kim uisainim,"
"Oh, iya. Kau jangan lupa minum obatnya, ya."
"Baiklah, aku mengerti." Karina membungkukkan sedikit badannya.
Pintu menuju ruangan pertama tadi, kini di depan mereka. Bu Kim memegang gagangnya, lalu membuka pintu tersebut. "Eh? Youngwoo, Youngjae-ya kalian berdua belum pulang," bingung Bu Kim mendapati mereka berdua belum pergi.
"Hmm," Youngwoo menyapu tengkuknya yang sama sekali tidak berkeringat. "Kami akan pulang sekarang," tutur Youngwoo.
Karina menatap bingung Youngwoo yang masih belum pulang juga. Sedangkan adiknya, Youngjae, sibuk dengan game online di ponselnya.
Youngwoo beranjak dari tempatnya duduk. "Youngjae-ya! Ayo pergi sekarang," panggil Youngwoo.
Youngjae masih bergelut dengan game online di tangannya. Bahkan, dirinya sedang menghadapi lawan terberat dalam game itu. "Sebentar lagi Hyung, aku belum selesai," tolak Youngjae. "Bukankah kau bilang akan menunggu perempuan aneh itu?"
"Anyeonghaseyo, Youngjae-ssi," sapa Karina berusaha tersenyum menatap Youngjae.
"Heh!?" Youngjae melepas earphone di telinganya. Lalu, bangkit dan menghampiri Youngwoo yang tak jauh dari pintu keluar. "Ayo, hyung," ajak Youngjae menarik lengan Youngwoo.
"Kalau begitu, kalian berdua jangan pulang dulu," pinta Bu Kim. "Youngwoo-ya, ada yang ingin kutanyakan denganmu."
Youngwoo terhenti dan memalingkan tubuh, lalu menuju tempat Bu Kim berada. "Youngjae-ya, sini." Youngwoo menarik Youngjae untuk ikut bersamanya.
"Hm, Siapa namamu tadi?" tanya Bu Kim pada Karina yang menatap dua orang kakak-beradik itu.
"Ye?" Karina memalingkan pandangannya. "Karina-imnida," ucap Karina.
"Karina-ssi?"
"Ne." Karina mengangguk membenarkan nama yang disebutkan Bu Kim.
"Kau tunggu sebentar lagi, ya. Tunggu Soeyoung-ssi mengambil obat yang kuminta," jelas Bu Kim. Lalu, menarik kursi di sampingnya. Di depannya juga ada sebuah meja cokelat untuk pasien memeriksakan diri. "Karina-ssi, kau bisa menunggu di sini." Bu Kim membawa tangannya mengarah pada tiga kursi di depan mejanya.
"Baiklah," terima Karina. Lalu, mendekati kursi paling dekat dengannya dan meletakkan tubuhnya di sana.
"Kim uisainim, apa yang ingin Anda tanyakan?" Youngwoo kini berada di samping Karina dan menatap Bu Kim.
"Kalian berdua, silakan duduk dulu," pinta Bu Kim.
Youngwoo menarik kursi ketiga─ kursi paling kanan. Lalu menduduki kursi tersebut.
"Hahh! Hyung, kenapa aku harus duduk disini?" kesal Youngjae mendapatkan kursi tepat di sebelah Karina.
Youngwoo memberikan isyaratnya meminta Youngjae tetap duduk sembari menatap Youngjae.
"Baiklah, aku akan duduk," pasrah Youngjae mengambil kursi yang tersisa. Kemudian, menatap singkat Karina di sebelahnya dan langsung berpaling begitu saja. "Kok, masih aneh, ya?"
"Waeyo?" tanya Karina bingung.
.
.
.
Follow me: FeiZhan
YOU ARE READING
Part Time Cafe'
FanfictionDaripada penasaran, ayo langsung baca .... Sebagai seorang yang menyukai Negeri Ginseng, Karina pastinya juga ingin merasakan menapaki tempat tersebut. Beruntung bagi Karina, dirinya berhasil mengunjungi South Korea. Namun, kejadian selanjutnya...
PART V
Start from the beginning
