Part 11

405 117 194
                                    

Annyeong-!
Sebelumnya aku cuma mau ngucapin HBD to Bangtan-!!💜
Happy Anniversary buat Happy Virusku☺️💜
Anniv ke-2 bareng Bangtan, gak nyangka baru 2 tahun kenal, udah sesayang ini sama mereka😗 luvv banget 💜
Btw, Happy 2k readers-!💜
Borahaeyo💜💜

Annyeong-! Sebelumnya aku cuma mau ngucapin HBD to Bangtan-!!💜Happy Anniversary buat Happy Virusku☺️💜Anniv ke-2 bareng Bangtan, gak nyangka baru 2 tahun kenal, udah sesayang ini sama mereka😗 luvv banget 💜Btw, Happy 2k readers-!💜Borahaeyo💜💜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

11. Feeling

•••

"I-itu abangnya kakak?"

Reynanda menoleh kemudian mengangguk. "Tapi orangnya rada kaku gitu, maklumin aja." Ucapnya.

"Beda sama kakak berarti ya." Revanya dan Reynanda terkekeh bersama.

"Bilangin papa sama mama, gue balik duluan." Ucap kakak Reynanda saat sudah berada di hadapan keduanya.

"Mau kemana?"

Kening Reynanda berkerut heran saat melihat kakaknya yang terus memandang Revanya hingga mengabaikan pertanyaannya. Saat hendak menegur, tiba-tiba saja sang kakak berjalan menjauh tanpa mengatakan sepatah katapun.

Revanya memandang punggung tegap lelaki itu yang semakin lama semakin menjauh. Lelaki itu, lelaki yang Revanya lihat sedang menarik paksa lengan Dean pagi tadi.

Seketika ucapan Dean berputar di kepalanya.

"Lo jangan pernah lagi berani munculin muka lo depan cowok tadi. Dia bahaya buat lo, Re."

"Inget ucapan gue tadi. Jangan pernah berurusan sama orang itu. Kalo lo liat muka dia, mending lo langsung lari, oke."

"Woy! Mikirin apa si?!"

Revanya tersentak saat Reynanda menepuk kedua telapak tangannya tepat di depan wajahnya. Revanya menggeleng pelan. "Kenapa?" Reynanda menggeleng, menyandarkan punggungnya di  sandaran kursi.

"Re, kenapa ya, aku kalo di deket kamu pasti ngerasa nyaman? Padahal kita baru kenal beberapa hari lalu." Ucap Reynanda sambil menatap intens kedua bola mata Revanya.

Revanya membalas tatapan Reynanda dalam diam. Maksdunya apa coba? Ini Reynanda gak lagi ngungkapin perasaannya kan? Oh ayolah, Revanya cewek normal. Gini kan pikiran Revanya jadi traveling. Lagi, gaya bahasa Reynanda tiba-tiba berubah dong, dari lo-gue jadi aku-kamu. Bikin Revanya meleyot.

"Kakak ngomong apa sih? Kakak sadar gak kalo kelakuan cowok tuh suka bikin cewek mikir lebih? Dan sekarang kakak udah bikin aku mikir aneh-aneh tentang kakak." Ucap Revanya sambil menunduk, berusaha menutupi pipinya yang bersemu merah.

Reynanda terkekeh sejenak. "Kalo kamu mikir lebih tentang aku, yaudah aku bakal terus perjuangin kamu buat dapet kepercayaan kalo aku serius sama kamu." Ucap Reynanda diakhiri dengan senyuman.

Revanya sendiri kini sedang merasakan perasaan aneh yang sebelumnya belum pernah ia rasakan. Seperti banyak kupu-kupu yang beterbangan di perutnya, juga jantungnya yang berdetak sangat kencang. Mungkin memang ia sudah jatuh hati pada lelaki di depannya itu.

"Oh, jadi gitu?" Ujar seseorang dari belakang mereka. Keduanya sontak terkejut melihat Kinara berdiri di sana dengan raut muka yang tak bersahabat.

"K-kak Nara?"

Tanpa berucap sepatah katapun, Kinara berlari menjauhi Revanya dan Reynanda. Revanya masih berusaha mencerna keadaan yang sedang terjadi di sini. Lama terdiam, akhirnya ia melirik Reynanda yang tampak santai bersandar pada sandaran bangku yang sedari tadi di duduki mereka berdua.

"Kak Kinara kenapa ya?" Gumam Revanya sambil kembali duduk di samping Reynanda.

"Au." Balas Reynanda malas. 

Reynanda bingung sama perasaannya sendiri. Selepas Kinara memergokinya sedang bersama gadis lain, harusnya ia berlari mengejar kekasihnya itu untuk memberi penjelasan bukan? Tapi dia malah enak-enakan duduk tanpa merasa bersalah.

Dan juga, sejak Reynanda kenal Revanya, dirinya jadi kayak gak peduli gitu sama Kinara. Masalah kemarin juga belum selesai, tapi Reynanda sendiri gak ada niatan buat minta maaf sama Kinara. Reynanda bosen? Kayaknya iya.

"Kakak kenal sama kak Nara gak sih?" Tanya Revanya penasaran.

"Kenal, temennya Kenzie kan."

Revanya mengangguk. Kembali terdiam memikirkan alasan mengapa Kinara seperti tak terima saat melihat Revanya dan Reynanda tadi. Dari wajahnya saja Kinara tampak sedang menahan tangis. Mungkin besok Revanya akan menghampiri Kinara dan menanyakan langsung padanya.

"Jadi gimana? Aku boleh perjuangin kamu gak?

Reynanda gila. Fix no debat.

•••

Seorang gadis berpiyama hijau polkadot sedang duduk di balkon kamarnya. Angin malam ia biarkan menerpa wajahnya yang tampak resah. Sudah sejak 20 menit lalu pesan singkatnya diabaikan, membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

Tangannya tergerak membuka aplikasi panggilan hendak menghubungi orang yang dikiriminya pesan tadi, namun terurungkan saat mendengar seruan dari luar kamarnya. Menyuruhnya turun untuk mengambil paket yang dikirimkan padanya.

Gadis itu bertanya-tanya dalam hati. Merasa tidak memesan paket apapun. Namun dirinya tetap berjalan untuk melihat paket seperti apa itu.

Setelah sampai di depan pintu rumahnya, ia sudah tidak mendapati sang pengirim paket. Mungkin gadis itu terlalu lama berpikir sehingga sang pengirim paket memilih meninggalkan sebuah kotak berukuran sedang di depan pintu rumahnya.

Gadis itu memeriksa nama pengirim, namun kosong, kemudian beralih ke kolom penerima, dan benar namanya yang tertulis di sana. Alamat penerima yang tertera pun jelas alamat rumahnya. Jadi kemungkinan besar, paket tersebut memang ditujukan untuknya.

Merasa penasaran dengan isi di dalam kotak tersebut, sang gadis memilih membawanya ke kamar dan berniat membukanya di sana. Sembari berjalan, dirinya menerka-nerka apa yang akan ia dapatkan setelah membuka kotak yang berada di tangannya itu.

Diletakkannya kotak tersebut di atas ranjangnya. Sedikit menimang apakah harus ia buka atau membiarkannya saja. Karena melihat warna hitam kelam dari cover kotak tersebut saja sudah membuat dirinya ragu akan isi di dalamnya.

Namun rasa penasarannya jauh lebih besar daripada keraguannya. Tangannya tergerak membuka pembungkus kotak tersebut dan hatinya masih berharap bisa mendapatkan sesuatu yang baru dari sana.

Dan benar saja, sepertinya sang Maha Kuasa sedang berpihak padanya. Karena setelah melihat isi dari kotak tersebut, sang gadis tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit.

•••

[To be continued]

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BLACK SWANOn viuen les histories. Descobreix ara