Part 13

311 102 143
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

13. Rooftop

•••

Kamu tau? Ada yang lebih sakit daripada pukulan. Yaitu perkataan.

•••

Drrt drrt

Dering ponsel menyadarkan Revanya yang sedari tadi masih terus mendumel. Revanya melirik layar ponselnya kemudian mengulum senyum saat mengetahui ternyata Reynanda yang menghubunginya. 

Dengan cepat, ia berdeham singkat dan langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Lo dimana? Gue barusan ke kelas, tapi lo gak ada."

"Aku di rooftop. Ngapain kakak ke kelas?" Revanya bertanya dengan kening yang mengerut bingung.

"Niatnya mau ngajakin lo bolos, eh ternyata udah bolos duluan. Yaudah gue susul aja ke sana ya."

"Loh loh? Aku gak lagi bolos kak, a-aku.. h-halo?" Revanya menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat panggilan tadi diputus sepihak oleh Reynanda.

Revanya memanyunkan bibirnya kemudian memilih duduk di salah bangku yang memang tersedia di sana, entah apa fungsinya. Mungkin rooftop memang dijadikan tempat membolos bagi mereka yang tidak betah berlama-lama di kelas.

Sembari menunggu Reynanda, Revanya memilih memainkan ponselnya saja karena bingung mau melakukan apa. Interaksi itu sedari tadi tak luput dari pandangan lelaki yang berniat menghampiri gadis itu sebelumnya. Namun setelah melihat situasi, dirinya memilih pergi dari sana dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.

•••

Seorang pria dan wanita berjalan bersisian melewati pintu bertuliskan 'exit' di atasnya di sebuah bandara. Keduanya tampak asing karena ini pertama kalinya mereka kembali ke negara asalnya setelah kurun waktu 15 tahun terakhir.

"Saya dan isteri saya akan tinggal di sekitar wilayah Camillo High School. Dapatkan rumah layak tinggal untuk kami di sana, supaya bisa terus memantau anak itu." Ujar sang pria pada seseorang di seberang telepon sana.

Setelah mendapat jawaban yang ia inginkan, pria itu langsung menutup panggilannya secara sepihak.

Sang wanita yang berada di sampingnya kini tampak resah akan sesuatu. Dan pria tersebut langsung memberikan kalimat penenang untuknya.

Beberapa saat kemudian, mobil jemputan yang dikirim asisten sang pria sampai di hadapan mereka. Keduanya pun langsung masuk dan mobil yang ditumpanginya dengan cepat meninggalkan wilayah bandara.

Let's start the game, chagi.

•••

"Bisa-bisanya murid baru kayak lo yang keliatannya teladan, bolos pelajaran pertama." Ucap Reynanda membuat Revanya mendongak.

BLACK SWANWhere stories live. Discover now