Part 5

459 200 72
                                    

Follow akun ini-!
Udah? Gomawoyo-!

Follow akun ini-!Udah? Gomawoyo-!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

5. The Usual Problem

•••

Revanya masuk ke gerbang rumahnya dengan membawa tote bag di satu tangannya yang berisi beberapa novel yang ia beli dari Gramedia tadi.

Saat hendak membuka pintu, matanya tak sengaja menangkap dua pasang sepatu yang tergeletak di atas lantai. Dengan semangat, Revanya membuka pintu dan langsung menoleh kesana-kemari mencari keberadaan orangtuanya.

"Assalamualaikum! Ayah, bunda, Revanya udah pulang!" Teriaknya membuat sepasang suami istri keluar dari kamarnya dan menghampiri Revanya.

"Waalaikumsalam."

Senyum Revanya mengembang dan langsung berlari ke arah mereka untuk memeluknya. "Aaaa kangenn."

Bram -ayah Revanya- dan Bella -bunda Revanya- pergi keluar kota sejak 2 minggu lalu karena urusan pekerjaan. Perusahaan dan kedai mereka ada di beberapa cabang dengan kota yang berbeda, karena itulah dua bulan sekali orang tua Revanya pergi ke luar kota untuk memantau langsung keadaan kedai mereka.

"Bunda juga kangen." Ucap Bella sambil mengelus sayang rambut Revanya.

"Gak kangen ayah nih?"

Revanya berhenti memeluk bundanya, dan menatap sinis sang ayah. "Enggak. Ayah boongin Rere. Katanya hari ini gak jadi pulang dan besok cuman mau ngirim uang." Revanya melipat kedua tangannya dan memalingkan wajahnya dari sang ayah.

Bram terkekeh melihatnya. "Iya iya, maafin ayah. Besok kita ke Gramed borong novel semau kamu."

Revanya mengulum senyumnya dan lekas memeluk sang ayah. Revanya gak bohong, dirinya memang kesal karena Bram ternyata bohong padanya. Revanya paling benci kebohongan. Entah keluarganya ataupun orang lain, jika berbohong, mereka akan tetap sama di mata Revanya.

Beberapa saat kemudian, sang ayah mengurai pelukannya dengan sang anak. Kemudian sang bunda berbicara. "Kamu udah tau, kalo dua hari lagi oma sama opa pulang?" Tanya Bella hati-hati.

Revanya terdiam. Teringat ucapan Kinara saat meneleponnya di Gramedia tadi. Bahkan saat di perjalanan pulang tadi mereka tidak membuka suara sama sekali, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

Melihat respon Revanya, Bella dan Bram saling pandang beberapa saat. Mereka tahu betul yang dirasakan anak itu. Khawatir, takut, dan resah bercampur menjadi satu. Mengingat perlakuan oma nya yang selalu kurang baik terhadap Revanya, membuat mereka selaku orang tua menjadi sedikit tergores hatinya.

"Rere udah tau dari kak Nara." Jawab Revanya sambil mengangguk.

Bella tersenyum menenangkan. "Gapapa, ada bunda sama ayah, Rere gak perlu takut." Ucapnya sambil mengelus rambut Revanya.

BLACK SWANWhere stories live. Discover now