10. Menyebalkan!

547 58 17
                                    

Wah... Mimpi apa aku bisa update begini cepatnya😂

Happy reading

_____________________________

Naura meringis, sesekali matanya terpejam saat terdapat adegan mengerikan dalam flim itu. Kepala Naura tertunduk dengan tangan mengusap pelipisnya.

"Ini film horor ... atau pembunuhan, sih," gerutunya pelan. Menyesal telah memilih flim itu.

"Heh," suara decakan tawa itu keluar dari bibir Azam saat mendengar gerutuan Naura. Tubuh Naura yang lebih condong pada Azam membuat pria itu dapat mendengar segala omelannya.

Naura menatap Azam, tajam. Bergerak, duduk miring dengan tubuh mendekat pada Fathan.

"Auh!"

Naura menoleh ke kanan saat mendengar teriakan yang tidak terlalu keras itu. Bibir Naura menyeringai geram melihat Salsa sudah bergelayut manja dengan kepala rebah dipundak Azam.

Azam bergerak risih. Tangan kirinya menurunkan tangan Salsa yang tengah memeluk lengan kanannya erat seraya berkata.

"Udah tenang ... adegan yang tadi sudah nggak ada." Azam tersenyum tidak nyaman. Menghela nafas pelan begitu Salsa memberi jarak.

"Maaf."

Azam mengangguk. Kembali menatap layar lebar itu meski sudah merasa terganggu.

Merasa diperhatikan, Azam menoleh. Naura menatap Azam, tajam. Mengedikkan dagu, Azam merasa bingung dengan sikap Naura.

Naura mendesah seraya memutar bola mata. Menatap ke depan sesaat lalu bangkit dari duduknya meninggalkan ruang bioskop itu.

Azam berkerut alis, semakin bingung saja dibuatnya. Berniat bangkit mengikuti Naura, namun melihat Fathan beranjak lebih dulu membuat Azam membatalkan niatnya.

"Naura!"

Langkah Naura terhenti. Berbalik melihat Fathan berlari kecil mengejarnya. Kembali Naura melangkah, perasaan kecewa sebab mengapa bukan Azam yang datang mengejarnya.

"Kenapa keluar?" tanya Fathan begitu sampai di samping Naura. "Flimnya belum selesai."

"Flimnya membosankan, Mas." Naura beralasan.

Fathan terkekeh. "Kalau kamu lebih suka yang bergenre romansa, kenapa nggak pilih itu tadi?" tanyanya.

"Takut baper, Mas," kata Naura setelah terdiam beberapa saat.

Fathan manggut-manggut. Tangannya meraih tangan Naura, menggenggam tangan itu erat seolah tau jika sang pemilik akan melepaskan.

Naura mengikuti saja kemana Fathan membawanya. Melepaskan diri juga tidak ada gunanya. Tentu tenaga yang Naura gunakan tidak sekuat tenaga Fathan. Tanpa memberitahukan pun Naura tau jika Fathan tidak berniat melepaskan tangannya.

Fathan melepaskan tangan Naura begitu sampai di tempat yang ia inginkan. Alis Naura berkerut, entah guna apa Fathan membawanya ke tempat itu.

"Kita ngapain disini, Mas?" tanya Naura, bingung.

"Di dalam pengap, kan?" tanya Fathan balik "jadi kita di sini guna mencari udara segar."

Naura mendesah. "Kenapa nggak sekalian pulang saja, Mas?" tanya Naura terkesan menyindir "tinggal beberapa langkah, kita sudah sampai mobil."

Fathan terkekeh geli mendengar nada sindiran Naura. Salahnya sendiri, bukannya membawa Naura entah kemana. Fathan malah membawa Naura keluar dari gedung besar itu.

Naura memutar bola mata malas. Berjalan meninggalkan Fathan, masuk ke dalam mobil.

Naura mendesah, setelah beberapa menit menunggu sosok Azam belum juga terlihat. Apa pria itu tidak berniat untuk mengejarnya? Atau karena gadis bernama Salsa itu membuat Azam lupa akan kehadiran Naura?

PENDAMPING PILIHAN (SELESAI)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن