3. Makan Malam

807 84 15
                                    

Dalam perjalanan keluarga itu saling bertukar cerita. Tak jarang terdengar gelak tawa disela perbincangan. Mobil itu terdengar ramai meski hanya diisi oleh tiga orang di dalamnya. Saling mengisi, itulah yang ketiganya lakukan. Keluarga yang selalu tampak hangat, tak sekalipun terdengar kegaduhan atau pertengkaran diantara ketiganya. Terlebih lagi antara Azam dan Danu. Meski sang Ayah lebih sering menggodanya. Azam tau, begitulah cara pria itu menunjukkan rasa sayangnya.

Azam dan Danu terus berbincang. Berbagi informasi dan bertukar pendapat tentang pekerjaan. Namun disela perbincangan itu kening Azam berkerut. Ia merasa tak asing dengan jalan yang mereka lalui. Berbelok, lalu kembali menempuh jalan hingga beberapa meter dan mobil itu akan tiba disebuah rumah. Dan rumah itu, tempat dimana Azam mengantar Naura pulang siang tadi -- rumah keluarga Fatih.

"Kita dinner dimana, sih, Mah?" tanya Azam mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Rumah, Bunda," jawab Safna lalu menoleh menatap Azam. "Memangnya Ayah nggak bilang?"

Azam berkerut kening menatap kesal sang Ayah. Danu tersenyum saja, menyadari kekesalan Azam meski tak melihat raut wajahnya.

"Argh!" teriak Azam frustasi seraya menyandarkan punggungnya. "Papa sengaja nggak kasih tau Azam, kan?"

"Kamu nggak nanya." Danu mengedikkan bahu acuh, menambah rasa kesal Azam.

Azam menghela nafas begitu mobil sang Ayah memasuki pekarangan rumah Naura. Mendesah melihat Naura ikut menyambut kedatangan mereka bersama kedua orang tuanya.

"Ayo!" ajak Danu, lalu turun yang diikuti oleh Safna.

Azam menunduk, memperhatikan penampilan. Didepan sana Naura tampak cantik dengan balutan dress berwarna merah gelap. Simpel namun tampak elegan. Berbeda dengan penampilan Azam saat ini. Jika disandingkan dengan Naura, mereka akan tampak seperti pinang dibelah kampak, bagaikan langit dan bumi yang tidak bisa bersatu.

Azam menghela nafas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Azam menghela nafas. Perlahan ia turun dari mobil, mengikuti langkah kaki orang tuanya, mencium tangan Hanum dan Fatih kemudian.

Saat dipersilahkan masuk, Azam dan kedua orang tuanya mengikuti Fatih beserta keluarga masuk ke dalam rumah. Mereka langsung berjalan ke arah meja makan. Ternyata acara dinner yang dimaksud Danu itu di rumah Naura. Kedua keluarga itu sudah merencanakan dari jauh hari tanpa memberitahukan Azam dan Naura terlebih dahulu.

Azam mengunyah nasi dalam mulutnya seraya melirik Naura yang duduk di seberangnya. Naura menikmati makan malamnya dengan kepala sedikit tertunduk, sengaja menghindar agar pandangannya tidak bertemu dengan Azam. Bahkan saat diajak bicara, Naura langsung menatap lawan bicaranya, jelas sengaja menghindar. Namun disaat yang sama matanya seolah bergerak ingin memastikan sesuatu.

"Jadi, bagaimana dengan pertunangannya?" tanya Hanum disela-sela percakapan. Sepertinya saat yang ditunggu-tunggu akan segera dimulai.

"Itu yang ingin kami bicarakan," jawab Danu. "Kita harus menentukan waktu dan tanggal pertunangan mereka."

PENDAMPING PILIHAN (SELESAI)Where stories live. Discover now