9. Double Date 2

525 60 11
                                    

"Lihatin apa, sih, Na?" tanya Fathan mengalihkan perhatian gadis disampingnya.

Naura yang sejak tadi sibuk melihat ke belakang langsung berbalik cepat memperbaiki posisinya. Terkejut akibat teguran Fathan membuat jantungnya berdebar.

"Enggak bakalan nyasar dia itu," lanjut Fathan. Terdapat nada sindiran di dalamnya.

Naura memalingkan wajah keluar jendela. Malu akibat perbuatannya yang tersadar akibat teguran dari Fathan. Naura juga menyadari nada sindiran itu. Pria mana yang tidak akan tersinggung jika wanita yang berada di sampingnya lebih memperhatikan pria lain yang jauh darinya. Pasti Fathan merasa demikian. Salah Naura juga tidak bisa menjaga sikap.

Naura berkerut kening sesaat. Mengapa saat bersama Fathan pun perhatian Naura teralihkan pada Azam? Seharusnya perhatian itu Naura berikan pada Fathan. Pria di samping Naura yang sudah sejak lama ia tunggu kepulangannya.

"Kenapa melihat, Mas, seperti itu?"

Naura terkesiap. Menggeleng-gelengkan kepala menyadarkan pikirannya. Sejak kapan pula ia memandangi wajah Fathan? Padahal seingatnya, ia menatap keluar jendela mobil saja tadi.

Naura menghela nafas. Astaga, bisa gila rasanya. Apa sebenarnya yang sedang Naura pikirkan hingga pergerakan tubuhnya saja tidak ia sadari.

"Kenapa, sih, Na?" tanya Fathan, tampak lebih penasaran saja.

"Eh, e-enggak apa-apa, kok, Mas," balas Naura. Jangankan Fathan, Naura sendiri saja tidak tau ia kenapa.

Fathan menghela nafas. Memilih diam -- tidak menanggapi, atau lebih tepatnya tidak berniat memberi tanggapan.

"Mas, bagaimana kalau kita nonton dulu?" tanya Naura lebih pada menyarankan -- setelah terdiam beberapa saat. Bukan karena ingin, namun Naura ingin memperbaiki suasana hatinya terlebih dahulu. Setidaknya tidak akan ada orang yang memperhatikannya dalam ruangan gelap itu.

"Ya sudah terserah kamu saja."

Fathan mengikuti permintaan Naura. Membawa mobil memasuki area mall setelah beberapa kilometer mengendarai mobil itu. Memarkirkan mobilnya yang cukup dekat dengan pintu masuk mall itu.

Mobil Fathan sudah terparkir, menyusul mobil Azam di sampingnya. Azam keluar dari mobil menghampiri Fathan dan Naura yang tengah menunggu di samping mobil.

"Ayo." Ajak Naura, berjalan dengan langkah lebar meninggalkan dua pria itu dibelakangnya.

"Kenapa?" tanya Azam pada Fathan.

Azam tampak bingung. Baru saja ia bergabung dengan Fathan dan Naura, gadis itu langsung beranjak pergi. Seolah tengah menghindarinya.

"Nggak tau." Fathan mengedikkan bahu.

Azam menghela nafas pelan lalu melangkahkan kaki mengikuti kemana Naura pergi.

"Ayo!" ucapnya pada Fathan yang langsung diikuti oleh pria itu.

Naura tampak memilih genre yang ingin ia tonton. Azam dan Fathan berdiri di sampingnya. Naura tidak menghiraukan kehadiran dua pria itu. Awalnya Naura ingin menonton flim bergenre romansa. Namun adanya Azam membuat Naura mengubah genre flim yang ingin ia lihat.

"Mau nonton yang mana, nih?" tanya Fathan pada Naura. Tampaknya gadis itu masih bingung saja.

"Itu," tunjuk Naura.

"Horor?" tanya Fathan -- memastikan. Naura mengangguk.

"Kamu yakin?" tanya Azam.

Naura mengangguk. "Yakin," ucapnya melebarkan senyum dibibirnya membuktikan kalau ia memang sudah siap.

PENDAMPING PILIHAN (SELESAI)Where stories live. Discover now