26- Curhat.

51 12 2
                                    

Update cepet nih, semoga suka yaaa....

Selamat membaca 💜

Lira menutup pintu kamar, melempar tas dan menghempaskan tubuh ke tempat tidur. Hari ini sulit sekali rasanya.

Masalah Andra dan dirinya benar-benar menguras pikiran dan perasaan.

Mungkin Lira akan menyesal, tapi tindakan nya tadi memang tepat. Dia tidak mau mengecewakan orangtuanya, kendati Mama terlihat antusias setiap kali membicarakan Andra atau mengetahui teman cowoknya, tetap saja dia tahu jika Mama maupun Papa was-was.

Lira juga tahu setiap kata yang keluar dari Mama itu hanya candaan, serta ucapan sang Papa beberapa hari lalu itu hanya sedang basa-basi doang.

Lira tahu Andra baik, bahkan baik sekali padanya untuk sekedar seorang teman ceweknya. Jika Lira boleh jujur, Andra itu type cowok yang selalu dia temukan dalam cerita fiksi. Lira sering berkhayal memiliki cowok seperti itu, namun saat menemukan nya di depan mata dia malah mengecewakan nya.

Ah iya, Lira lupa jika jatuh cinta pada teman sendiri itu lebih sulit. Terlepas dari itu, Lira hanya ingin fokus belajar, menjadi anak membanggakan bagi kedua orangtuanya.

Semoga Andra tetap dengan perasaanya meski Lira sudah berkata demikian.

Ya... semoga saja.

"Lira,"

Pintu kamar terbuka, membuat Lira menoleh dan mendapati sang Mama yang baru saja masuk.

"Kenapa Ma?"

"Mau ngenterin ini, punya temen kamu, kan?"

Lira jadi teringat seketika saat Mama menyerahkan hoodie milik Andra yang waktu itu...Lira pinjam? Ah tidak, Andra yang memaksanya memakainya.

"Ma," Mama yang sudah akan pergi berbalik kembali saat Lira memanggilnya. "Mama tau gak? Kalo hoodie ini..."

Mama mengangkat alis menatap Lira.

"Kenapa?" Mama berjalan mendekat,  namun bukannya duduk Mama malah berjalan ke arah jendela dan menutup gorden.

"Kebiasaan di buka terus," gumam sang Mama.

Lira diam sebentar, lalu menatap sang Mama dan hoodie ditangannya bergantian.

"...Mama inget waktu aku pulang terus hoodie ini aku pakai buat nutupin rok aku?"

Mama diam, selesai menutup gorden dia bergerak ke meja belajar Lira, merapihkan sedikit buku yang berantakan.

"Ma, dengerin..." Lira mengintrupsinya.

Mama menatapnya. "Iya, ini Mama denger. Yaudah cerita,"

"Mama Inget, kan?"

"Inget kok, yang kamu pulang sama Andra, kan?"

Lira mengangguk membenarkan. "Ma, waktu itu kan hari pertama aku pms, terus karena tembus, Andra minjemin hoodie nya buat nutupin rok aku..."

"Terus?"

"... menurut Mama aku balikin gak sih hoodie nya?"

Mama diam sebentar, berjalan ke arahnya dan duduk di samping Lira yang masih tidur tengkurap.

"Ya balikin dong, kamu kan minjem."

"Ya tapi...ini kena darah--Ma, masa Mama gak ngerti??"

"Waktu itu kan udah kamu cuci,"

"Ya tapi kan,...tetep aja Ma, aneh gitu."

"Yaudah, kalo kamu gak mau balikin, kamu bisa beliin yang baru buat dia kalo kamu malu." saran Mama.

My Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang