Chapter 46: Klarifikasi Besar-Besaran

Start from the beginning
                                    

"Cewek gila dengan cowok bodoh. Cocok sih," gumam Alma lirih.

Ternyata tidak hanya Kamasya. Wanita lain yang pernah dekat dan menjadi mainan Reskal juga sangat potek. Sangat tragis sekali perasaan mereka mendengar berita buruk ini.

Sedangkan Emma dan Vinka serta beberapa teman sekelas Gisha juga sudah heboh sendiri. Mereka turut bahagia mendengarnya.

"Dah cocok banget. Langgeng ya kalian!" Vinka tersenyum bahagia.

"Demi apa sih. Gue pengen salto. Akhirnya sahabat gue satu ini menemukan tambatan hatinya juga." Emma sumringah. "Capek-capek rekomendasiin sumber daya cogan Heksizt, eh ternyata nyantolnya sama si Reskal ckck."

"Membagongkan," komen Ersya.

Gisha hanya mengangguk saja mengiyakan ucapan selamat dari teman-temannya.

"Gila baru kali ini ada couple goals Heksizt dapet notice seheboh ini. Guru-guru aja sampe seneng banget dengernya," ujar Vinka.

"Secara lah ya label Reskal sama Gisha yang gak bisa dianggap ecek ecek di sekolah ini, Vin."

"Ya lo bener, Ma."

"Jangan lupain sahabat lo ini, Gi. Mentang-mentang lo bucin!"

"Lo bucin sama pacar lo sampe lupain gue sama Vinka aja kita gak protes huh," cecar Gisha.

"Tau lo, Ma. Sadar diri. Lo juga bucin sampe lupa diri anjir. Kalo udah sama cowok lo tuh seketika susah dihubungi." Vinka membela Gisha.

"Hehehe emang gue gitu ya?"

"Menurut lo?" Gisha memutar bola matanya jengah.

Vinka tersenyum kecut. "Yah... Tinggal gue yang masih menyendiri."

"Ada Milo. Gak usah bilang gak ada yang mau sama lo!" protes Emma.

"Dih, gelay."

"Kisah cinta Reskal sama Gisha kayaknya bakal mulus ini mah. Mereka berdua sama-sama gak punya mantan. Tenang sekali bukan?" Emma terkekeh. "Gak kaya gue sering perang hanya karena masa lalu. Huhuhu."

"Bagus dong," puji Vinka.

"Semoga," ujar Gisha.

Setelah itu mereka semua kembali ke kelas masing-masing setelah beberapa anak Heksizt yang tersandung skandal, klarifikasi.

Sekolah sudah memberi kesempatan siswa-siswinya beserta guru yang bermasalah dengan memberi ruang penyelesaikan masalah. Salah satunya dipodium setelah upacara selesai.

Mario yang berjalan menuju kelasnya dengan sengaja menubruk Gisha kemudian berlalu begitu saja seperti manusia tanpa dosa.

Gisha memegang bahunya yang ditubruk Mario barusan.

"Jangan tambah stress deh lo, Mario," pekik Emma yang tidak dihiraukan cowok itu. Sepertinya Mario sedang tidak baik-baik saja. "Kasian banget si Mario. Cintanya tiga tahun bertepuk sebelah tangan haha."

"Letih banget gue ngomongin albino kolot kayak dia ya, Lord." Vinka mengelus dadanya.

"Dasar gak jelas," dengus Gisha.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now