8. Suami yang nggak pengertian

182K 18.4K 652
                                    

Haii, Halo... Assalamualaikum!

Maafin Author ya, udah lama gak Update 🙏  Author masih harus kejar deadline ( nulis extrapart ) naskah cerita ALASKA yang bakalan terbit.
Yang belum baca cerita Alaska, buruan baca. Sebelum partnya dihapus untuk kepentingan penerbitan🙃
  Dijamin bakalan ketagihan dan suka sama cerita ALASKA.

Sebelum membaca jangan lupa vote⭐ dan komen💬 yah.

Dan yang belum follow Author buruan follow, supaya dapet notif kalau Author update dan tidak ada part yang hilang di kalian

Happy Reading 💚

Alika kemudian berjalan dan menaiki tempat tidur, diikuti Devin dari belakang.

"Devin tidur disini juga?"

"Menurut lo?" Bukannya menjawab pertanyaan Alika, Devin malah bertanya balik.

"Ehm... Maksudnya Kita tidur satu ranjang gitu?" tanya Alika dengan pelan.

"Enggak." Devin mengambil bantal kemudian kembali berjalan kearah sofa.

"Devin enggak pakai selimut? Di luar hujan loh."

"Udah ada," sahut Devin. Ia berjalan kearah lemari lalu mengambil sarung.

*****

Alika berbaring dengan gelisah, sebab, di luar hujan turun dengan deras, ditambah lagi dengan kilatan cahaya yang terus nampak di balik jendela.

Alika berusaha memejamkan matanya, berusaha untuk mengusir rasa takut dengan tidur.

Cewek itu kembali mengangkat sedikit kepalanya, melirik kearah Devin. Cowok itu ternyata belum tidur, masih terjaga dengan posisi duduk memainkan ponselnya.

DUARRR!

"AAAAAA..." Alika dengan cepat melompat dari atas tempat tidur untuk mendekat kearah Devin.

Devin terlonjak kaget mendengar teriakan Alika, untung Hpnya tidak ia lempar. iPhone 12, mana masih baru lagi.

Alika duduk di sebelah Devin sambil memeluk lengan Devin dengan erat. "Alika takut..." cicit Alika.

Devin awalnya hanya menatap Alika dengan datar. Namun, setelah melihat bulu kuduk Alika yang sudah berdiri dan tubuh yang bergetar hebat, Devin menyentuh lengan Alika.

"Lo kenapa?"

"Hiks... Alika ta-takut petir Devin... Alika takut..." Alika menatap Devin dengan mata yang sudah berair, juga bibir yang bergetar.

"Lo...  Astraphobia?" tebak Devin.

"Iya."

DUARRR!

Alika kembali memejamkan matanya. Tangannya semakin erat menarik Devin.

"Lo beneran takut?"

Alika tidak menjawab, genggaman tangan Alika yang semakin kuat pertanda jawaban 'iya' dari Alika.

Devin sedikit merapat kan tubuhnya dengan Alika. Lengan Devin kemudian merangkul Alika. "Udah jangan takut."

"Hiks... Alika kangen sama Mama sama abang... Hiks..."

"Lo punya nomor Hp mereka?" tanya Devin, yang mendapat jawaban gelengan kepala dari Devin.

"Terus gimana?"

ALIKA & DEVIN ( TAMAT ) Where stories live. Discover now