After : Enam Belas

879 78 6
                                    

Lapangan indoor SMA Merpati di jadikan tempat nongkrong bagi Abila, Keira, Raka dan Dava. Keempat remaja itu memilih menikmati angin siang di lapangan dari pada pulang.

Masing-masing dari mereka sedang memakan-makanan mereka sendiri yang mereka pesan di kantin tadi sebelum kesini.

Abila memilih mie ayam sebagai makanannya sedangkan para temannya memakan makanan ringan seperti batagor, siomay dan juga cilok.

Sengaja. Abila sengaja memilik mie ayam sebab hanya mie ayam yang porsinya cukup banyak. Ia belum makan pagi dan saat makan siang ia membutuhkan makanan yang cukup banyak.

Tempat makan sekali pakai saja hampir penuh oleh makanan Abila. Mie ayam pangsit dengan tambahan ceker dan bakso.

Raka geleng kepala melihat kelahapan Abila dalam makan. Abila makan tanpa jaim, tidak ada sok-sok imut seperti cewe lain.

"Lo laper benaran ternyata, Bil." ucap Keira. Tadi, Keira pikir saat Abila mengatakan ia amat lapar itu hanya bercanda, ternyata sungguhan.

Abila mengangguk, "Iya. Bila, kan belum sarapan, Kei. Tadi mau sarapan malah ada kejadian sinetron." paparnya kembali melaham mienya.

"Sinetron, maksudnya?" Dava bertanya.

"Itu, lho, tambrakan sama cowo di kantin tadi, sampai bikin sambal gorengan terbang dan hinggap di rok Bila"

Dava, Raka dan Keira tertawa. Lucu saja mendengar kosa kata Abila yang begitu baku. Baku-baku ngakak sih.

"Lagi, lo bisa nabrak gimana sih, Bil?" ini Keira. Ia memang tidak tau kejadian pastinya, yang ia lihat hanya pas adegan Abila dan Arya saling singkuh dan Abila terjatuh.

Abila menelan pangsitnya bulat-bulat tanpa di kunyah, "Dia nginjek tali sepatunya sendiri." jawabnya.

Mereka manggut-manggut.

"Btw, cowonya siapa, Kei?"

Keira melirik Raka yang ada tepat di sebelahnya. Mereka membentuk lingkaran.

"Arya. Anak IPS 5."

"Sih, Arya? Cowok playboy yang tiap minggu ganti cewek?"

Keira mengangguk. Selang semenit ia berucap, "Mending dia playboy. Dari pada lo berdua, jomblo akut bener!" sindirnya terang-terangan.

Dava yang sejak tadi diam melempar plastik bekas berisi saus kacang sisa siomay yang sudah ia ikat pada Keira dan tepat mengenai lengan Keira.

Keira berteriak tidak suka, melempar kembali plastik itu pada pemiliknya.

"Jorok lo bangsat!" seruh Keira kencang. Dava hanya diam.

Abila membereskan bekas makannya, memasukannya kedalam plastik hitam lalu meminum air mineralnya.
Akhirnya, perutnya terisi.

Mereka hening sebentar. Menikmati sisa makanan dan minuman yang mereka miliki. Sampai pada menit ke tiga Keira buka suara.

"Eh, iya, Dav. Ayah Bunda lo udah balik? Mama gue bilang kemarin."

Dava menatap Keira dengan senyum lalu laki-laki itu mengangguk, "Iya. Kata mereka, mereka udah ga akan pergi-pergian lagi. Ayah sama Bunda mau fokusin ngmambil proyek di jakarta aja." jelas Dava penuh semangat.

Ia amat senang ketika ayah dan bundanya memberikan kabar tersebut, itu artinya dirinya tak akan kesepian lagi.

"Maaf, orang tua kalian pengusaha semua, ya?" selang Abila di tengah-tengah pembicaraan antara Dava dan Keira.

Keira lebih dulu menjawab, "Iya. Papa gue sama Bapaknya Raka se-profesi. Sama-sama punya perusahaan sendiri walau kecil, kalo Ayahnya Dava itu meneger di perusahaan Kakeknya Dava. Tapi di antara kita Dava yang paling tajir, sih, Bil," jedanya.

After that [Selesai]Where stories live. Discover now