PENGAKUAN~

615 133 15
                                    

Friska dan Fenly menoleh ke arah suara, ternyata Gilang yang memanggilnya.

"Disuruh ke belakang panggung kata Pak Kumis!"
Ucap Gilang berteriak lagi.

"Ngapain?" Ucap Friska ikut berteriak.

"Gak tahu." Gilang menggelengkan kepalanya.

"Ah ganggu aja si kumis."

"Eh?" Fenly terkekeh mendengar umpatan Friska itu.

"Gue ke sana dulu,"
Pamit Friska lalu menghampiri Gilang, dua orang itu lalu pergi sama-sama menemui Pak Kumis.

Valenia menghela nafas kesal sembari mengaduk teh yang dia seduh, kenapa juga Friska harus meninggalkan dia di tempat itu dengan Fenly.

Dengan malas Valenia berbalik dan menyeruput teh manis itu, dia melangkah mendekat menuju meja.

"Beli apa?" Tanya Valenia datar.

"Ini lucu nih, mau gak?" Fenly mengangkat syal berwarna ungu.

"Gak, makasih." Ucap Valenia singkat.

"Yang ini?"
Fenly menaruh syal ungu itu kemudian mengangkat syal berwarna cream.

"Itu cocok buat kamu, mau dibungkus?" Ucap Valenia dengan ekspresi dingin.

"Boleh deh, bungkus buat kamu aja."
Fenly menyodorkan syal itu pada Valenia.

Gadis itu menghela nafas, dia mengambil syal dari tangan Fenly dan memasukannya ke dalam keresek berwarna putih dengan tulisan Seni Bintang.

"Tujuh puluh ribu."
Valenia menyodorkan keresek itu pada Fenly.

"Buat kamu." Jawab Fenly seraya tersenyum miring.

Valenia memutar bola matanya, "Ini gak cocok buatku, jadi ambil." Ucapnya tegas.

Fenly mengerutkan alisnya keheranan, tidak biasanya gadis itu bersikap dingin padanya.

"Kalau gitu ganti warna, yang cocok buat kamu." Ucap Fenly belum menyerah.

Valenia hanya menatapnya dingin, "Gak ada yang cocok di sini, jadi bayar ini lalu ambil." Perintah Valenia tegas.

Fenly menyerah, dia mengeluarkan uang untuk membayar syal yang tidak dia butuhkan itu lalu menerima keresek putih dari tangan Valenia.

"Kenapa?" Tanya Fenly, maksudnya kenapa dia besikap aneh malam itu.

Valenia berbalik menyimpan uang itu ke dalam loker tempat penyimpanan uang dan barang, dia pura-pura tak mendengar apa yang Fenly tanyakan.

"Udah?" Tanya Valenia bernada seperti ingin Fenly cepat pergi dari hadapannya.

"Mau beli apa lagi?" Tanya gadis itu lagi.

Fenly menggeleng pelan.

"Kenapa? Kok aneh gitu." Tanya Fenly, Valenia menggeleng lalu mundur beberapa langkah untuk duduk.

Fenly berdiri diam dengan penuh tanda tanya di kepalanya, ada apa dengan gadis itu?

"Valen.."
Fenly melangkah masuk ke dalam stand bazar, lalu duduk di sebelah Valenia.

Valenia pura-pura santai dengan mengambil gelas teh yang sudah dia seduh, lalu menyeruputnya perlahan.

"Kenapa? Hey.."
Fenly menoleh menatap Valenia penuh tanya.

"Kamu ngapain sih? Kenapa gak nonton aja?" Ucap Valenia dengan nada yang meninggi.

"Iya aku mau ngajak kamu nonton tadi.." Fenly menjelaskan.

TERBUNUH SEPI (END)  || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang