Teman~

558 132 18
                                    

"Den.. Den Fenly."
Suara Bi Sari perlahan masuk ke telinga Fenly, dia juga merasa kakinya ditepuk seseorang namun dia sangat enggan membuka matanya.

"Aduh gak bangun-bangun, apa mereka libur sekolah ya?" Bi Sari kebingungan bersama Pak Djo melihat majikannya masih tertidur pulas dengan temannya.

"Mau diguyur air aja?" Celetuk Pak Djo.

"Eh sembarangan kamu, kasihan atuh."

Pak Djo menggaruk kepalanya, "Abis gimana dari tadi dibangunin gak ada yang melek satupun."

"Den, Den Ricky.."
Pak Djo menepuk pipi Ricky yang masih tertidur pulas di samping Fenly.

Ricky bergerak, namun tidak membuka matanya melainkan hanya merubah posisi tidurnya menjadi miring membelakangi Pak Djo.

"Den, bangun udah siang banget bentar lagi jam sepuluh."
Ucap Bi Sari sedikit berteriak, tapi tidak ada tanda-tanda kedua orang itu untuk membuka mata.

Pak Djo menggelengkan kepalanya, menyerah untuk membangunkan dua lelaki yang mendadak menjadi kebo itu.

Bi Sari pun ikut menyerah, dan berjalan keluar dari kamar Fenly, Pak Djo melangkah membuka gorden jendela agar cahaya masuk ke dalam kamar kemudian dia berjalan keluar menyusul Bi Sari.

Ponsel Fenly menyala, alarm untuk kesekian kalinya muncul di layar tanpa suara. Nampaknya Fenly lupa membunyikan notifikasi alarm, sehingga sia-sia saja alarm di ponsel itu.

Ricky menggeliat, kakinya yang panjang menendang punggung Fenly yang membelakanginya.

Bruk!
Suara tubuh Fenly yang terjatuh itu membuat dentuman keras, Fenly yang tengah bermimpi itu mengaduh saat sadar wajahnya mencium lantai.

"Heh.."
Fenly ingin menggertak, namun untuk bangkit saja rasanya sangat malas.

Mata Ricky berkedip saat sinar mentari menerpa wajahnya, dia membuka mata dengan malas dan langsung terperanjat kaget ketika dia tidur terlentang memenuhi kasur.

"Fen?"
Ricky langsung terduduk, dia mencari keberadaan Fenly sampai menemukannya di samping tempat tidur dengan posisi telungkup.

"Lo ngapain?"
Ricky menghampiri Fenly, tangannya bergerak menarik tubuh Fenly yang lunglai.

"Gue jatuh gara-gara lo.." Ucap Fenly tanpa ekspresi, untuk kesal pun dia enggan.

Fenly bangkit dengan sisa-sisa rasa kantuk, dia kembali merebahkan tubuhnya lagi di kasur.

"Lah nyalahin gue, lo sendiri yang jatuh kali."
Ucap Ricky seraya kembali mengambil posisi tidur yang nyaman.

Fenly yang masih mengantuk hanya mengangkat bibir atasnya, malas memperpanjang obrolan.

Tangan Ricky bergerak mengambil ponsel di meja tempat lampu tidur, "Kok mati? Pantesan gue lupa charger semalam." Ucap Ricky.

"Hmm.. Pantesan gak ada alarm, kan hp lo mati." Fenly menimpali walaupun matanya terpejam, rasa kantuk mulai menghilang karena cahaya mentari semakin terang menerpa tempat tidur mereka.

"Alarm lo udah nyala? Jam berapa sih?" Tanya Ricky, tangannya bergerak mencari kebaradaan ponsel Fenly yang tertimbun bantal.

Ketika tangannya berhasil menemukan benda pipih itu menyala, sebuah panggilan masuk dari Salsha.

"Telepon nih.."
Ricky menyipitkan matanya untuk membaca karena layar ponsel yang terang membuat matanya kabur karena masih mengantuk.

"Salsha.."
Ucapnya lagi, tangannya bergerak menekan tombol hijau dan speaker lalu menyodorkannya ke dekat wajah Fenly.

TERBUNUH SEPI (END)  || UN1TYWhere stories live. Discover now