Pohon Trembesi Yang Meneduhkan

611 151 7
                                    

"Tidak apa-apa terlihat tidak baik-baik saja."

Bel tanda istirahat selesai berbunyi nyaring.

"Yah, aku lanjut latihan dulu. Kamu masuk kelas kan?" Valenia menekuk wajahnya karena Fenly belum bercerita apa-apa sejauh mereka berbincang.

Fenly mengangguk, "Ayo makan yang manis di bawah pohon."

"Sekarang?"

"Pulang sekolah."

Valenia mengangguk semangat, lantas berdiri bersiap kembali ke tempat latihan di aula.

"Valen.."
Panggil Fenly.

"Semangat." Ucapnya pelan, lantas memalingkah wajahnya karena merasa malu.

Valenia tersenyum senang. "Kamu juga semangat, gak boleh bolos ya."

Fenly berdiri, "Anak teladan gini, mana pernah bolos." Ucapnya seraya membenarkan kerah seragamnya yang berantakan.

"Dih, ya udah masuk sana." Ucap Valenia

Fenly mengangguk, kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan Valenia karena arah tujuan mereka berbeda.

Valenia tersenyum senang, seraya matanya terus memandangi punggung Fenly yang semakin menjauh. Matanya melirik sekitar, ternyata ada Salsha di sana yang tengah melihat ke arahnya. Valenia langsung kikuk, begitupun Salsha yang baru saja tersadar dari lamunannya.

"Eh, Valen masih di sini?"
Ucap Salsha berpura-pura dia baru saja tiba di tempat itu.

"I-iya kak, tadi abis.."
Valenia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Salsha menghampiri Valenia,
"Yaudah, ke aula yuk. Tadi jadi lupa kan mau beli minuman."
Ajak Salsha seraya merangkul bahu Valenia, gadis itu menyunggingkan senyuman masam. Mereka berdua berjalan berdampingan.

"Jadi ke kantin dulu gak?" Tanya Valenia

"Iya dong, udah haus nih. Panas banget ya siang ini.."
Ucap Salsha seraya matanya menatap lurus lantai yang dia pijak.

Valenia menyunggingkan senyum canggung, dia berharap Salsha tidak melihatnya berbincang dengan Fenly.



******


Shandy memukul drum dengan asal menimbulkan bunyi yang nyaring, beberapa di orang di aula mengernyitkan alis melihat keanehan ketua ekskul musik itu.

"Emang aneh tuh anak."
Ucap Farhan, ketua Osis yang tengah memimpin persiapan music party yang digelar dua hari lagi.

Anggota terpilih dari Osis, ekstrakurikuler musik dan kesenian berkumpul di aula untuk mempersiapkan properti yang diperlukan untuk acara music party. Beberapa anggota lain membantu membereskan panggung yang sudah terpampang megah di lapangan utama.

"Wih, emang paling peka nih Salsha."
Gilang menggoda Salsha yang baru saja datang membawa jus mangga di tangannya, sementara Salsha hanya berpaling muka tak peduli. Valenia berjalan di belakang Salsha, tak lupa menundukan wajahnya ketika melewati beberapa kakak kelas yang berkumpul di dekat pintu masuk aula yang terbuka lebar.

"Eitss! Bagi dulu."
Gilang merebut jus dari tangan Salsha.

"Ih Gilang!"
Salsha berdecak pinggang, menatap sinis Gilang yang tersenyum tak berdosa.

Sementara Fajri hanya tertawa kecil melihat temannya yang memang punya hobby mengganggu orang.

"Sini, gak?!" Salsha melotot membuat wajahnya terlihat menggemaskan.

TERBUNUH SEPI (END)  || UN1TYTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon