-duapuluhsatu

1.2K 121 12
                                    

Bright masuk ke dalam toilet lalu berjalan menuju wastafel, di saat Bright masuk ia melihat Win yang dengan cepat menghapus air matanya lalu memakai tudung hoodie nya dan membasuh wajahnya dengan air. Bright hanya diam saja, tidak bersuara, Win yang merasa sudah tidak ada urusan lagi di toilet pun berjalan ke arah pintu toilet, tapi saat tangannya hendak membuka pintu tersebut, Bright dengan cepat menahan tangan Win membuat Win menoleh menatap Bright dengan matanya yang memerah.

Bright memejamkan matanya lalu menunduk, "Kenapa?" Tanya Win. Bright makin memejamkan matanya saat mendengar suara serak milik Win. Bright membuka matanya, menatap wajah Win, lalu tangannya dengan cepat menarik tangan Win membuat tubuh Win oleng lalu Bright memeluk tubuh Win dengan erat.

Win yang menyadari itu pun memberontak agar di lepaskan oleh Bright, tapi bukannya di lepas, pelukan di tubuhnya malah semakin erat. "Lepas nanti kalo Ester liat gua jadi gak enak." Ucap Win.

Bright menggeleng, "Gua sama Ester gak ada apa-apa."

Win terkejut tapi ia tetap memberontak, "Lepas, lo gak ada hak buat meluk gua tiba-tiba kayak gini." Ucap Win.

Bright kembali menggeleng, "Nanti gua juga dapet hak gua balik." Ucap Bright.

Win mendengus lalu membiarkan Bright memeluk tubuhnya, sejujurnya Win pun juga sangat ingin memeluk tubuh Bright dengan erat, tapi ia masih memiliki rasa kesal dengan Bright. "Nanti gua jelasin semuanya As." Ucap Bright.

"Mau jelasin apa lagi?" Tanya Win.

"Semuanya, lo mau nanya apa ke gua? Gua jelasin." Ucap Bright.

Bright pun melepaskan pelukannya, menatap wajah Win dengan lamat. "Kita ngobrol di luar aja." Ucap Bright lalu menarik tangan Win keluar dari toilet.

Mereka kembali berhadapan, "Lo mau nanya apa As?" Tanya Bright.

"Lo yang mau jelasin apa? Gua males nanya jadi coba lu pikir deh." Ucap Win.

Bright terkekeh, "Oke gua jelasin semuanya." Ucap Bright.

Bright pun menjelaskan masalah yang dulu membuat dirinya harus memutuskan hubungan mereka. Mulai dari insiden Win yang di hajar habis-habisan sampai akhirnya Bright yang putus dari Ester setelah membuat Ester mengerti jika perasaan yang Ester miliki kepada Bright bukanlah rasa sayang atau cinta melainkan rasa obsesi karena ia merasa kesepian.

Wajah Win tidak berubah, masih tetap datar. "Astra, lo bisa ngertiin gua kan? Posisi gua waktu itu." Ucap Bright.

Win menghela napasnya lalu mengangguk membuat Bright tersenyum, tetapi Win langsung berjalan menuju rooftop meninggalkan Bright yang masih berdiri di sana, Bright bingung, ini ada apa? Bright pun mengejar Win lalu menahan tangan Win. "Apa lagi?" Tanya Win.

"Lo maafin gua?" Tanya Bright.

Win mengangguk, "Tapi kenapa reaksi lo biasa aja?" Tanya Bright.

"Terus gua harus gimana?" Tanya Win.

"Lo udah gak ada rasa lagi As sama gua?" Tanya Bright.

"Perasaan gua masih sama, Gra. Cuma kalo untuk balik ke lo lagi gua gak bisa." Ucap Win membuat Bright yang tadinya tersenyum menjadi diam.

"Astra." Ucap Bright lirih.

"Sorry Gra, gua masih kecewa, ada waktu empat tahun yang lalu buat lo ngejelasin itu ke gua, tapi lo gak pernah ada usaha buat ngejelasin ke gua." Ucap Win.

Bright sadar, ia kemana saja selama empat tahun? Bright terlalu kalut hingga tidak ada pikiran untuk menjelaskan kepada Win masalah tersebut, Bright paham. Win pun melepaskan tangan Bright dari tangannya lalu berjalan menuju rooftop. Bright dengan lesu berjalan juga menuju rooftop. Tepat saat Bright membuka pintu rooftop, suara petasan pun langsung terdengar, rupanya pergantian tahun sudah tiba.

ipa vs ipsWhere stories live. Discover now