-limabelas

640 78 2
                                    

"Lo gak pulang?" Tanya Win.

Bright menggeleng, "Gua mau nginep disini."

"Pulang aja sana, udah tiga hari lo dirumah gua, mana gak bayar." Protes Win.

"Ye pelit banget, bunda sama ibun juga gak masalah gua disini." Ucap Bright.

"Gua yang masalah."

Bright nyatanya tidak mendengarkan keluhan Win, Bright malah langsung merebahkan dirinya di ranjang milik Win sampai membuat sang empu merasa kesal, tetapi pada akhirnya Win ikut membaringkan diri setelah mematikan lampu kamarnya dan menyalakan televisi agar tidak gelap.

"As." Panggil Bright.

"Apa?" Tanya Win.

"Luka di bibir lo udah sembuh?" Tanya Bright.

"Udah, tinggal memar di perut doang lukanya." Jawab Win.

Bright lalu agak mengangkat punggungnya lalu tidur memiring menghadap Win dan berkata, "Berarti gua boleh cium lo dong?"

Win menoleh lalu menatap Bright seraya mengernyitkan dahinya, "Gak."

Bright mendengus, "Kok gak sih? Kan udah sembuh." Protes Bright.

"Terserah gua lah, ini bibir gua kan?" Jawab Win.

Tapi tentu saja Bright lagi-lagi tidak mendengarkan omongan Win dan langsung mendekatkan tubuhnya dengan tangan kanannya bertumpu di bantal sebelah kepala Win membuat Bright seperti mengukung tubuh bagian atas Win saja. Win menatap Bright malas, "Mau ngapain?" Tanya Win.

Bright tersenyum, "Mau cium lo."

"Kan gua bilang-"

Bright mengecup bibir Win, "Udah jangan bawel."

"Tapi kan-"

Bright mengecup bibir Win lagi, "Di bilang jangan bawel."

"Gua gak mau-"

Bright kembali menempelkan bibir keduanya, awalnya Bright hanya menempelkan bibirnya saja tapi saat Bright merasa tidak ada perlawanan dari Win, Bright pun melumat bibir Win dengan pelan. Mata keduanya yang awalnya saling menatap pun akhirnya terpejam. Tangan Win berada di leher Bright untuk mengusap leher Bright. Makin lama ciuman keduanya semakin dalam sampai Win kehabisan napasnya lalu menepuk bahu Bright untuk melepaskan ciuman mereka.

Bright melepaskan ciuman mereka lalu wajahnya sedikit menjauh dari wajah Win yang sudah merah padam. Bright terkekeh membuat Win merasa malu. Bright pun mengecup kening Win lama lalu Bright kembali merebahkan tubuhnya di samping Win.

"Gra." Panggil Win.

"Apa?" Tanya Bright.

"Peluk gua." Pinta Win.

Bright terkekeh lalu memeluk tubuh Win dan mengusap punggung Win, "Gra." Panggil Win.

"Kenapa?"

"Lo tau kan gua sayang sama lo?" Tanya Win.

Bright terkekeh, "Tau dong."

"Gua sayang sama lo."

Bright tersenyum lalu mengecup puncuk kepala Win, "Gua juga Astra."

"Pokoknya gua sayang banget sama lo Gra, sayang banget." Ucap Win mengeratkan pelukan mereka membuat Bright terkekeh.

"Iya tau, udah tidur." Ucap Bright.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ipa vs ipsWhere stories live. Discover now