"Bangsat! Tau gitu gue gak cerita ke lo pada!"

"Ck! Canda gue, bentar gue mikir gimana cara biar Naya mau balikan sama lo." Cecep mengusap dagunya dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Emang lo punya otak?" tanya Bimo sarkas.

"Heh anak anjing, sembarangan banget lo kalau ngomong! Gue ulangan harian fisika aja selalu dapet seratus," kata Cecep menepuk dadanya, bangga.

"Seratus, nolnya gelinding satu!"

Cecep mengeluarkan cengiran khasnya. "Hehe, itu tau."

"Terus ini gimana masalah Naya?" sambar Bisma yang mulai jengah dengan pembahasan sahabatnya.

Semua tampak diam, satu persatu dari mereka mulai fokus berpikir bagaimana cara agar Naya mau menerima Bisma kembali.

BRAK!

Tio menggebrak meja seraya bangun dari duduknya. "GUE PUNYA IDE!"

"Gak usah bikin kaget juga goblok!" sarkas Adit menonyor kepala Tio.

"Ya maap."

"Apa ide lo?" tanya Bisma dengan tampang serius sama halnya dengan tiga sahabatnya yang lain. Saking penasaran dengan ide Tio, mereka sampai mengerubungi cowok itu.

"Hamilin Naya," celetuk Tio.

Mendengar ide Tio membuat mereka semua lantas menonyor kepala cowok itu. Mereka kira Tio akan memberikan masukan yang tepat dan waras, namun ternyata dugaan mereka salah. Tio tetap Tio, manusia random yang mempunyai otak mesum.

"Dasar otsum!" cibir Adit.

"Otsum?" cicit Tio yang tidak tahu arti ucapan Tio.

"Otak mesum."

Tio hanya terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia sama sekali tidak mengelak apa yang diucapkan Adit, karena pada kenyataanya Tio memang cowok yang memiliki otak mesum diantara mereka.

"Gue ada ide yang lebih waras," ujar Bimo melirik sinis ke arah Tio.

"Apaan?" tanya mereka kompak.

Bimo memberikan kode agar semua temannya mendekat tak terkecuali Tio. Ia membisikan sesuatu pada mereka lalu dibalas dengan anggukan, pertanda bahwa mereka menyetujui ide Bimo.

"Ini baru saran yang baik dan benar, gak kaya tetangga sebelah ngasih saran menyesatkan!" sindir Adit yang seratus persen mengarah pada Tio.

"Sarannya Bimo emang benar tapi kelamaan. Mending saran gue cepat dan berhadiah seorang anak," sahut Tio dengan wajah sombong.

"Ini nih contoh teman yang halal untuk diruqyah," tutur Adit menempelkan tangannya didahi Tio dengan mulut yang berkomat-kamit seolah sedang membaca mantra.

Tio menepis tangan Adit yang ada di dahinya. "Mana ada setan ruqyah setan!"

***

Seorang gadis mendengus kesal, matanya menatap tajam kearah cowok yang kini sedang duduk anteng didepannya. Lima belas menit berdebat dengan cowok itu tidak membuatnya pergi dari hadapan Naya.

Bagaimana Naya tidak kesal? Bisma datang kerumahnya dipagi buta dengan alasan mau menjemputnya. Hei, sepertinya Bisma sedang melantur, jam 04.30 masih terlalu pagi untuk sekolah, bukan?

Untuk kesekian kalinya, Naya memandangi Bisma dengan tatapan kesalnya. "Ngapain lo ngeliatin gue?!"

Bisma tersenyum dan semakin menatap dalam manik Naya. "Gak tau, mata Bisma pengin liat Naya terus soalnya Naya cantik."

Hallo Mantan! [END]// TAHAP REVISIWhere stories live. Discover now