"ROAMING ANJINGGG!!!" seru Tio yang masih sibuk dengan game di ponselnya.

"AH BANGSAT NGELAG LAGI!" pekik Tio heboh, cowok itu membanting ponselnya ke sembarang arah karena kesal.

"Kalau gak bisa nge-game ya gak usah main game! Main masak-masakan sono!" cibir Adit.

Tio yang sedang mengacak-acak rambutnya lantas menatap Adit dengan tatapan kesal. "Bacot lo!"

Dengan santainya Adit mengedikkan bahunya. Matanya mengintai seluruh penjuru ruangan, mencari sesuatu yang bisa ia makan karena cemilan yang tadi sudah kandas olehnya. Tepat disamping Bisma duduk, Adit melihat ada setoples kacang, tanpa basa-basi cowok itu mengambil dan langsung memakan kacang tersebut.

"Ngelamun mulu! Kesurupan dugong mampus lo!" seru Adit pada Bisma seraya melemparkan kulit kacang yang ada di mulutnya.

Bisma hanya melirik sinis ke arah Adit, lalu melipat kedua tangannya didada dan melanjutkan lamunannya.

Bimo menyenggol lengan Tio. "Temen lo kenapa?" bisiknya.

"Gak tau, kesurupan setan bisu kali. Daritadi diem mulu dia," celetuknya menatap Bisma ngeri.

"HELOW EYPRIBADEH WELKOMBEK TU CECEP MARICEP." seru seorang pria yang baru saja datang.

Cecep si cowok dengan kelakuan absurd. Sikapnya hampir sebelas dua belas dengan Tio, cowok itu selalu bisa mencairkan suasana tapi Cecep tidak memiliki otak semesum Tio. Justru Cecep orang yang paling mengingat agama, walaupun kadang masih khilaf. Kata Cecep gak papa nakal yang penting masih punya akal, akhlak dan aqidah.

Semua orang yang ada disana mengalihkan pandangannya pada pelaku yang membuat gendang telinga mereka hampir saja rusak. Namun tidak dengan Bisma, ia terus saja berdiam diri seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Heh anaconda! Lo tuh kalau baru dateng salam kek, ini malah teriak-teriak gak jelas, bikin gendang telinga orang rusak!" protes Tio seraya mengusap telinganya yang penging.

Cecep yang tadinya berniat mendaratkan pantatnya di sofa mengurungkan niatnya. "Oke! Gue ulangi."

"ASSALAMUALAIKUM EYPRIBADEH WELKOMBEK TU CECEP MARICEP." Cecep melambaikan tangannya ke arah empat sahabatnya dan berjalan seolah sedang mengikuti catwalk.

"Gak gitu juga dongo! Itu mah sama aja bikin telinga gue makin sakit!" cibir Tio.

"Aturan lo jawab salam gue dulu, baru protes. Punya agama kan lo?!"

Tio menelan ludahnya, seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Wa'alaikumsalam."  

"Itu bocah kenapa diem mulu?" tanya Cecep yang baru menyadari jika Bisma hanya diam tanpa sepatah kata pun.

"Tau tuh temen lo!" sahut Tio menggedikan bahunya.

"Lo kenapa diem mulu? Gak lagi cosplay bisu, kan?" tanya Cecep mengamati wajah Bisma.

"Gak papa," sahut cowok itu tanpa menatap wajah lawan bicaranya.

"Dih kaya cewek pms aja lo!" ejek Bimo seraya menutup bukunya.

"Lo kalau ada masalah cerita kek, ya walaupun gue gak akan bantu si," ujar Cecep cengengesan.

"Yeh tolol!" seru ketiga temannya.

Bisma merubah posisi duduknya kemudian menghela napas beratnya. "Gue bingung, kayaknya Naya beneran gak mau balikan sama gue."

"Jaman sekarang masih gagal move-on sama mantan? Gak banget lo!" kata Cecep dengan wajah meledek.

Hallo Mantan! [END]// TAHAP REVISIWhere stories live. Discover now