~ Kencan? ~

41 18 3
                                    

{Happy Reading}📖

Setelah kejadian dimana Ratu–bullying Tasya dengan blak-blakannya memimta maaf pada anak Ipa X3, seantero SMA Ganesha berhasil dibuat gempar. Banyak yang tidak percaya dan menganggap itu hanyalah kabar burung belaka namun, setelah salah satu siswa mengirimkan sebuah video singkat, mereka hanya bisa terdiam, mencerna semuanya.

Lega, bingung, marah, semuanya menjadi satu. Mereka yang lemah merasa lega, bingung karena perubahan sikap Tasya yang sangat drastis dan marah untuk mereka yang berdiri sejajar dengan Tasya. Drajat mereka sama, namun kelakuannya berbanding jauh. Seperti halnya langit dan bumi.

"Pagi dunia tipu-tipu!"

Banyak pasang mata menoleh, mendapati sosok gadis cantik yang ingin sekali mereka sumpal mulutnya jika jiwa bar-barnya muncul.

Fiona tetap berjalan santai sambil sesekali bersiul, berusaha tak menghiraukan cibiran teman kelasnya.

"Pagi juga beban Negara!"

Fiona melotot tak terima, ia manaruh ranselnya di sebelah seorang gadis yang tengah menelungkupkan wajahnya, duduk disana dengan tenang.

"Minta gue sambit mulut lo!"

Vania terkekeh, ia menyorot Bulan dengan senyum jahil. Menyenggol pelan lengan Fiona, Fiona yang mengerti akan maksud temannya, ikut tersenyum jahil.

"BULAN BANGUN! MISSKIN UDAH DATENG!"

"ASTAGFIRULLAH! AMPUN MISS! SAYA JANJI GAK AKAN TIDUR LAGI! JANGAN HUKUM SAYA MISS!"

Seisi kelas tertawa terpingkal-pingkal, Bulan yang masih setengah sadar berusaha untuk mencerna. Menatap heran mereka yang malah tertawa, Bulan menyorot setiap sudut kelasnya. Tidak ada Guru yang dimaksud, ia melirik arloji–nya. Masih dua puluh menit lagi untuk masuk pada jam pelajaran pertama! Dan ini bukan jadwalnya Guru killer itu mengajar!

"KAMU BOHONGIN AKU FI?" Bulan berteriak kesal. Seisi kelas kembali tertawa, apalagi melihat sudut bibir Bulan yang basah.

"Hahahah! Anjir, itu iler lo bersihin dulu! Liat, sampe netes-netes gitu," Fiona semakin memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tertawa

Bulan meraba sudut bibirnya, sedikit basah namun tidak sampai menetes! Lagi-lagi ia dikerjai oleh sahabatnya. "FI!!"

"Aduh ampun Lan! Gue bercanda sumpah!" Fiona berusaha menghindari serangan pukulan Bulan yang bertubi-tubi.
Mereka yang menyaksikan menggeleng pelan, sikap kekanak-kanakan dua wanita itu selalu berhasil membuat suasana terasa hidup.

Vania melerai, "Lo juga sih, kebiasaan banget tidur di kelas! Kenapa nggak sekalian aja lo bawa bantal sama kasur?" Vania menatapa malas Bulan, Fiona mengangguk setuju.

"Semalem aku abis bergadang sampe jam tiga pagi!" Bulan kembali menelungkupkan wajahnya, membiarkan dua sahabatnya saling pandang.

"Gue tebak, lo maraton wattpad lagi?!" tuding Fiona tak habis pikir.

Bulan mengangguk singkat. "Alurnya persis banget sama kehidupan yang aku jalanin! Bahkan namanya juga sama, Langit dan Bulan. Si cewek polos yang selalu disakitin sama si cowok yang nggak nerima kematian Papahnya."

LANGIT & BULAN Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt