~Flashback Two~

96 77 55
                                    

📖{Happy Reading}📖

Saat ini Langit beserta keluarga Pamannya sedang berada di Bandara Udara Internasional Melbourne, Bandara terbesar di Negara Australia. Langit memutuskan untuk kembali ke Negara Indonesia, tempat kelahirannya setelah lima tahun menetap disini. Langit juga sudah lebih memahami soal perusahaan berkat pamannya itu. Langit tumbuh menjadi sosok pria yang lebih mendominasi, tidak ada lagi kehangatan dalam hatinya kecuali kepada si gadis kecil manis, ponakannya.

Darra sendiri sudah tumbuh menjadi gadis cantik nan manis, umurnya juga sudah menginjak lima tahun. Bahkan Darra sangat dekat dengan Pamannya ketimbang saudaranya yang lain.

"Tiga puluh menit lagi penerbangan, cepatlah bersiap Langit. Setelah kau sampai di Bandara Indonesia, Alex- tangan kanan Papahmu yang akan menjemputnya."

"Hm," Langit bergegas membawa kopernya hendak melangkah.

"Uncle..." rengekan seorang gadis kecil berhasil menghentikan langkahnya.

Gadis kecil itu memberontak ingin diturunkan dari gendongan Daddynya. Terpaksa sang Daddy menurunkannya.

Gadis manis berkuncir kuda itu berlari kearah Pamannya lalu menggelayuti kaki uncle nya dengan erat, seperti tidak ingin kehilangan.

Gadis manis berkuncir kuda itu berlari kearah Pamannya lalu menggelayuti kaki uncle nya dengan erat, seperti tidak ingin kehilangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Darra, uncle harus pergi."

"Uncle nggak boleh pelgi! Uncle halus temenin Dalla di sini! Pokoknya nggak boleh pelgi!" rengaknya dengan suara cadel.

Sudah lima tahun usianya namun Darra belum bisa menyebutkan huruf R. Menurutnya itu sangatlah sulit untuk diucapkan.

"Darra, sini sayang."

"Nggak mau Daddy! Dalla maunya sama Uncle."

"Sayang denger Daddy, Uncle Langit harus pergi, dia harus mengejar cita-citanya. Ini sudah keputusannya jadi Darra nggak boleh nahan-nahan lagi, understand?" jelas Hendra mengusap lembut rambut panjang anaknya.

Darra menggeleng cepat. "Dalla mau ikut Uncle, Dalla mau ikut!" rengeknya kembali terdengar.

Langit berjongkok di sebelah gadis manis itu lalu mengecup lembut kedua pipi chubby Darra.

"Darra mau ikut?"

Mata hazel Darra langsung berbinar saat mendengar ajakan Langit barusan. Buru-buru Dara mengangguk semangat hingga rambut panjangnya ikut bergoyang.

LANGIT & BULAN Where stories live. Discover now