BAD HUSBAND: Naraya

75K 4.2K 92
                                    

Happy Reading!

*****

"Maaf Nunggu lama." Ucap Deva dan menarik kursi di depan seorang gadis yang sedang meminum green tea di tangannya.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk. "Gapapa,"

"Serius? Biasanya cewek pasti marah kalo nunggu lama."

"Aku bukan tipe cewek kaya gitu Dev." Ucap Gadis itu dan terkekeh kecil menampilkan gigi putihnya.

"Jangan senyum Raya!" Ucap Deva.

Raya gadis itu menghentikan tawa kecilnya dan bertanya. "Kenapa?"

"Banyak cowok yang liatin kamu!" Ucap Deva terdengar nada cemburu nya.

"Cemburu? Masa sih seorang Deva cemburu?" Tanya Raya dan menatap jahil wajah Deva.

"Iya aku cemburu! Ah, iya aku ada sesuatu buat kamu tapi bentar aku mau pesan makanan dulu."

"Biar aku pesankan." Ucap Raya dan memanggil pelayan kafe untuk memesan makanan. Setelah menulis pesanan mereka pelayan pergi untuk menyiapkan Pesanan mereka.

"Tutup mata dulu." Pinta Deva dan di turuti oleh Raya.

Deva mengambil paper bag yang tadi ia simpan di bawah kursi dan menyimpannya di atas meja.

"Buka matanya." Titah Deva.

Raya membuka matanya dan menatap paper bag itu lantas gadis itu membuka isi paper bag itu. Wajah Raya terlihat kaget saat membuka kotak putih di dalam paper bag itu, sebuah kalung simple namun elegan dengan liontin dari berlian.

 Wajah Raya terlihat kaget saat membuka kotak putih di dalam paper bag itu, sebuah kalung simple namun elegan dengan liontin dari berlian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Untuk siapa ini Dev?"

"Untuk pacar aku yang ada di depan aku."

"Ini terlalu berlebih Deva, dan ini pasti mahal." Ucap Raya.

Raya suka bahkan sangat suka dengan kalung pemberian Deva, Tapi menurut Raya ini terlalu berlebih-lebihan karena Raya tidak ingin Deva menghambur kan uangnya, lagian Deva masih memakai uang kedua orangtua Deva.

"Ini gak mahal kok Raya sayang, Dan ini gak terlalu berlebih-lebihan."

Raya menghela nafasnya, Raya terlahir dari keluarga sederhana sedari kecil Raya tumbuh dengan hidup yang sederhana. Raya bahkan pernah merasakan menahan lapar karena sang ayah yang di tuduh korupsi.

"Aku gak bis-"

"Aku gak menerima penolakan Naraya putri Malik!" Cetus Deva dan menyebut nama lengkap Raya.

Raya dengan berat hati menerima pemberian dari Deva, percuma saja menolak karena Deva adalah lelaki keras kepala.

Tak lama pesanan mereka datang, Deva dan Raya menikmati makanan mereka masing masing, menghabiskan waktu sore.

*****


"Terima kasih atas waktunya hari ini Dev," ucap Raya.

Deva mengantarkan Raya pulang, dan berhenti di depan gerbang rumah gadis itu.

Deva tersenyum dan mengelus puncak kepala Raya, "Iya, Maaf aku gak bisa mampir ke rumah kamu udah malam. Dan salam untuk Tante Nana dan Om Putra."

"Iya Gapapa, Hati-hati di jalan ya! Jangan bawa mobil kencang Dev," Ucap raya untuk mengingat kan Deva.

"Iya bawel!" Ucap Deva dan mencubit pipi Raya.

Raya mengusap pipi nya karena cubitan dari Deva.

"Sakit tau!"

"Habisnya itu pipi bikin aku gemes! Malah pingin aku gigit!" Ucap Deva gemas.

"Udah sana pulang!" Usir Raya.

"Ngusir nih? Yaudah aku pulang dulu besok aku jemput jangan pergi dulu sebelum aku jemput! See you Tembem!" Ucap Deva dan berlari menuju mobilnya.

Raya tertawa melihat tingkah laku Deva, kata orang Deva cowok kasar dan dingin tapi menurut Raya Deva lelaki manja dan Humble.

*****

"ZERA!"

"ZERA!" Deva terus berteriak karena tidak menemukan Zera.

"Ck! Kemana sih tuh orang? Pagi pagi udah ngilang aja!" Gerutu Deva dan duduk di meja makan, Deva mencoba mencicipi makanan yang di buat oleh Zera.

Makanan sudah tersedia rapi di meja makan, tapi orang yang memasaknya tidak ada.

"Bodoamat! Gue makan duluan aja!" Ucap Deva.

Deva mengambil nasi dan lauk yang sudah tersedia di meja makan, Deva ada kuliah pagi jadi ia harus bangun pagi.

Cklek!

Suara pintu rumah yang di buka dan di tutup membuat Deva menghentikan makannya, dan muncullah sosok yang sedari tadi Deva teriaki namanya.

Zera dengan senyum nya menyapa Deva, "Kamu ada kuliah pagi?" Tanya Zera dan berjalan menuju lemari es.

"Habis dari mana Lo? Pake daster ke luar? Emang gak malu Lo?" Pertanyaan beruntun yang Deva berikan membuat Zera yang menyimpan beberapa sayur ke dalam lemari es pun terhenti dan menghampiri Deva.

"Aku abis dari depan beli bahan makanan, Ini daster pemberian Mamah." Tutur Zera dan menuangkan air di gelas Deva

Zera memberikan Air itu pada Deva. "Kamu kuliah pagi?" Tanya Zera.

"Hmm."

"Aku Nanti malam pulang agak terlambat karena aku harus kerja kelompok." Izin Zera.

"Oke,"

Zera tersenyum miris, ia kira Deva akan marah karena ia akan pulang malam tapi apa? Jawaban Deva membuat Zera tertampar oleh kenyataan. Zera selalu menyalahkan perasaannya yang terlalu mudah tersentuh.

Sadar Zera! Batin Zera berteriak.

"Gue berangkat dulu, Raya udah nunggu." Ucap Deva dan mengambil tasnya.

Zera membersihkan piring bekas Deva makan, Zera tidak makan karena tidak mood untuk makan padahal dirinya sendiri yang memasak.


*****

Vote and coment!!

Thanks 🦋

BAD HUSBAND [Selesai]Where stories live. Discover now