Panic attack

1K 153 11
                                    

Juyeon tarik rambutnya frustasi. Hwall masih belum sadar dari pingsannya.

"Juyeon." Suara yang lembut panggil nama Juyeon, buat sang pemilik nama itu menoleh. Ada Hyunjae yang senyum tenang menatapnya. Pacarnya itu jalan mendekatinya.

"Tenang. Nih, minum." Hyunjae menyodorkan satu cup minuman teh hangat.

"Gak bisa tenang, Jae. Hwall gak biasanya kayak gini." Baru kali ini Hyunjae lihat wajah Juyeon yang seakan mau nangis. Hyunjae masih berusaha pasang senyum palsunya.

"Sama dong. Gak biasanya Eric sama Jeno kayak gini." Hyunjae ngebalikin omongan Juyeon dan masih pasang senyum palsunya. "Udah, minum dulu. Ini juga buat Hwall ya nanti kalau sadar. Aku tunggu kamu diluar."

Juyeon letakkan minumannya dengan milik Hwall itu dinakas. Terus diem, natap wajah tenang Hwall yang hudungnya dipasang selang oksigen. Hwall emang sempat sesak nafas tadi sebelum pingsan.

Kalau dipikir, omongan Hyunjae bener banget. Ya meski keadaannya sedikit berbeda. Kalau si kembar itu keadaan fisik mereka. Tapi Hwall, keadaan mentalnya yang lagi gak baik-baik aja.

Juyeon hela nafas panjang beruasa tenang. Dia genggam tangan Hwall dan berusaha pasang senyum.

"Cepet bangun ya, kalau enggak nanti kakak marah loh sama kamu." Ujar Juyeon yang awalnya emang udah pasrah gak bakal direspon. Tapi jari Hwall gerak pelan.

Juyeon natap mata Hwall penuh harap adik sepupunya itu siuman. Hwall perlahan buka matanya, beberapa kali mengedipkannya untuk menyesuaikan cahaya disekitar.

"K-kak Juyeon." Hwall panggil Juyeon dengan suara paraunya.

"Ya? Butuh sesuatu? Mau dipanggilin dokter? Ngomong kamu mau apa."

Hwall menggelengkan kepala. "Duduk." Ucapnya dengan lirih. Pelan-pelan Juyeon bantu Hwall buat duduk.

"Minum ya? Tadi Hyunjae bawain kamu minum." Tawar Juyeon, tapi Hwall menggeleng.

Hwall diam, tatapannya kosong. Itu malah bikin Juyeon takut.

"Hwall." Yang dipanggil nengok. Bibir Hwall bergetar, air matanya ngalir gitu aja.

"J-jaemin. Kayak papa..hikss. Kak..." Juyeon langsung dekap Hwall erat-erat. Hwall trauma sama masa lalunya.

Dulu papanya meninggal karena kecelakaan. Sekarang dia lihat sahabatnya kecelakaan seakan mengingatkannya sama papanya.

"...kak. Yang lain selamat kan?" Juyeon gak bisa tahan tangisnya lagi. Dia gak tega dengar Hwall nangis kayak gini.

"Mereka pasti selamat kok. Kamu tenang ya, jangan nangis lagi." Juyeon usap rambut Hwall lembut.

"Enggak bisa kak...hikss...Jaemin, Hwall mau ketemu sama Jaemin kak. Untuk terakhir kalinya, please." Hwall natap Juyeon penuh harap.

"Oke, ayo." Juyeon bantu Hwall turun dari bankar.

♥︎♡︎♥︎

"Gimana sama Eric Jeno?" Tanya Juyeon menghampiri Hyunjae yang sedang menjadi sandaran Jacob.

"Koma. Eric sempat kritis karena pendarahan dikepala gak ada hentinya. Ya, semoga cepet sembuh dan sadar." Lagi-lagi Hyunjae masih bisa pasang senyum palsunya. Juyeon ngangguk pelan aja.

"Kamu gak ikut tidur?" Tanya Juyeon lagi setelah lihat Jacob tertidur pulas.

"Enggak. Nanti aja." Balas Hyunjae. "Hwall mana?"

"Bareng temennya." Balas Juyeon singkat lalu duduk disamping Hyunjae.

"Kenapa sama Hwall?"

"Traumatis. Keadaan papanya dulu mirip banget sama keadaan Jaemin. Meninggal ditempat kejadian. Sementara keadaan Eric, Jeno, Haechan itu kayak temen papanya. Beliau koma sampai beberapa minggu, tapi gak bisa selamat. Dia takut temen-temennya sama kayak temen papanya. Jadi ya gitu, Hwall bisa sampai kena panic attac." Jelas Juyeon secara rinci. Hyunjae cuman ngangguk aja.

𝐈 𝐋𝐎 𝐔 ; 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐎𝐘𝐙Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon