9. Kesalahan Besar

54 5 2
                                    


Malam itu David sangat kacau. Dia tidak bisa membohongi dirinya kalau kenyataan bahwa Cyntia sudah memiliki pria baru sangat melukai dirinya. Dia merasa menjadi pria bodoh yang sangat memprihatinkan, bisa-bisanya Cyntia memperlakukannya demikian sementara dia selama ini sangat menyayangi Cyntia. David benar-benar lost control tidak tau lagi sudah berapa gelas minuman beralkohol yang ditenggaknya. Dia benar-benar membutuhkan pelampiasan amarahnya yang sudah berada di ubun-ubun, alhasil David minum terus sampai hangover. Ini adalah kali pertama David minum sangat banyak sampai hangover, karena memang David bukan orang yang suka minum ataupun suka pergi ke bar.

Tidak disangka-sangka, ternyata pengaruh alkohol yang berlebih pada tubuh David mengakibatkan gairahnya meningkat drastis. Ketika sampai di apartemen Emily, dia sudah benar-benar kacau dan kesadarannya sudah diambang batas. Ketika melihat Emily masuk ke kamar untuk mengambil tas di atas nakas, tiba-tiba saja David menarik tangan Emily. Dia berada dalam kondisi sedang frustasi dan marah terhadap Cyntia sehingga mencari pelarian dan pelampiasan. Sialnya Emily saat itu, dialah yang dilihat oleh David. Tubuh David yang saat itu terasa sangat panas dan tiba-tiba dia melihat Emily yang phisically sangat menarik bagi David ditambah lagi kesadarannya yang kacau, akhirnya David melakukan hal yang sangat salah dan menjijikkan terhadap Emily. Dia telah berbuat dosa dan melukai Emily.

"Lepasin Vid, gue mau balik, lu tidur aja" Emily masih berusaha melepaskan genggaman kuat tangan David.

"Lu mau apa Vid, jangan kurang ajar ya, lepasin!"

David yang sudah bukan dirinya lagi menarik tangan Emily dengan kencang dan secara tiba-tiba sampai Emily terjatuh ke kasur dan menimpa David. Emily berusaha keras untuk bangkit tapi entah kenapa kekuatan David jauh lebih besar.

"Lepasin, lepasin brengsek, berani-beraninya lu kurang ajar" Emily masih terus berusaha melepaskan pelukan dari David, sambil dia berusaha memukul-mukul badan David yang bisa digapai.

"David brengsek, lepasin gue" Emily mulai panik. Ternyata David tidak hanya diam dia mulai menciumi Emily, dan membalikkan sehingga tubuh Emily berada dibawahnya. Emily tidak hanya diam, dia benar-benar ketakutan. Dia mencoba memukulkan kepalanya ke kepada David karena bagian tubuh lainnya sangat sulit digerakkan akibat dikunci oleh tubuh David. Hal itu ternyata tidak terlalu berpengaruh kepada David, justru Emily yang merasa kesakitan di kepalanya karena berbenturan dengan kepala David. Dia juga mencoba menggigit bahu David sekuat tenaga. David hanya meringis dan tetap tidak melepaskan Emily. David mulai menciumi bagian-bagian sensitif tubuh Emily seperti orang kesetanan.

Emily sangat ketakutan dan akhirnya menangis, dia benar-benar kehabisan tenaga untuk melawan David. Tubuhnya semakin melemah dan mulai bereaksi aneh karena sentuhan David. Dia menangis sangat dalam karena benar-benar tidak menginginkan hal ini. Dia merasakan sakit yang amat teramat dalam. Sementara David semakin membara dan benar-benar sedang berada di puncak gairahnya. Emily tidak bisa lagi menahan tubuhnya, tubuhnya memberikan respon yang tidak diinginkan oleh hati dan pikirannya. Dengan penuh paksaan akhirnya terjadilah hal yang sangat tidak diinginkan oleh Emily. Dia seolah baru melewati neraka dunia, dan yang dirasakannya hanyalah sakit yang luar biasa, sakit di hati dan juga seluruh tubuhnya. Emily menangis dengan sangat dalam dan akhirnya tertidur karena sudah terlalu lelah. Jangan tanyakan David, karena setelah dia berhasil melakukan pelepasan dia langsung tertidur dengan pulas.

Setelah pagi hari sekitar pukul 08:00 WIB, Emily terbangun karena handphonenya yang berdering, dia lalu mengangkatnya dan ternyata telpon dari mamanya yang menanyakan keberadaannya, Emily menjawab ibunya dengan sedikit berbohong, dia mengatakan menginap di apartemennya karena tadi malam sudah terlalu larut untuk pulang ke rumah. Setelah mematikan telponnya Emily melihat di sebelahnya ada David yang masih tertidur pulas, dia merasa sangat jijik dengan David dan bergegas untuk ke kamar mandi membersihkan diri karena keadaan tubuhnya saat ini sangat memprihatinkan.

David terbangun dan mendengar bunyi shower di kamar mandi. Kepalanya terasa sangat sakit, dia mencoba bangkit dan melihat sekitarnya. Dia masih bingung dengan keadaannya, dia sungguh berantakan dengan pakaian yang hampir tidak menempel lagi di tubuhnya. Dia tidak tahu saat ini dia di kamar siapa. David mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sambil memakai kembali pakaiannya. Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Emily sambil mengenakan bathrobe. Emily sekilas melihat David yang duduk di pinggiran kasur sambil memijat kepalanya.

"Emily? kok lu ada disini? ini dimana?" tanya David dengan polosnya.

"Sekarang juga lu keluar dari apartemen gue!" balas Emily dengan penuh amarah.

"Hah? ini apartemen lu? kok gue bisa ada disini?"

"Keluar sekarang juga, jangan sampai gue panggil security buat ngusir lu dari sini!" tegas Emily masih tidak sudi untuk melihat David.

"Tapii.. tapiii.."

"Keluar gue bilang!" Teriak Emily

David akhirnya keluar dari apartemen Emily dengan kebingungan dan kepala yang terasa sangat sakit. David langsung memanggil taksi dan pergi untuk pulang ke kosannya.

Emily terduduk di lantai dan menangis dengan sangat sedih. Dia benar-benar kasihan dengan dirinya sendiri. Setelah dia merasa sudah sedikit tenang, dia pun bersiap-siap merapikan dirinya, berpakaian dan juga mengenakan make up tipis untuk menutupi matanya yang sembab. Emily bergegas untuk pulang ke rumahnya karena dia merasa jijik dengan kamar apartemennya itu. Dia lalu menelepon layanan untuk membersihkan apartemennya khususnya kamar tersebut.

Sesampainya di rumahnya, Emily langsung disambut oleh mama dan papanya yang sedang bersantai duduk di teras rumah mereka.

"Loh sayang kamu udah pulang, kok kamu gak ngasih tau dulu sih kalau mau nginap di apartemen?" tanya Diana kepada putrinya.

"Iya mah, tadi malam itu udah larut banget, takutnya ganggu waktu istirahat mama sama papa makanya Emily gak bilang" jawab Emily sambil salim dan mencium pipi mama dan papanya.

"Loh, itu jidat kamu kenapa? kok biru gitu" tanya papa Emily. Memang papanya ini sangat teliti. huh.

"Ah iya pah, kemarin kepentok pintu, Emily kurang hati-hati hehe, yaudah ya pah mah Emily masuk dulu mau istirahat"

"Yaudah sayang, masuk sana istirahat, jangan lupa itu jidatnya dikasih salep biar cepat sembuh" Diana dengan penuh sayang membalas Emily.

"Okay mah, aku masuk dulu".

Everyone Can Fall in LoveWhere stories live. Discover now