26.

33.3K 2.9K 321
                                    

Raska menatap kearah cewek yang tengah bermain ponsel itu dengan senyum sedikit lebar sampai membuat ketiga temannya itu menoleh kearah yang Raska tuju. Setelah putus dengan Della yang hampir 1 tahun berpacaran, Raska hanya bersikap biasa. Bahkan cowok itu juga masih bisa bercanda dan berbincang ria dengan teman-temannya. Berbeda lagi dengan Della yang kali ini lebih pendiam, entah itu karena Raska atau masalah yang lain.

"Kalau suka samperin sana, dari pada ngeliatan kayak orang gila. Senyum-senyum sendiri," sindir Febri memutar bola matanya malas.

Raska tak menjawab dan tak menoleh kearah Febri mauapun kedua temannya yang lain. Matanya terus tertuju pada objek yangebih menyegarkan matanya. Bukan cewek seksi maupun montok, tapi cewek berpenampilan seadanya dengan rambut kuncir kuda yang tengah bermain ponsel.

"Gue heran deh Ras sama lo, setelah putus sama Della kayaknya lo baik-baik aja. Gak kayak tuh cewek yang nangis 7 hari 7 malam." Sulaiman menggeleng tak percaya.

Kali ini cowok itu menoleh dengan sebelah alis terangkat. Lalu mengedikkan bahunya acuh. "Biarin kenapa sih ah, salah sendiri suka ngatur. Kalian tahu kan gue tuh gak suka di atur, apalagi kalau dikekang. Dia seenaknya, gue bertindak." jawab Raska dengan santai dan tenang.

Santa menabok kepala belakang Raska. "Yang bertindak itu bukan elo, tapi cowok yang ada di dalam tubuh lo! Lo juga baik sama Della itu bukan karena kemauan lo sendiri, tapi cowok yang ada di dalam tubuh lo. Dia itu pengen elo terbebas dari kebejatan dan kebrengsekan lo itu. Belum tahu kan lo rasanya kalau udah hamilin cewek?" tukas Santa.

"Sekarang ini lo emang bebas dari kekangan orang tua lo, hidupnya lo enak, makmur dan juga berduit. Bilang mau ini, detik itu juga udah ada di depan lo. Mungkin, Kana pengen elo itu berubah, Ras." sambung Santa menatap serius sahabatnya.

Raska terdiam, tertohok dengan ucapan Santa yang memang ada benarnya. Kalian jangan salah jika kemarin Raska meminta untuk menjadi anak baik, sopan, ramah, dan tak bermain wanita. Itu semua bukan karena Raska sendiri, melainkan sosok alter ego yang ada di dalam tubuh Raska.

Kana, Raska menamai alter egonya dengan nama itu. Sosok cowok yang hinggap di dalam tubuh Raska. Mempunyai sifat yang berbanding balik dengan Raska yang asli. Auranya juga positif membuat Raska nyaman jika ada Kana. Serasa ada yang selalu mengingatkan untuk berbuat baik. Tapi ya emang Raskanya udah bad dulu ya mungkin semua itu bisa berubah kalau kita sendiri yang mengendalikan.

Tapi jangan samakan dengan niat Raska untuk mendapat cewek itu, semua itu murni karena kemauan Raska sendiri. Bukan alter egonya yang mengendalikan dirinya. Entahlah sampai kapan hidupnya selalu di ikuti oleh sosok lain di tubuhnya ini.

Febri yang merasa suasana menjadi canggung dan cukup mencekam lalu menepuk bahu Raska. "Yang di bilang Santa emang bener, tapi gak usah di masukin hati. Lo seharusnya sadar kalau semua kelakuan lo itu juga salah." katanya.

Raska mengangguk, ia juga tak tersinggung sama sekali. Ia memang tertohok dengan lontaran Santa, tapi juga tak menyalahkan ucapan cowok itu. Semuanya benar, Raska memang hidup dengan kemakmuran dan keharmonisan.

Tapi di balik semua itu juga ada keterpurukan Raska yang cowok itu pendam. Ia ingin bertemu dengan ibu kandungnya, Resha. Entah sampai kapan ia harus menunggu ibunya itu datang untuk menemuinya, Raska sendiri juga tak tahu.

"Dah dah, sekarang kalau emang lo suka sama tuh cewek, samperin terus ajakin dia jalan. Ya itung-itung pdkt 'lah." suruh Sulaiman mendorong-dorong bahu Raska.

Raska berdecak lalu bangkit dari duduknya. Tak lupa dengan gelas minuman yang ada ditangannya, ya itung-itung modus pengen duduk berdua karena meja kantin sekolah penuh.

Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang