6.

58K 5.2K 350
                                    

Sesampainya di kampus, Athala tak pernah memudarkan senyumnya sejak dari rumah. Bahkan di perjalanan, Athala senyum-senyum sendiri selayaknya orang gila. Ia juga terus berdecak mengingat betapa manisnya keluarga tanpa cinta ini.

Banyaknya sekali mahasiswa-mahasiswi yang menyapanya. Apalagi para mahasiswi yang menyapanya genit dengan beralasan menanyakan tugas atau menanyakan soal yang mereka tak ketahui tentang pelajaran yang Athala bimbing.

Saat Athala memasuki ruang dosen, ternyata sudah ada banyak sekali dosen yang sudah datang. Athala tersenyum seraya menyapa semua dosen yang ada di ruangan.

"Tumben, Pak Athala bawa paper bag? Isinya apa tuh?" tanya salah satu dosen pria dengan tatapan menggoda.

Athala tersenyum lalu menatap paper bag itu. "Bekal dari istri saya, Pak."

Sontak semuanya tersedak karena terkejut mendengar pernyataan Athala. Memang, semua rekan kerjanya tidak ada yang tahu jika ia menikah. Mengingat, ia hanya di jodohkan dan hanya mengundang keluarga dan kerabat terdekat.

"Pak Athala udah nikah?" kejut salah satu dosen wanita dengan wajah tak percaya.

Kepala Athala mengangguk dengan mengangkat salah satu tangannya yang terdapat cincin pernikahan dengan nama Bella.

"Pak Athala kapan nikah? Kok gak ngundang?" kesal Pak Priya, salah satu dosen senior disini.

Athala menyengir seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bingung, ingin menjawab apa. Masa iya mau di jawab jika dirinya hanya di jodohkan. Kan, malu kalau di kira gak laku.

"Cuma akad kok, Pak. Resepsinya belum tahu." alibinya tak sepenuhnya berbohong.

Acara pernikahanya dengan Bella memang hanya akad setelah itu selesai. Karena memang acaranya tertutup, maka kedua belah keluarga itu memutuskan untuk menunda resepsi sebelum mereka saling jatuh cinta.

Semua dosen itu langaung mengangguk paham. "Kalau gitu selamat ya Pak, saya mewakilkan semua dosen disini." ucap Pak Priya menjabat tangan Athala.

Athala tersenyum. "Iya makasih semuanya. Maaf gak ngundang, besok kalau resepsi bakalan saya undang." katanya meringis dalam hati.

"Iya pak, tidak apa-apa. Semoga sakinah, mawadah dan warohma ya, Pak."

"Makasih Bu Lindi." balas Athala.

"Oh ya Pak, siapa sih istri bapak? Siapa tahu, saya kenal." ujar Bu Lindi.

Athala mendongak lalu tersenyum. "Namanya Arabella Titania Putri, bu." sahutnya.

Seketika semua dosen senior langsung membelalakan matanya. "Bella mantan anak sasatra itu kan ya?" tebak Bu Sita menatap rekan kerjanya.

"Kayaknya iya. Eh istri bapak kuliah sastra bukan?" tanya Pak Priya memastikan.

Kepala Athala mengangguk ragu. Jujur, ia hanya tahu jika Bella seorang penulis saka. Dirinya tidak tahu jurusan apa yang dulu istrinya ambil.

"K-kayaknya iya, Pak hehe." jawabnya menyengir kuda.

Dahi mereka berkerut heran lalu menggelengkan kepalanya. "Masa bapak tidak tahu kuliah istri sendiri sih?" cibir Bu Lena, salah satu dosen muda.

Athala menggaruk dahinya. "Entah jurusan apa yang dia ambil, saya tidak tahu dan tidak mempermasalahkan, ibu.." sahutnya tersenyum.

Bu Lena mencebikkan bibirnya sebal. Ada rasa tak suka saat mendengar jika Athala sudah menikah. Dari awal ia menjadi dosen disini, ia sudah mulai tertarik dengan pria itu. Selain pintar, Athala juga orang yang humoris dan kelihatan sekali hidupnya tidka monoton dan datar-datar saja.

Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang