28| Beet latte = Croissant

4.6K 684 302
                                    

Mau menunasi janji.
Komen yang banyak. Happy reading

________________

Satu bulan terlewati sejak kelahiran Si Han Kecil. Mereka terjaga bersama, mengurus si kecil dengan sangat baik. Seokjin senang sekali, paling semangat ketika semua pekerjaan di kedai selesai dan bisa pulang ke rumah setelah itu. Bahkan jika memang sangat ingin mengurus Han kecil, Seokjin akan mengalahkan urusan kedai dan tak datang ke kedai.

Youra juga ibu yang baik, wanita bertanggung jawab. Seokjin bisa melihat jika Youra sayang dengan putra mereka, tapi keputusan wanita itu tentang pisah sudah tak bisa diganggu gugat.

Wanita itu memang lebih banyak tersenyum sejak putra mereka lahir. Alasannya karena senang putranya sudah lahir, dan berarti hari perpisahannya dengan Seokjin sudah dekat. Itu yang membuat Youra terlihat lebih bahagia belakangan ini. Youra mulai melakukan banyak hal setelah kelahiran putra mereka.

Seperti saat ini, Seokjin memperhatikan Youra dari ambang pintu. Istrinya itu sedang duduk di meja dengan penerangan lampu belajar, mencatatat sesuatu di atas kertas persegi warna-warni yang dikutipnya dari buku resep dengan tebal 591 halaman. Begitu terus setiap malam karena di siang harinya harus mengurus Han kecil yang rewel.

Youra melakukan banyak hal untuk persiapan perpisahan mereka, Youra juga sudah mulai mengurus surat-surat cerai, dan sudah mulai mencari tempat pembangunan untuk impiannya di Amerika. Memang wanita yang ambisius dan keputusannya sulit digoyahkan.

Untuk pertama kalinya, Seokjin merasa tak senang melihat Youra bahagia. Bahagia Youra menyakitinya. Pedih sekali hati Seokjin ketika berhadapan dengan kenyataan jika Youra semangat untuk meninggalkannya. Seokjin sudah gagal, benar-benar gagal membuat wanita ambisius itu jatuh cinta dalam waktu sebelas bulan. Segalanya sudah tak bisa diperjuangkan lagi.

Seokjin mengalihkan pandangan ke arah Han kecil mereka yang terlelap di atas ranjang, sangat terlelap. Seakan memberi ibunya kesempatan untuk belajar tentang resep dan menyiapkan perpisahan dengan sang ayah.

Dengan sangat tak diduga, putra kecil mereka di atas ranjang tiba-tiba menangis. Membuat Youra yang sibuk mencatat segera menghentikan aktivitasnya dan dengan cekatan mengambil si kecil.

"Haus lagi. Jam segini pasti haus." Youra mengambil si kecil. Begitu telaten dan tak sedikit pun ragu untuk memberi ASI. Sudah sangat hafal.

Seokjin yang masih berdiri di ambang pintu, menyeka air matanya yang entah kapan turun ke pipi. Sesuatu yang bergemuruh menyakitkan di dada dicoba untuk diajak berkompromi. Perlahan Seokjin. mendekat ke arah ranjang.

"Sudah buatkan susu formula?" Youra bertanya dan baru sadar Seokjin ada di sana.

Seokjin mengangguk, memberikan susu formula di tangan. Pria itu memang ke dapur untuk itu sebelumnya.

Dada Seokjin semakin sesak melihat senyum Youra. Kenapa wanita itu bisa tersenyum? Kenapa senyuman yang manis itu serasa menyakitkan?

"Kalau masih sakit, beri susu formula saja, Han Youra. Jangan siksa dirimu." Seokjin tau Youra sempat mengeluh kesakitan karena menyusui.

"Tidak apa. Aku sudah cari tau. Katanya harus tetap menyusui, kalau tidak nanti tersumbat. Juga, ASI lebih baik dari susu formula." Youra menjawab seperti itu. Nadanya ringan tanpa beban.

Youranya kuat. Seokjin tau itu. Bahkan Youra melahirkan putra mereka secara normal. Kuat sekali.

"Nanti dongengkan lagi setelah Han Min Ho puas minum. Dia suka didongengkan denganmu." Youra yang memangku Min Ho mendongak lagi untuk menatap Seokjin.

Ramyun Bakery [Seokjin]Where stories live. Discover now