15| After Party

5.7K 696 418
                                    

Komen yang banyak, ya. Chapter seru nih

_____________

Bel hotel ditekan berkali-kali sehingga menghasilkan bunyi dentingan sama banyaknya seperti yang ditekan. Han Seokjin mendekat ke pintu dan bisa merasakan energi tidak baik akan menghampirinya di pengawal hari, dan benar saja...

"Youra. Aku perlu bicara dengan Youra."

Seokjin memberikan tatapan tegas ke arah pria dengan kaos hitam dan jeans senada yang ia temukan di depan pintu kamar hotelnya pagi ini. Seokjin pikir pria ini jauh dari kata sopan, dari tatapannya saja sudah tidak sopan, nada bicara dan sikapnya apa lagi. Siapa lagi jika bukan Cho Jimin, entah dari mana pria itu bisa tau hotel, lantai, bahkan nomor kamarnya. Sungguhkah pria itu adalah seorang chef seperti apa yang Youra pernah ceritakan? Di mana sopan santunnya?

"Di dalam, dan tentunya tak ingin bertemu denganmu." Seokjin tak membuka lebar-lebar pintu kamar hotelnya, dibiarkan bercelah dengan tubuh pria itu sebagai pengganjal.

"Aku mau bicara, ada yang harus kujelaskan. Kau tak punya hak untuk menghentikanku."

Tatapan Seokjin tak teralihkan dari pria bernama Cho Jimin itu, sekalian menerka-nerka bagaimana watak sesungguhnya dari pria itu. Tentu saja Seokjin tau wataknya buruk, hanya saja Seokjin ingin meneliti keburukan-keburukan itu lebih mendalam lagi. Tampan memang, tapi apa gunanya jika tak memiliki sopan santun? Apalagi sampai melukai hati perempuan.

"Kau menganggap Youra itu apa?" Seokjin bertanya begitu sambil menarik gagang pintu, sampai akhirnya benar-benar menutup pintu di balik tubuhnya.

"Kita sangat dekat. Kau orang baru, mana tau."

Selain tak sopan, Seokjin baru saja tau jika pria bernama Cho Jimin itu ternyata terlalu percaya diri.

"Kekasihmu?" Seokjin menambah tanya ketika Jimin tak memberi jawaban yang memuaskan dan terkejut ketika Cho Jimin mengangguk dengan sangat percaya dirinya. "Lalu, tega mencium wanita lain di depan kekasihmu dan membuat kekasihmu kabur?"

Kilat mata Jimin berubah, aura dendam terpancar lebih jelas lagi dari ekspresi pria itu. Jika dibandingkan dengan perumpamaan ramen, Jimin adalah sup ramen di atas pot yang sudah mendidih dan akan menjadi sup ramen yang gagal jika api tidak segera dimatikan. Lalu, Seokjin adalah apinya, yang terus menyulut dengan tenang, tak peduli jika itu akan membuat Jimin gagal karena itulah rencana dari api itu sendiri. Menjaga segalanya tetap panas.

"Itu kesalah pahaman." Jimin masih teguh dengan pembelaan diri.

Seokjin kira semua yang dikatakan Jimin untuk membela diri adalah sebuah usaha yang sia-sia.

"Lebih baik kau pergi, aku tak akan membiarkan Youra pergi bersamamu lagi," ucap Seokjin menegaskan, menarik daerah teritori dan menjadikan hak patennya. "Youra aman bersamaku."

🍜🍰🍜


Youra menghentikan langkah di ambang pintu dapur, menemukan Seokjin di sana sedang sibuk dengan sesuatu di atas stove. Youra memang bangun kesiangan, hujan deras dengan petir malam kemarin membuatnya tak bisa tidur, gadis itu baru benar-benar terlelap jam tiga dini hari.

Entah sudah berapa lama Seokjin menghabiskan waktu di dapur, yang Youra bisa lihat pria itu sudah menyelesaikan gyeranmari yang berbahan dasar telur.

"Bokkeumbapnya sebentar lagi jadi." Seokjin menyadari kehadiran Youra, pria itu membicarakan tentang hidangan yang masih dibuatnya di atas stove.

Ramyun Bakery [Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang