26| First of April

4.9K 676 561
                                    

Komen yang banyak, tapi jangan hate komen. Chapter  kali ini lumayan panjang.

___________

Seokjin sedang mengintip ketika Youra sibuk dengan penganan manis di dapur apartemen. Selalu begitu, dapur Seokjin tak pernah terasa hidup sebelumnya, bahkan ketika pria itu belum menikah. Seokjin akan lebih memilih memasak di dapur kedai dibandingkan dapur apartemen, paling-paling dapur apartemennya hanya digunakan untuk membuat sarapan yang ringan, atau hanya sekedar membuat jus buah di pagi hari. Hanya merasa sayang saja mengotori dapur karena dapur apartemennya jauh lebih bersih dan terawat ketimbang dapur di kedai.

Tetapi semua itu berubah ketika Seokjin menikah dengan Youra. Pria itu malah senang tiap kali Youra menggunakan dan mengacaukan dapur apartemennya. Bahkan tak ragu untuk menambah item baru di dapur apartemen hanya untuk membuat Youra senang, seperti membeli oven baru dan lemari pendingin yang lebih besar. Semuanya dilakukan untuk Youra, tanpa wanita itu suruh. Suatu dorongan yang natural dalam diri Seokjin. 

Tak masalah juga jika Youra mengacaukan dapur dan juga noda penganan manis jauh lebih sulit dibersihkan ketimbang noda sup ramen. Sama sekali tak masalah, Seokjin akan membersihkan.

Menurut Seokjin, Youra adalah wanita tangguh walau suka marah-marah. Apalagi jika Seokjin mengambil alih pekerjaan wanita itu, Youra akan marah besar. Katanya, "jangan sok khawatir, juga pernikahannya kontrak."

Semakin sering Youra mengatakan hal seperti itu, maka semakin Seokjin ingin memiliki Youra. Kata-kata Youra yang seperti itu, seperti kalimat sayang sehari-hari di telinganya. Youra benar tentang pernyataannya beberapa bulan lalu, Seokjin itu terlalu perasa. Simp. Budak cintanya Youra.

Dalam keadaan hamil pun, Youra masih bisa menuntaskan segalanya sendiri, membuat posisi Seokjin terancam sebagai seorang suami. Pekerjaan rumah semuanya Youra kerjakan. Memasak, cuci piring, laundy, belum lagi membuat roti-roti di dapur seperti sekarang ini. Seokjin tak bisa menahan diri untuk tidak membantu Youra. Pria itu mendekat.

Pandangan Seokjin pasti lebih dulu tertuju pada wastafel. Prabotan kotor sudah menumpuk di sana. Tanpa diperintah, Seokjin langsung cekatan menyalakan saluran air wastafel dan mulai mencuci. Gerakan pria itu terhenti ketika menemukan mangkuk kotor bekas ramen di dekat wastafel.

Seokjin berbalik dan menatap Youra yang sedang bermain ponsel dengan tatapan marah.

"Kau menolak ramenku, tapi buat ramen sendiri?" Kalimat Seokjin bernada tuduhan.

Youra yang tadinya fokus bermain SNS kini pandangannya teralihkan ke arah Seokjin. Youra melipat bibirnya ke dalam, seharunya Youra langsung mencuci mangkuk ramennya setelah habis. Beginilah jadinya, malah ribut. Seokjin memang sensitif kalau masalah ramen.

"Hanya ingin," balas Youra kemudian.

"Bilang padaku. Aku buatkan." Seokjin sepenuhnya berbalik dan berbicara pada Youra. Sarung tangan silikon yang sudah sempat dipakainya kembali dilepas, seperti siap bertempur. Bertempur dalam perdebatan.

"Sudah terlanjur buat sendiri. Juga rasanya sama," balas Youra yang tak mau kalah. Seharusnya memang tidak ribut hanya karena mangkuk ramen.

"Tau alasan mengapa kita bertiga. Aku, kau, dan—ah, aku benci menyebut nama mantanmu." 

Selalu terjadi, jika sudah tentang ramen, Seokjin pasti akan menyangkut pautkannya dengan Cho Jimin.

"Cho Jimin. Sebut saja, begitu saja kok susah? Kan mantanku, bukan mantanmu," balas Youra sewot.

Ramyun Bakery [Seokjin]Where stories live. Discover now