03| The Princess and The Servant

4.7K 748 44
                                    

Youra tak menyangka malamnya akan berakhir seperti ini, rencana observasi ke restoran mewah juga batal, digantikan dengan acara mendengarkan keluh-kesah dari seorang Han Seokjin.

"Jadi kau mau aku bagaimana?" tanya Youra setelah Seokjin selesai berbicara.

Pria dengan warna kemeja senada dengan dressnya itu sudah menceritakan keseluruhan dari inti permasalahan perjodohan yang ibunya ingin lakukan. Tebakan Youra memang benar, gadis yang menabraknya tadi adalah kekasih Seokjin.

Mungkin orang-orang yang sesekali melempar tatapan ke arah mereka akan menganggap bahwa Seokjin dan Youra adalah pasangan kekasih yang sedang membicarakan rencana masa depan ditemani dengan wine. Pakaian mereka yang tak sengaja berwarna hitam memberi kesan bahwa pakaian itu sepasang dari butik yang sama dan memang dipesan dari jauh-jauh hari khusus untuk malam ini. Sayangnya, orang-orang itu hanya menebak dan tebakan tanpa dasar hanya memiliki kemungkinan tujuh persen untuk benar.

"Aku tau kau juga merasa risih dengan perjodohan ini. Jadi bantu aku dengan menolak perjodohan ini," Seokjin menggoyang-goyangkan kelas wine di tangan kananya, jari tengah dan ibu jarinya menjepit tepian wine.

Tentu saja, tentu saja Youra terganggu tentang perjodohannya dengan Seokjin. Jangankan perjodohan, tentang berkencan dengan pria pun tak terlintas untuk saat ini. Youra harus mengisi dirinya dengan penganan manis, salah satu caranya adalah melakukan observasi dan ekspresimen.

"Katakan saja pada ibu jika kau sudah punya kekasih, bisa kan?"

Berbohong sama sekali bukan stylenya. Namun, setelah melihat betapa malangnya Han Seokjin, mungkin patut dicoba. Juga, Youra tak masalah jika perjodohan itu dibatalkan.

🍰🍰🍰

Hening, hanya terdengar mesin mobil yang berdegung di telinga. Seokjin menawari Youra tumpangan setelah menyelesaikan urusan di restoran. Batal, semuanya batal, rencana observasi Youra batal. Mana bisa Youra melakukan apa yang diinginkan jika ada orang lain di sisinya, terlebihnya Seokjin. Itulah alasan mengapa Youra lebih suka pergi sendiri.

Dari ujung matanya Youra melihat sesekali ke arah Seokjin karena was-was. Pria itu banyak minum di restoran tadi.

"Sudah kubilang kau tak perlu khawatir." Seokjin merasa diperhatikan. Pria itu mengerti Youra khawatir, bukan pada dirinya melainkan pada keselamatan diri gadis itu sendiri tentang hal yang paling buruk bisa terjadi ketika mengemudi dalam keadaan mabuk.

Dalam keheningan, ada kekhawatiran lain yang menyelinap dalam diri Youra. Semakin mobil yang dikendarai Seokjin melaju lebih jauh lagi, maka semakin was-was perasaan Youra. Seharusnya Youra menolak sejak awal dan memilih untuk naik taxi saja seperti bagaimana gadis itu datang ke restoran. Kalau orang tuanya tau Youra pulang diantar Seokjin, gadis itu akan digoda habis-habisan. Sekarang harus bagaimana?

"Turunkan aku di depan bakery saja," ucap Youra cepat memecahkan keheningan setelah sadar jika sebentar lagi mereka akan tiba di tempat tujuan.

"Bukankah tokonya sudah tutup jam segini? " Seokjin tau hal itu dan sedikit bingung.

Youra mendadak berdebar karena hal konyol. Rencananya, Youra akan turun di depan bakery dan mengendap-endap masuk ke dalam dengan kunci cadangan toko yang selalu dibawanya.

"Y-ya. Turunkan saja disana," Youra tidak mungkin memberi alasan yang sebenarnya. Nanti malah Youra yang terlihat konyol.

Youra keluar dari mobil Seokjin tanpa Seokjin mempersilahkan. Lebih cepat menjauh dari pria itu, maka lebih baik. Namun-

Ramyun Bakery [Seokjin]Where stories live. Discover now