24| Amercement

4.3K 681 301
                                    

Komen yang banyakkkk🌠

______________

Bel apartemen ditekan pagi-pagi sekali, saat itu Youra sudah bangun dan sibuk di dapur. Dari arah dapur Youra bisa melihat Seokjin menyambut tamu, entah siapa. Seorang gadis yang sangat muda.

"Han Youra," Seokjin memanggil Youra untuk mendekat.

Youra masih sangat bingung dengan kehadiran tamu yang tak ia kenal itu. Gadis yang berdiri di sebelah Seokjin saat ini terlihat masih begitu muda. Ada satu koper yang ditarik gadis muda itu bersamanya.

"Oh Jina. Jina adalah anak didikku," Seokjin memperkenalkan gadis muda di sebelahnya.

"Aku Oh Jina. Senang bisa bertemu Youra eonnie secara langsung," gadis itu memperkenalkan diri dengan sopan. Juga, wajahnya berseri-seri saat menatap Youra.

"Kau mungkin tak tau, Jina adalah juniormu di CIA. Dia baru akan naik semester dua," Seokjin menjelaskan. Terlihat seperti sangat tau.

"Oh, benarkah? Aku tak pernah tau soal itu," balas Youra yang tak terlalu ramah juga.

"Aku banyak dengar tentang eonnie di CIA. Ternyata eonnie cantik ini adalah istri oppaku." Jina menyenggol lengan Seokjin untuk menggoda.

Youra terdiam. Banyak pertanyaan berkelebat di benaknya, tetapi wanita itu diam dan tak bertanya lebih. Pertanyaan yang paling Youra ingin tahu jawabannya adalah, apa sesungguhnya hubungan Oh Jina dengan Han Seokjin? Mereka terlihat begitu akrab dan mesra.

Sekarang saja Seokjin sedang mengantar Jina ke salah satu kamar kosong yang ada di apartemennya. Youra sudah kembali ke dapur dan mendengar samar-samar tawa mereka sesekali.

Selang beberapa menit, dari sudut matanya, Youra melihat Seokjin masuk ke dapur. Hanya melirik sebentar, kemudian kembali fokus membuat sarapan. Kali ini kimbab, bukan telur mata sapi lagi.

"Oh, bukan telur mata sapi lagi?" Seokjin cukup kaget melihat menu sarapan pagi ini. Bahkan ada acar dan omelet.

"Sudah selesai. Aku letakan dalam box, kalau mau makan tinggal ambil," ucap Youra menutup rapat box yang sudah penuh dengan kimbab.

Ketika Youra akan melenggang dari dapur, Seokjin menahan pinggang Youra, membuat Youra mendongak menatap pria itu.

"Tak mau tanya lebih banyak tentang Jina?" ucap Seokjin kemudian.

Youra mengangkat alisnya, kemudian menggeleng. Wanita itu memang sempat bertanya-tanya, tetapi tak dijawab juga tak apa. Urusan Seokjin sebisa mungkin tak dijadikan urusannya juga.

"Jina itu anak didikku. Sudah seperti adikku. Umurnya baru delapan belas tahun," jelas Seokjin tanpa Youra suruh.

Youra mengangguk-angguk. "Oke," balasnya singkat dan terlihat cuek.

"Oh Jina akan menetap di sini selama aku di Jepang. Jina akan menemani dan membantumu selama tak ada aku," tambah Seokjin.

Youra mengernyit. Tatapannya berubah. "Aku tak perlu ditemani dan dibantu. Aku bisa sendiri," elaknya.

"Kau hamil. Biarkan Jina temani. Aku was-was kalau kau sendirian di rumah," Seokjin menekan nada suaranya. Meyakinkan Youra jika kalimatnya tak bohong.

"Aku tak suka seseorang yang tak aku kenal membantuku di dapur. Aku tak perlu sesuatu yang seperti itu," protes Youra lagi.

Tatapan Seokjin berubah sendu. Tangannya terangkat untuk memegang kedua bahu Youra.

Ramyun Bakery [Seokjin]Where stories live. Discover now