"ASU! KAGET BAMSAD! KENAPA SIH LO?!" Suara Fikko mulai terdengar oleh ketiga nya, karena mereka menyuruh Lia untuk mengaktifkan speaker nya.

"Diem lo! Hah, apa? Gimana-gimana?" Nomy diseberang sana mulai blank, kini pikiran nya sudah berkeliaran kemana-mana.

Gadis itu berdecak sedangkan kedua sahabat nya berusaha sekuat tenaga untuk tidak menyemburkan tawa mereka.

"Itu foto siapa yang ada di ig lo, mana telanjang lagi." Lia kembali mengulang kalimat nya.

"Foto apaan sih anjir? Mana ada foto telanjang di ig gue!" bantah Nomy tak terima. Enak saja ia anak baik, sholeh dan rajin menabung tapi boong ini tak pernah post foto telanjang.

"Ya gatau, makanya gue nanya!"

Diseberang sana Lia bisa mendengar kekehan Nomy dengan nada jahil didalam nya. "Jadi selama ini lo sering kepoin ig gue?"

"IDIH! GAK ADA GUNANYA JUGA GUE KEPOIN IG LO!" Lia langsung mematikan panggilan itu sepihak, ia sudah kesal karena Nomy.

"Ptfff.. BHAHAHAHA ANJIR! BANGSAT USUS GUE GETER!" Kedua nya tertawa terpingkal-pingkal hingga terjatuh ke bawah lantai.

Semua siswi yang berada disana menatap aneh ketiga gadis itu. Bahkan ada dari mereka yang tengah berdandan, mengoleskan sebuah lipstik dibibir nya malah mencong keluar jalan.

"AH SIAL! ANJING BANGET SI NOMY! DIA KATA GUE APAAN ANJIR, GAK ADA GUNANYA JUGA KEPOIN IG NYA DIA!" Lia masih mencak-mencak kesal hingga mengacak rambut nya tak karuan.

"Hahaha.. Lia berhenti goblok, haha.. Anjir gue gak kuat ketawa!" Rachel memegangi perut nya yang sakit akibat terus tertawa.

Lia mendengus kesal karena kedua nya tak berhenti tertawa. "BERHENTI KETAWA SIALAN!" Jerit nya membuat Amel-teman sekelas nya yang tengah bercermin di camera ponsel nya terkejut hingga ponsel nya terjatuh.

"OMG! PONSEL MAHAL GUE! LIA ANJIR, PONSEL GUE JATOH SIALAN!" Lia memutar tubuh nya hingga berhadapan dengan Amel yang terhalang oleh dua meja.

"Idih! Alay anjir, masih untung tuh ponsel lo jatuh dikelas. Coba lo bayangin kalau ponsel yang kata lo mahal itu jatuh dari gedung sepuluh lantai, pasti udah Innalillahi."

"LO NGEDOAIN PONSEL GUE JATOH LAGI?!" Lia mengedikan bahu nya acuh.

"Gue cuma ngomong yang sebener nya pengen banget sampe terjadi,"

"Sialan!"

Tak lama ponsel milik Mellissa berdering menandakan adanya panggilan masuk dari Dafi. Tumben banget dia nelpon, kesurupan jin mana tuh anak? Pikir Mellissa.

Karena sekarang semenjak memasuki dunia perkuliahan, Dafi jarang sekali menelpon nya. Bahkan jika menelpon pun itu hanya untuk mengatakan bahwa ia sudah berada didepan gerbang untuk menjemput nya.

Ia menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponsel nya ke telinga.

"Apa? Tumben banget lo nelpon, lagi kesurupan ya, lo?"

Dafi diseberang sana berdecak dengan nafas yang tersenggal-senggal. "Budayakan salam dulu, bamsad!"

Mellissa cengengesan dibuat nya. Ia sampai menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Assalamualaikum, abang ku yang mungkin sekarang lagi kesurupan, ada apa gerangan menelpon?"

Dafi lagi-lagi berdecak karena kelakuan adik nya itu. "Waalaikumsalam, sialan banget gue punya adik kayak lo!"

Mellissa mendengus. Apa ada yang salah dengan dirinya?

"Mau apa nelpon segala? Lo bolos kuliah ya?" tebak nya.

"Ya kagak lah anjir! Gue udah tobat, jangan ngadi-ngadi!"

"He'em, gue percaya sama lo. Terus ngapain nelpon?"

"MELL! GAWAT MELL, GAWAT! EMERGENCI WOYY!" Mellissa kini mendengar suara Ando. Apa mungkin tebakan nya benar bahwa abang nya itu sedang bolos kuliah?

"Lo kak Ando ngapain lo, kak?"

"UDAH MELL! JANGAN BANYAK BACOT, BURUAN LO KESINI!" Kini suara Haikal yang mulai terdengar khawatir.

"Kemana dulu bambang?!" kesal nya. Ia jadi panik sendiri.

"KE RUMAH SAKIT!"

"Ngapain ke rumah sakit? Siapa yang sakit?!"

"MARVEL KEJANG-KEJANG, MELL!"

•MARVEL•

Tbc
Thank you❤

MARVEL 2 [REST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang