Prolog

2.2K 120 9
                                    


















































































































































Entah apa yang ku rasakan, aku mencintai seorang pria yang jauh lebih tua dan berjarak jauh dariku,

Aku sadar betul bahwa dia adalah seorang pria kaya yang masih memiliki seorang istri dan kedua anaknya! Mengapa rasa ini bisa mencuat hadir di benakku sendiri.

Tapi aku tak bisa menutupinya,
Tak bisa ku pungkiri, bahwa aku mencintainya..

_________________________________

Menjadi seorang jurnalis bukanlah hal mudah bagiku selama ini. Usiaku yang sudah mencapai kepala tiga, dengan gaji selayaknya dan seadanya memaksaku untuk tetap bertahan dan hidup seorang diri. Lebih tepatnya, un-marriage.

Tet.. Tet..

Jam dering berbunyi, waktu sudah menandakan 6.30, saatnya diriku bersiap. Menuju kantor di depan persimpangan jalan utama di kota Amsterdam, Belanda. Kembali lagi berjumpa dengan puluhan berkas dan juga kertas dengan pena dan tinta. Hal yang menyebabkan tetapi memang harus dijalani.

Bersama dengan puluhan kawan kerjaku yang lainnya. Aku hanyalah perempuan seorang diri disana, mayoritas adalah laki laki karena menjadi jurnalis adalah pekerjaan yang berat.

Tugasku adalah merangkai kata kata yang tepat dari 'bahan' pencarian data mentah sebuah 'berita' agar layak disajikan kehadapan publik. Membuatnya menjadi bisa dinikmati dengan sedikit tambahan 'bumbu' di dunia pers, yang mampu meningkatkan daya jualnya.

Tok.. Tok..

" Come in!! "

Aku melangkah masuk melewati sebuah pintu pemisah antara kedua ruangan. Melangkah kedalam perlahan menemui seorang ketua direksi yang sudah menjadi kolega atasanku dan juga penanggungjawab mengenai berita yang belum sempat dicetak untuk di cek kembali olehnya, dalam istilah lain. Menghindari kesalahan pers di dalam berita.

" Uhm.. sir.. " Aku merasa sedikit gugup, bagaimana tidak, ia terlihat sangat gagah dengan kemejanya dan menghisap seputung rokok dari jari jemari ditangan kanannya, sungguh.. aku hilang fokus. " Bagaimana, Russell? Apa yang membawamu hingga datang kemari? "

Jawabnya dengan suaranya yang berat dan indah, menciptakan sebuah ketenangan yang memecahkan kabut kekhawatiran ku. Pria itu beranjak dari posisi semulanya, ia mengabaikan tugasnya merevisi berita mana saja yang akan muncul edisi hari ini. " A-aku sudah membuat berita edisi hari ini untuk di edarkan besok, sir "

" Coba!! Bacakan Russell! "

" I-ini Internasional sir— "

" Cepat bacakan, aku tak akan memarahimu.. karena kau—" kata katanya terhenti, manik hazel yang indah itu bersapaan dengan milikku sesaat. Saling mendalami satu sama lain, tanpa kata, tanpa kegiatan lain yang seharusnya aku kerjakan.

" S-sorry sir! Jangan kasihani aku karena aku adalah seorang perempuan! " Pandangannya buyar, tatapannya menjadi kalang kabut karena ucapan ku mengejutkan ekspetasinya dari seorang gadis berusia lebih dari 30 tahun.

" Nothing!! Repeat again!! "

Membaca hasil tugas yang semulanyaku buat, mengenai Revolusi Perancis dan segala ke porak-porandaan nya yang tercipta disana. Aku merasakan pandangannya tak lepas dariku, menatapku tiada henti hingga pada akhirnya titik terakhir tulisan dalam selembar kertas yang ku buat sebelum menemuinya.

" Siapa nama lengkapmu? "

" Russell van der Heide, master " langkahnya mendekati ku, suara didalam ruangan tersebut sangatlah hening. Hingga bisa terdengar suara bising mesin penjilid berita dari sudut ruangan tersebut. " Kau baru disini? "

" Tidak sir.. uhm.. aku sudah bekerja 4 tahun lebih disini, sir "

" Mengapa aku baru melihatmu? " Aku ingin menatap matanya, tapi niat dan keberanian ku tak sebesar itu.

" Aku menggantikan ketua redaksi, Mr. de Haan.. karena kemarin anda memerintahkan nya untuk meliput di
Nederlandsch Oost-Indie, sir .. oleh karena itu aku diperintahkan olehnya mengemban posisinya yang terdahulu sementara waktu sampai ia kembali master " akhirnya aku memberanikan diri menatap manik dan wajahnya dan tersenyum tipis, tak menyangka bahwa jaraknya sangat berdekatan denganku. Aku berharap tak akan pingsan di waktu waktu seperti ini.

" Tapi kau adalah perempuan, Russell! Kau bisa menolaknya karena itu.. "

" Aku memang perempuan sir, apakah salah dengan ketetapan Tuhan ini padaku? Aku mampu mengemban tugas ini!! "

" Dan bagaimana tugasmu menjadi seorang istri dan ibu untuk keluarga mu? "

" I didn't have a husband and children, sir.. I'm a single woman! "

" Kau melawan ketetapan yang ada!! Bagaimana dengan orang tuamu!! "

" Ketetapan apa yang anda maksud sir, aku hanya bekerja disini sebagai bawahan mu—"

" Ketetapan bahwa seorang wanita harus memiliki seorang suami, Russell! "

" Aku tidak pernah menemui seorang lelaki yang sepenuhnya mencintaiku dan aku belum pernah mencintai seseorang lelaki didalam hidupku, sir "

" Di usiamu saat ini? "

" I'm 32 years old "

****

Merenungi perkataan gadis itu, ia terlihat sangat kuat dan mandiri. Berbanding terbalik dengan wanita lain diluar sana yang hanya berlenggang dan berleha-leha setelah mengurus urusan rumah dan keluarga. Menghabiskan uang suami bahkan untuk memamerkan barang hiasannya di setiap pesta malam misalnya.

Ia mulai tertarik, ia penasaran dengan alasan mengapa wanita tersebut masih melajang di usianya yang terbilang sudah tua?






































____________________________________
TBC

GA RAME GA LANJUT...

Endless LoveWhere stories live. Discover now