Chapter 20 : One Day with Loud

684 31 1
                                    

Postingan dari akun twitter SchoolCAGossiptersebut sontak membuat sekolah heboh, pasalnya Vania yang sudah diketahui satu sekolah bahwa dia pacaran dengan pangeran sekolah yaitu Leon, namun dengan beredarnya foto Vania yang berciuman dengan Alec kemarin sontak membuat siswa dan siswi di sekolah tersebut terheran-heran, bagaimana seorang Vania bisa mengkhianati Leon yang notabenenya sudah terkenal satu sekolah dengan siswa terbaik dan ber-prestasi, dan itu membuat para siswa dan siswi berasumsi kepada Vania bahwa Vania merupakan tukang selingkuh.

Hari ini Vania pergi ke sekolah, dan benar saja semua orang melirik ke arah Vania, sepertinya para siswa dan siswi di sekolah tersebut sudah tahu bahwa fotonya dengan Alec yang tersebar di twitter.

"Apa dia tidak malu dengan datang ke sekolah ini?" ucap salah satu siswi yang melirik ke arah Vania di saat Vania berjalan ke arah kelasnya.

Apa boleh buat, Vania hanya bisa mengabaikan suara-suara yang mengejeknya, dan untuk Leon dan Alec, Vania belum mendengar kabar dari mereka.

Vania sekarang berada di kelasnya, satu kelas itu tidak ada mendekati Vania, bahkan Syilla sedikitpun dia tak mendekati Vania, dan Vania sudah menduga bahwa yang menyebarkan fotonya dengan Alec yaitu Syilla. Karena, Syilla satu-satunya orang yang melihat Vania dan Alec berciuman saat kemarin.

Suasana di kelas ramai, dan beberapa menit kemudian, Alec datang dan duduk di bangkunya seperti biasa. "Are you okay?"

Vania melirik ke arah Alec, dan yang hanya dia lakukan hanya mengangguk dan menampilkan senyum manisnya kepada Alec.

Alec tahu sebenarnya Vania sedang tidak baik-baik saja, meskipun Vania menampilkan senyumnya yang manis, tetapi dia tahu di lubuk hatinya yang paling dalam, Vania sedang bersedih dalam menghadapi situasi ini.

***

Pelajaran dimulai dan di akhiri seperti biasa, sepertinya Leon tidak ke sekolah hari ini, Vania mencari Leon saat istirahat, dia ke kelasnya dan seseorang mengatakan bahwa hari ini Leon tidak masuk, sedangkan untuk Alec, Vania memintanya untuk menjauhinya beberapa hari ini, dan Alec setuju akan hal itu. Alec mengerti dengan situasi ini dan Alec berharap setelah situasi ini reda Alec bisa bersama lagi dengan Vania.

Setelah bell pulang sekolah, Vania langsung membereskan barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tasnya, namun, tiba-tiba Syilla dengan tiga temannya menghampiri Vania yang sedang duduk itu, kelas kosong para murid sudah pulang terlebih dahulu termasuk Alec.

"Kenapa?" tanya Vania.

PLAK

Syilla menampar Vania hingga menyebabkan pipi putih Vania itu menjadi merah seketika dan Vania merasakan perih di bagian pipinya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?" Vania seketika marah ketika Syilla melakukan itu terhadapnya.

"Kamu harus menerimanya," ucap Syilla. "Let's go girls." lanjut Syilla dengan kedua temannya.

Vania menghampiri Syilla dan menarik lengannya, "Apa?! Kamu marah karena kamu melihat aku sama Alec berciuman?"

Syilla langsung melepas cengkraman tangan Vania dengan mendorongnya hingga membuat Vania terjatuh ke lantai. Syilla mengintruksikan kedua temannya dengan menggerakkan kepalanya, lalu kedua teman Syilla memegang tangan Vania hingga membuat Vania berdiri kembali lalu memeganginya.

Syilla berbisik kepada teman satunya lagi, dan seperti memberi perintah kepada temannya itu. "LEPASIN AKU!" Teriak Vania ketika tubuhnya tak bisa berbuat apa-apa.

Teman Syilla datang dan membawa ember berisi air, lalu memberikannya kepada Syilla, Syilla. Kedua mata Vania terbelalak ketika melihat itu dan langsung saja, Syilla mengguyurkan ember berisi air itu kepada Vania hingga membuat Vania basah kuyu total.

"Loser," ucap Syilla sembari tersenyum, dan ketiga temannya langsung tertawa seketika melihat Vania basah dari atas sampai bawah.

Mereka pun meninggalkan Vania sendirian di kelas, sedangkan Vania hanya terdiam saja seketika sesaat dirinya terkena air dari ember yang di pegang Syilla.

Vania kesal, marah, dan sedih tetapi apa boleh buat, persahabatan yang erat pun akan hancur karena cinta, buktinya sekarang, Syilla benar-benar berbeda dari biasanya sejak dia tahu hubungan Vania dan Alec.

Satu persahabatan di antara dua orang apalagi perempuan, akan hancur ketika satu pria datang di antara mereka dan dua dari mereka menyukainya. Begitulah yang Vania rasakan, Syilla benar-benar berubah drastis.

Kini, Vania mengambil tasnya dan pergi ke kamar mandi, di kamar mandi, dia hanya memakai make up-nya yang luntur dan langsung pulang ke rumah, meskipun pakaian dia basah, tetapi apa boleh buat, lebih baik dia ke rumah untuk berganti pakaian, tadinya selepas pulang sekolah dia akan pergi ke rumah Leon, namun dia tak menyangka bahwa kejadiannya akan seperti ini.

***

Sampai di rumahnya dia langsung mengganti seluruh pakaiannya dengan outifts yang casual, dia tak boleh salah langkah, Vania mempunyai rencana bahwa dia ingin mempunyai Alec dan Leon, dia ingin bersama berdua dengan mereka, dia harus meyakinkan bahwa Alec dan Leon akan baik-baik saja ketika mereka menjalin hubungan dengan Vania.

Vania memesan taxi online dan langsung menaikinya dan menuju ke rumah Leon, dia sudah menghubungi Leon sejak pulang sekolah, namun tak kunjung mendapat balasan dari Leon, dan muncullah rasa khawatir Vania terhadap Leon.

Beberapa menit kemudian Vania sampai di rumah Leon, seperti biasa ada security di depan rumahnya, dan Vania langsung menghampirinya.

"Halo Pak, saya mau bertemu dengan Leon." ucap Vania.

"Ah, nona Vania, silahkan masuk non, biar saya antar." ujar sang satpam.

Vania pun berjalan dari belakang mengikuti Bapak Satpam yang akan mengantarkannya kepada Leon, dan sampailah mereka di depan kamar Leon.

"Saya dapat kabar bahwa tuan muda Leon tak kunjung keluar kamar dari kemarin, dia berkata dia tidak ingin diganggu siapapun, siapa tahu oleh nona Vania, tuan muda Leon bisa keluar kamarnya untuk makan. Kalau begitu, saya pergi keluar ya." ujar bapak satpam tersebut.

Vania mengangguk paham, Leon pasti sekarang sedang kesal karena kejadian kemarin. Vania pun mencoba mengetuk pintu kamar Leon.

Tok... Tok... Tok...

"Babe? Ini aku... Vania... Boleh aku masuk?" tanya Vania.

Vania tak kunjung dapat balasan, hingga Vania terus mengetuk pintu itu, hingga membuat Leon membuka pintu itu.

"Ada apa si?! Aku nggak mau di ganggu." ucapnya dengan sinis.

Vania langsung merangkul Leon dan memeluknya hingga mempertemukan kedua matanya dengan matanya Leon, mereka saling bertatapan dan tatapan Vania berhasil membuat Leon mengeluarkan semburat merah di pipinya.

"Look at you, kamu tuh nggak bisa jauh-jauh dari aku," Vania memegang pipi Leon meskipun dirinya harus menegak ke atas.

Mendengar Vania berkata seperti itu, membuat Leon tersipu malu dan memalingkan pandangannya ke arah lain, di sisi lain, Vania dapat merasakan jantung Leon yang berdegup kencang.

"Kiss me..." pinta Vania.

***

Bersambung...

One Kiss Got ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang